19. Who is he?

27 5 3
                                    

"Ada rasa ingin tahu terlihat dari matamu, kau sudah jatuh cinta padaku. Jangan takut, cinta adalah jalan."

-EXO Monster

🕊

Aku menjadi bersyukur teman-temanku tidak jadi pulang. Tiba-tiba, ayah mendapat kabar bahwa salah satu kerabatnya yang berada di Garut meninggal dunia.

Karena terlalu percaya pada teman-temanku ini, akhirnya mamah memutuskan untuk menemani ayah ke Garut dan menitipkanku pada mereka.

Oh God!

Dokter sudah menyarankan agar yang menjagaku cukup seorang saja. Dan aku meminta Mala untuk melakukannya, tentu saja aku menginginkan tanpa Rio, tapi sepertinya mustahil melarang seseorang yang keras kepala sepertinya.

"Guys, kenapa sih pada diem terus dari tadi? Risih ya ada gue?" Tanya Rio.

Sudahlah, aku tidak bisa berbohong lagi. Memang aku risih dengan keberadaan Rio diantara aku dan Mala. Aku dan Mala dengan kompak menganggukan kepala.

"Hm, gue nggak bisa maksain. Yaudah gue pulang ya."

Ha?! Semudah itu?

Rio keluar dari ruanganku tanpa perlu beradu kata dulu denganku maupun Mala.

"Van, lo mikir apa tentang dia?"

"Aneh," jawabku cepat.

"Udah, udah, lupain aja." Ucapku kembali.

Mala kembali beralih ke gadgetnya. Entah hal apa yang membuatnya seakan tidak bisa terpisah jauh dari benda itu. Aku pikir, Mala cenderung jarang aktif di sosmed, padahal handphone selalu ditangannya.

"Liat apa sih La?" Aku coba sedikit mengintip layar handphonenya.

"Ih diem deh Van!"

Walaupun Mala mencoba menutupi, tapi aku sudah terlanjur melihatnya. Aku tau persis aplikasi apa yang sedang digunakannya.

"Eh La? Kamu punya wattpad juga?"

"Ee, a-anu, itu... emm iya."

Hoho! Kau tertangkap basah menjilat ludah mu sendiri Mala silva anjani.

"Ekhem! Dulu siapa ya yang disuruh download wattpad bilangnya nggak mau? Nggak seru lah, inilah, itulah, bla bla bla." Ucapku.

"Itu kan dulu Van. Gue juga download karena baru tau banyak cerita Fanfiction tentang pacar gue, Kim Jongin." Jawabnya tak lupa dengan menyebut nama pacar halunya.

Ceklek!

"Hai girls!"

"Eh, Rio sunaryo! Sejak kapan rumah sakit ini punya lo? Main nyelonong aja, kaget tau! Lagian lo ngapain balik lagi?" Tuhkan, Mala kalau ketemu Rio emosinya langsung meroket. Jangan-jangan mereka jodoh!

"Gue lupa, gue kan kesininya pake mobil si Eki. Lah si Eki nya udah balik, gue jalan kaki?" Ucap Rio sambil memanyunkan bibir. Iewh!

"Ya coba aja jalan kaki, siapa tau nyampe..." timpal Mala.

"Nyampe malem maksud lo? Gue disuruh pulang jalan kaki sampe malem ha?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang