7]. Ketika Rio Gabut

116 44 63
                                    

Sudah hampir setengah jam Vanila mendengarkan curhatan Mala melalui sambungan telefon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir setengah jam Vanila mendengarkan curhatan Mala melalui sambungan telefon. Dan selama itu, tidak ada yang Vanila mengerti tentang apa yang Mala bicarakan. You know lah.. Mala ngomongin apa? Oppa Korea.

"Udah La ngomong nya? Perasaan dari tadi kamu doang deh yang ngomong, aku kapan?" Vanila mengambil celah untuk berbicara saat Mala sedang mengambil nafas untuk melanjutkan ocehan nya.

"Emang lo mau ngomong apa sih Van? Kaya ada hal yang penting buat di omongin aja." Sahut Mala.

"Emang daritadi yang kamu omongin itu penting? Ya gantian dong!" Kesal Vanila.

"Oke nyai.. waktu dan tempat dipersilahkan.."

"Gak jadi deh, aku mau tidur aja." Ucap Vanila.

Tanpa mengucap apapun, Mala memutuskan sambungan duluan.

"Gak sopan banget Mala, bukannya ngucap salam dulu."

Vanila merebahkan tubuh nya di ranjang, badannya terasa sedikit pegal-pegal. Mungkin karena tadi ia pulang dan berangkat ke sekolah menggunakan motor, karena Vanila tak terbiasa menggunakan motor, berapa kali Vanila naik motor dalam seumur hidup nya pun dapat dihitung menggunakan jari.

'Teh anget, enak kali ya?' Pikir Vanila.

Setelah menuangkan air panas dan menambahkan sedikit gula, inilah hal yang paling Vanila sukai dalam membuat teh, mencelup-celupkan teh kedalam air hingga air berubah warna.

Vanila berjalan sambil membawa secangkir teh celup ke dalam kamar nya. Ia melirik handphone nya yang terus menyala, sambil menyeruput teh, Vanila membuka handphone nya.

Nama Rio pun mendominasi notifikasi handphone nya. 'Ishh ni anak, nggak gangguin aku emang nya nggak bisa ya?' Batin Vanila.

Rio
16 Panggilan tak terjawab

Dan dipanggilan yang ke tujuh belas, Vanila mengangkat telefon dari Rio.

"Why?" Tanya Vanila to the point setelah menjawab panggilan dari Rio.

"Nah akhirnya. Gak ada apa-apa sih, gue baru beli kuota." Ucap Rio.

Vanila bingung, jadi maksud Rio menelepon nya sampai sebanyak itu tujuan nya hanya untuk pamer? "Aku matiin ya."

"Eh bentar. Gue ramal, besok lo bakal kehabisan pulpen, jadi gue saranin, lo harus bawa pulpen cadangan besok. Kalo bisa bawa tuh se pack, saran gue yaa."

"Assalamu'alaikum."

Pip!

Setelah mengucapkan salam, Vanila segera menutup sambungan telepon nya. Bodo amat jika jadinya ia tidak sopan seperti Mala, daripada obrolan Rio semakin menjerumus ke hal yang sangat-sangat tidak berfaedah.

ㅇㅇㅇ

"Apaan coba si Vanila, gue belum selesai ngomong udah dimatiin aja. Padahalkan gue lagi gabut, butuh temen ngobrol." Rio mencak-mencak karena Vanila tiba-tiba memutus sambungan telepon nya.

"Serius gabut banget gue, ngapain ya?" Rio terus berguling-guling di atas kasur.

'Buat apa punya sahabat kalo gak bisa di ajak ngegabut bareng?' Pikir Rio.

Group Chat

Dibawah Naungan Pak Yanto😈

Rumah gue cus.

Eki temennya Pian
Ada makanan?

Pian temennya Eki
Kebetulan, gue emang niat nya mau ke rumah lo, minta makan.

Y
Cptn.

Pian temennya Eki
Otw🚘

Eki temennya Pian
2

"Selama mereka temenan sama gue, baru kali ini gue ngerasa mereka ada gunanya." Ucap Rio.

"Eh, tapi ada makanan gak ya? Si Pian sama si Eki kalo gak dikasih makan makin buas." Lanjut Rio.

Rio keluar menuju dapur, membuka lemari es dan terpampang lah berbagai macam jenis makanan di dalam nya.

"Kasih kuaci aja deh." Rio menutup kembali lemari es nya. Beralih ke laci dan mengambil sebungkus kuaci.

Ting tong!

"Assalamu'alaikum.. Kak Rio.."

"Om Rioo.. aa' ganteng datang.."

'Gue rasa lebih ke mereka deh yang gaada akhlak. Tapi kenapa cuma gue yang dipindah kelas? Mereka lebih bobrok dari gue yang ganteng ini.' Batin Rio.

"Heh, kalo masuk rumah orang gak bisa gitu nunggu yang punya rumah bukain pintu dulu, main nyelonong aja." Ucap Rio kepada dua sahabat nya yang sudah berada di dalam rumah nya, bahkan langsung ke dapur.

"Hehe, btw tante Dewi mana?" Tanya Pian.

"Ngapain lo nanyain nyokap gue?" Sinis Rio.

"Iya lo Yan, pake basa basi segala. Mana makanan nya Yo?" Tanya Eki.

"Nih." Rio melemparkan sebungkus kuaci yang dipegang nya ke Eki.

"Buset Yo, kita udah lama gak kumpul bareng. Sekalinya kumpul lagi cuma dikasih kuaci?" Rajuk Pian.

"Emang kapan sih terakhir kita kumpul bareng?" Ucap Eki.

"Dua hari yang lalu." Ucap Rio sambil meninggalkan Eki dan Pian ke kamarnya.

"Edaann, lama bangett!" lanjut Eki.

"Hilih.. Yo, gue ambil makanan di kulkas yaa." Teriak Pian.

"Terserah. Nanti kalo udah langsung ke sini aja!" Balas Rio dengan kembali berteriak dari kamarnya, bodo amat orang-orang rumah akan terbangun oleh teriakan nya.

"Yan, it's time to eat."

"Let's go brotherr.."

💢💢💢

🙋

Bingung mau nulis apa🙁

SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang