Part 12

11 3 1
                                    

Jangan segaja hilang untuk dicari
Karena bisa saja hilangmu, dapat dengan mudah terganti.

                                                     -Gibran-

Kejadian kemarin, aku sama sekali tidak membalas pesan atau mengangkat telfon Gibran. Layaknya rutinitas, Gibran selalu mengirimkan pesan setiap paginya padaku. Dan pagi ini Gibran mengirimkan sebuah pesan lagi.

Gibran
Puput, bolehkah aku memujimu sesaat? Rambutmu hitam, begitu indah, mata coklatmu, takkan bisa kulupakan.
Harum tubuhmu, seakan menempel pada tubuhku seharian.
Tapi puput, apakah kamu tahu apa yang paling aku suka?

Yaitu senyummu, karena senyummu begitu indah dilihat.
Good morning, bidadari :)

Mau tak mau, aku tersenyum membancanya. Tapi aku tidak bisa baper pada Gibran hanya karena sebuah LINE gombal seperti itu. Aku menyibakkan selimutku dan menuju kamar mandi.

Setelah siap, aku berangkat sekolah dengan ojek langgananku. Memasuki gerbang sekolah, entah mengapa perasaanku tidak enak. Apa aku harus tetap dirumah? Bolos? Aku menggeleng.

Dengan tekad yang bulat, aku melangkahkan kakiku. Memasuki gerbang sekolah, merasa tidak masalah, aku tetap berjalan menuju kelasku.

"Pagi"Sapa Tata, "Gimana kabar lo?"

Aku menaikkan dagu, "Gitudeh. Tapi dah baikan kok. Setidaknya, gue bisa belajar dari kemaren. Gue harus menjauh dari Gibran, gitu kan?"

"Terus, kalo lo menjauh dari Gibran, gimana caranya kalian bisa ngungkapin perasaan kalian masing-masing? Kalo diem-dieman dan nggak mau gerak, ya perasaan kalian nggak akan gerak juga..... "kata Tata. Tata menunjuk-nunyjuk dagunya seakan berfikir keras." Put! Gue punya ide!"

"Apa?"

"Gimana kalau lo buktiin ke Gibran kalo lo nggak akan jatuh cinta sama dia. Dan sebaliknya lo harus bisa bikin dia kelepek-kelepek sama lo. Lo mainin perasaan dia. Lo mainin perasaan dia. Biarin dia kan walau tanpang dingin kekgitu tp sering nyakitin hati cewek!"kata Tata.

Aku menguluarkan kening, ide Tata kedengeran terlalu ekstrim.

"Nggak ah. Gue nggak bisa. Gue nggak bisa mainin perasaan orang. Karma berlaku, Ta" Kataku

Tata menghela nafas, "Yaudah. Tapi lo bisa gunaian ide gue kapanpun kok. Dan gue nggak akan kasih tau siap-siap"

Aku tersenyum mendengarnya,
"Thanks Ta. Youre the best"

                    __-__-__-__-__-__-__

Bel istirahat berbunyi, aku dan Tata  sudah diajak Gibran untuk duduk bersama Gibran dan dan teman-temannya dikantin. Aku tak menghiraukan ancaman sinta, aku duduk dan ketawa bersama mereka.

Gibran datang membawakan dua piring nasi goreng.

"Thanks, gak usah repot-repot"kataku. Gibran hanya tersenyum.

"Put, Gibran gimana sejauh ini?" Tanya Raka penasaran.

"Gimana apanya?" Tanyaku bingung

"Dia nyakitin kamu ngak?" Kini Tion      yang bertanya.

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang