tchu

66 7 1
                                    

ΠP U L A N GΠ
-•°•_•°•_•°•_•°•-

Pintu kamar depan terbuka, bersamaan dengan masuknya Dermaga kedalam rumah. Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun keluar dari kamarnya sembari mengucek matanya kemudian menguap.

Matanya memandang siapa yang baru datang. "Lho, kak Ga baru pulang? Artha kira kakak udah pulang dari tadi." Suara berat mungilnya membuat Dermaga yang baru saja selesai mengunci pintu menoleh kearah sumbernya.

Tentu saja Dermaga heran, memangnya dari tadi sore apa yang adik laki-lakinya itu lakukan? Bukannya tetap terjaga dirumah? Kenapa dia sampai lupa bahkan tidak tahu dirinya terlambat pulang ke rumah.

"Iya, maaf kakak pulang telat. Tadi pulang praktik renang ada latihan Karate di sekolah, terus lanjut ke Doujo juga," ujar Dermaga yang tidak enak hati sambil terkekeh dan menggaruk tengkuknya.

Kakak dari Artha itu menaruh plastik belanjaan berisi sayuran dan lauk yang masih mentah untuk dia masak dan juga untuk persediaan di rumah.

Berrrg..

Dermaga tertegun mendengar suara gemuruh itu, ia tahu itu adalah suara gemuruh dari perut yang lapar. Tapi, milik siapa? Apa jangan-jangan ...

"Eheheheh, itu suara perut Artha, kak." Adik laki-lakinya terkekeh sambil tercengir dan menunjuk-nunjuk perutnya yang tersembunyi dibalik pakaiannya.

Sontak saja Dermaga menghampiri adik laki-lakinya yang masih kecil kemudian mencengkram kedua bahunya. "Kamu belum makan dari tadi pulang sekolah?" tanyanya khawatir, sangat. Terlebih lagi saat Artha menganggukkan kepala dengan wajah polosnya.

Bagaimana bisa? Siapa yang berani menelantarkan adik kecilnya itu?

OH IYA!

Kakinya dihentakkan, kemudian berjalan kearah kamar tengah yang pintunya tertutup rapat dengan langkah yang besar-besar dan dengan sorot mata berapi-api dari dalam matanya. Dia sudah sampai didepan pintu kamar, sejurus kemudian pintu kayu itu didobraknya paksa.

"BANG BINTAAAAAAAAAANG!"

Suara lengkingan itu menggelegar hingga ke seluruh penjuru rumah. Artha saja sampai menutup dalam telinganya kemudian mengaduh. Apalagi yang saat itu tengah tertidur nyenyak dengan air liur yang mengalir juga tidak lupa dengan dengkurannya yang lumayan kencang.

Terlonjak kaget lah dia.

Dengan mata yang setengah terbuka dan sedikit nyawa yang baru terkumpul ia mengeluarkan suaranya. "Eheheh, kamu udah pulang, Ga? Slurrp..." tanyanya sembari menyedot liur yang mengalir dari mulutnya, kemudian tercengir tanpa dosa.

Ewh...

Dermaga menggeram, tangannya mengepal, wajah porselennya memerah tidak lupa juga dengan asap yang keluar dari telinganya. Otaknya sudah mendidih, amarahnya sudah di ubun-ubun. "BANG BINTANG NGGAK MASAKIN MAKANAN BUAT ARTHA? TEGA BANGET BUSET SAMA ADEKNYA SENDIRI!" teriaknya sambil berkacak pinggang didepan Bintang

Bulu kuduk Bintang seketika berdiri. Matanya memandang ngeri kepada adik perempuan dihadapannya.

"ASTAGANAGADRAGONBALL, kaget habibi," ujar Bintang yang terlonjak ketakutan dan terpojok saat Dermaga memarahinya dengan emosi yang sangat amat mengerikan sampai air liurnya muncrat waktu dia teriak-teriak.

Ark and His PierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang