Dengan perasaan yang tidak enak, Rio terus berlari membelah pasukan ilalang yang berdiri tegak. Rio tak sendiri, ia ditemani oleh senja, walaupun ia tahu bahwa senja tidak akan setia menemaninya dengan keindahan.
Dan akhirnya, Rio menemukan sosok yang ia cari-cari sejak tadi. Gadis itu sedang duduk memeluk lutut nya di tengah padang ilalang dengan tangisan yang tersedu.
Rio mencoba menghampiri gadis itu, namun entah kenapa, tiba-tiba ia tidak bisa bergerak dari tempatnya berdiri.
"Vanila.."
Sang pemilik nama pun menoleh, ia terkejut melihat Rio berdiri dibelakang nya. Namun lebih terkejut lagi Rio, ia melihat wajah Vanila penuh luka dan air mata yang terus mengalir ke luka-luka itu.
Rasanya Rio ingin sekali berlari menghampiri Vanila dan memeluk nya.
'Tuhan.. izinkan aku memeluknya kali ini..'
Hey tayo, hey tayo, dia bis kecil ramah..
Rio terlonjak dari tidurnya saat mendengar alarm nya berbunyi.
"Rio.. lima menit lagi gak keluar, Mamih jebol atap kamar kamu!" Teriak Mamih nya dari luar.
Rio mengucek matanya, melihat jam dinding, dan Rio terkejut untuk yang kedua kalinya, jam itu menunjukan sekarang adalah pukul tujuh pagi.
"Yaampun Mih, baru juga jam tujuh." Balas Rio.
"Ohh gitu. Yaudah, bangun nya nanti aja, nunggu nasi nya abis." Setelah mengucapkan itu, Mamih Rio pun kembali ke dapur.
Dengan malas, Rio turun dari ranjang dan berjalan gontai menuju meja makan.
Dewi melotot melihat kelakuan anak nya. "Rio. Duduk itu dikursi, bukan di meja."
Rio yang masih setengah sadar pun melihat apa yang ia duduki. Dan benar kata Mamih nya, ia duduk di atas meja makan. "Ohh, tadi Rio kira ini kursi." Ucap Rio sambil menguap.
"Udah sana cuci muka dulu."
Rio dan Dewi lagi-lagi harus sarapan hanya berdua, karena kesibukan Papih Rio yang tak bisa ditunda.
Setelah menyelesaikan sarapan mereka, ada tugas dari Dewi yang harus Rio kerjakan.
"Mamih yakin nyuruh Rio nyiram tanaman ini?" Rio memastikan, Dewi mengangguk.
Rio pun menyirami semua tanaman itu dengan brutal. Saat sedang menyirami tanaman, Rio teringat akan mimpi nya tadi.
"Mih, kalo aku mimpiin cewek itu tandanya apa ya?"
Dewi yang sedang memasukan tanah kedalam pot pun menjeda pekerjaan nya. Ia menatap putranya itu, "Siapa?" Tanya nya.
"Ha?"
"Ceweknya?"
"Ya pokoknya ada lah." Rio menolak menjawab pertanyaan Mamih nya, gengsi cuy, walaupun itu mimpi buruk.
"Okee.. kalo kamu gak mau-"
"Vanila."
"Fix. Samperin. Makanya, kalo mau tidur telepon Vanila dulu."
"Baca do'a dulu kali Mih." Rio masih loading.
"Kamu tuh loading ya kalo soal kaya gini. Itu tuh artinya Vanila kangen sama kamu, dia lagi mikirin kamu. Udah sana.. ajak jalan, daripada libur diem terus dikamar."
'Sebuah nasihat yang perlu di uji coba.' Pikir Rio.
Tanpa pikir panjang, Rio meletakkan selang yang ia pegang dan berlari ke kamar. "Tapi kenapa si Vanila mikirin gue ya? Ah itu mah biasa, cogan kaya gue pasti banyak yang mikirin, sekalian main ah, suntuk juga dirumah terus." Rio bermonolog.
ㅇㅇㅇ
"Lo masih gak percaya gue mimpiin lo?"
"Enggak."
Setelah Rio menceritakan soal mimpinya kepada Vanila, Vanila tetap tak percaya. Sebenar nya bukan tentang mimpi Rio yang Vanila tak percaya, melainkan perkataan Rio tentang Vanila merindukan nya.
"Yaudah terserah. Tapi lo mikirin gue ya?"
"Iya. Aku mikirin, kapan kamu mau bayar hutang kamu yang kemarin?"
"Nah kebetulan. Gue lagi gak ada receh, lo anterin gue beli sesuatu dulu ya." Ucap Rio.
Vanila menggeleng. Ia hendak masuk kedalam rumah nya, namun pintunya terlebih dahulu dihadang oleh Mamah nya.
Rio tersenyum kepada Mamah Vanila dan dibalas senyuman yang tak kalah manis oleh Mamah Vanila. Sudah tertebak apa yang Rio lakukan pada Vanila selanjutnya? Rio langsung menarik tangan Vanila menuju motor.
Vanila hanya bisa pasrah, namun ada yang beda kali ini, ada dua helm di motor Rio.
Rio sudah memakai helm nya duluan dan disusul oleh Vanila. "Mentang-mentang pake helm gak mau pegangan?" Sindir Rio.
Vanila hanya memegang sedikit dari jaket yang dipakai Rio. Rio melirik Vanila dari kaca spion sambil tersenyum, Vanila yang melihatnya pun mendengus. "Jalan atau aku turun?"
Rio langsung melajukan motor nya, hari ini tak ada kebut-kebutan dulu, ia sedang tak ingin dicubit oleh Vanila.
💢💢💢
🙋
📣Sahur sahurr..
Masih belum bangun? Aku jebol atap kamar kalian😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Seatmate
Teen Fiction"Gini aja deh, lo Vanila, lo duduk di sebelah gue. Dan lo, lo cari tempat duduk lain." Rio. === Dari sinilah semuanya bermulai, dari sini juga semuanya terasa. Asam, manis, pahit, semuanya mereka telan bersama. Dulu, Vanila berkali-kali merapalkan d...