6. Bingung

37 18 0
                                    

Namun,ketika keluar dari area ruang art...

"Shin shin mundur!" dengan tiba tiba fieny menarik tangan shinta.

"Ada apa sii?"ucap shinta bingung menatap temannya itu sambil ikut ngumpet.

fieny sedang mengintip begitu pula shinta karna rasa penasarannya.

Seketika itu napas shinta tercekat,jantungnya mencelos,dadanya sakit tepat di hatinya.

"Ada apa si fien sebenernya? Kenapa gue yang punya masalah tapi gak tau masalah gue apa" lirih shinta sembari menatap kosong kepergian mereka.

Mereka. Sang kekasih dengan cewe lain.

Fieny menatap shinta dengan iba,seakan ikut merasakan apa yang dirasakan shinta.

"Tenangin hati lo dulu shin,positif thinking lah,mungkin aja cewe itu niat baik untuk bantuin Riko atau..."

"Hah! Mungkin kan dia anak PMR!" lanjut fieny dengan ekspresi memastikan kalau dugaannya pasti benar.

Tapi saat ini, Shinta tak ingin menduga-duga apa yang otaknya pikirkan,kali ini Shinta terkalahkan oleh egonya dan lebih memilih kata hatinya yang sedang buruk.

Tapi dia tidak boleh egois, dia tetap tidak mau melukai orang lain, terutama sahabatnya itu walaupun dugaan fieny tidak bisa ia terima dengan mudah.

"Tapi lo tetep gak bisa merasakan apa yang gue rasakan fien. Lo gak tau sakit yang lagi gue rasain. Lo gak tau,dan gak akan pernah tau. Karena..."

"Tolak ukur kesedihan dan rasa sakit seseorang berbeda beda. Yang mungkin menurut lo sepele. Tapi tidak bagi gue"

Fieny mengangguk-angguk mencoba memaklumi apa yang sedang Shinta alami. benar, dia tidak merasakan sakit yang shinta rasakan.

Namun, Shinta sudah seperti saudaranya sendiri melihatnya sedih membuat hatinya berdenyut sakit, karena fieny jarang sekali melihat Shinta menangis, menunjukkan raut sedihnya, jarang sekali.

Sampai sampai fieny harus mengeluarkan berbagai jurus agar sahabatnya itu bisa menceritakan sebagian atau bahkan semua masalahnya.

Melepaskan sejenak rasa sakit yang membelenggu di dada. Menghilangkan beban kesedihan yang selalu terngiang ketika sedang sendiri.

Mengingat kembali bahwa hidup memang harus ada rasa sakit. Dan kita diharuskan untuk menerimanya dengan lapang dada.

Yang terpenting yang harus kalian tahu, hidup ini penuh kejutan. Kejutan kebahagiaan atau kesedihan.

Dan sekarang sepertinya kejutan baru akan datang.

"GENJRENG!!!"bunyi nyaring dari petikan sebuah gitar.

"Jeng jereng jeng jeng... GOYANG!. Jeng jereng jeng jeng... HOBAH!"

Fieny dan Shinta sontak menoleh kebelakang, dan ternyata bapak gendut itu lagi yang berulah.

Dengan mulut terbuka lebar dan saling bertatapan Shinta dan Fieny geleng geleng tidak percaya dengan kelakuan absurd pak gurunya itu.

"HAREUDANG HAREUDANG HAREUDANG, PANAS PANAS PANAS, ASEK ASEK JOS, HOBAH, GOYANG NENG!"

Sepertinya pak gurunya itu perlu menenangkan dirinya sendiri. Jadi Shinta dan Fieny memilih melarikan diri untuk kesehatan telinganya.

"Aduh! Parah bet dah, hahaha"ucap Shinta sambil tertawa dengan napas ngos ngosan.

My Perfect Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang