21 | K a r n a v a l (1)

172 11 6
                                    

21
Karnaval (1)

[Atlas POV]

"WOW!" Suara kagum dan ekspresi yang sangat menggemaskan dari seorang perempuan yang kini sedang berdiri di sampingku, membuatku tersenyum kecil.

"Jadi mau ngapain dulu?" Tanyaku padanya yang sedang mengedarkan pandangan ke sekeliling lokasi karnaval.

Aku mengetahui bahwa hari ini ada Karnaval dari Rafi dan aku juga tau bahwa cowok itu berencana mengajak Vio.

"Itu!" Tunjuk Rhea pada sebuah tenda besar yang di bawahnya terdapat wahana bumper car.

"Ok." Kami berdua pun berjalan berdampingan. Ingin sekali aku meraih tangannya dan mengaitkan jari-jemari kami. Belum saatnya. Sebentar lagi.

Menunggu 5 menit di antrian, akhirnya giliran kami. Rhea berusaha menghindar dari mobilku karena tau bahwa aku suka menabraknya, tapi dia tidak bisa lari kemana-mana karena aku akan terus mengejarnya. Permainan itu membuatku dan Rhea tertawa lepas. Juga membuatku sedikit melupakan apa yang terjadi kemarin dengan keluargaku.

"Sekarang giliran kamu yang pilih." Kata Rhea. Giliranku yang mengedarkan pandangan.

"Itu." Aku menunjuk wahana kora-kora.

"Oke. Duduk paling ujung?" Tanya Rhea padaku dengan mata berbinar-binar. Saat itu aku sadar bahwa gadis ini menyukai adrenalin sama sepertiku.

"Ayo! Siapa takut!" Sahutku bersemangat.

Kami berdua sangat menikmatinya dan berteriak sangat kencang hingga tenggorokan kami sakit. Rhea mengeluarkan botol minum dari tasnya dan meminum air putih di dalamnya sebelum memberikannya padaku setelah kami berdua menemukan tempat duduk untuk beristirahat sebentar setelah wahana itu.

"Nggak usah, Rhe." Rhea hanya menggelengkan kepalanya dan menyuruhku minum. Akhirnya aku menyerah dan meminumnya. Apa ini artinya indirect kiss? Aku tersenyum sendiri memikirkannya.

Fokus Atlas. Fokus.

"Sekarang mau main apa?" Tanya Rhea sambil memasukkan kembali botol minumnya ke tas.

"Gimana kalo nonton sirkus aja? Mau?" Saranku melihat Rhea yang terus mengipasi dirinya dengan tangan pertanda bahwa gadis ini kepanasan.

"Mau bangetttt! Ayo!" Sahutnya bersemangat.

Menggemaskan.

Aku membeli dua tiket untuk menonton sirkus, walaupun Rhea bersikeras untuk membayarnya. Aku mengatakan padanya bahwa aku yang mengajaknya, jadi aku yang akan membayarnya sama seperti tiket masuk karnaval. Setelah itu ia tetap bersikeras untuk menggantinya dengan makan siang nanti.

Memasuki tenda besar itu, aku dan Rhea dengan cepat mencari tempat duduk di bagian depan.

"Bro!" Suara Rafi terdengar tidak jauh dari tempat aku dan Rhea duduk sekarang. Aku mengedarkan pandangan dan mendapati Rafi dan Vio duduk berjarak 3 kursi dari kami berdua.

"Rhea!" Kali ini giliran teriakkan Vio yang terdengar membuat Rhea yang sedang memperhatikan area sirkus yang sedang disiapkan menoleh.

"Vio! Haiii!" Sapa Rhea dengan antusias melambaikan tangannya. Atlas tersenyum melihat Rhea.

"Sini duduk bareng!" Ajak Vio dan Rafi mengangguk setuju di sampingnya.

"Ada orang, Vi." Rhea memberi sinyal dengan matanya terarah pada pasangan yang sudah duduk di samping Rafi dan Vio.

"Sini ikut aku." Ajakku pada Rhea dan mengulurkan tangan berharap Rhea akan menerimanya.

Dan,

Ia menerimanya.

YES! Poin plus buat Atlas.

Aku menuntun Rhea ke tempat Vio dan Rafi, kemudian berbicara kepada pasangan tersebut bahwa Rafi dan Vio adalah teman dekat kami dan kami ingin duduk bersebelahan. Mereka pun mengiyakan dan pindah ke tempat aku dan Rhea duduk sebelumnya.

"Yo!" Sapaku pada Rafi dan melakukan handshake khas milik kami. Sementara Rhea sedang menyapa Vio.

Urutan tempat duduk kami dari kiri ke kanan, yaitu Aku, Rhea, Vio, dan Rafi.

"Udah naik wahana apa aja Vi?" Tanya Rhea pada Vio.

"Baru dikit. Habis ini mau naik roller coaster rencananya, tapi mau makan siang dulu." Jawab Vio.

"Makan siang bareng aja kita. Atau kalian mau berdua aja?" Goda Rafi pada aku dan Rhea. Jujur aku sangat menginginkan itu. Makan berdua dengan Rhea. Tapi, Rhea pasti lebih suka kalau mereka makan bersama.

"Gimana?" Tanya Rhea menoleh padaku. Aku bisa melihat di matanya bahwa gadis ini ingin makan bersama teman dekatnya.

"Bareng aja." Jawabku akhirnya. Kalau Rhea senang, aku juga senang.

Beberapa detik kemudian lampu bangku penonton meredup dan sirkus pun dimulai. Kami berempat menonton pertunjukkan tersebut dengan antusias, banyak tertawaan, dan apresiasi bagi para performers. Secara keseluruhan kami sangat menikmatinya.

"Laperrr!" Keluh Vio sambil mengelus perutnya disebelah Rhea.

"Makan terus!" Goda Rafi pada cewek itu.

"Terserah aku lah! Wleee!" Vio merangkul lengan Rhea dan menariknya jalan lebih cepat di depan aku dan Rafi.

"Mau makan apa Rhe?" Tanya Vio pada Rhea. Rhea dan Vio pun kemudian larut dalam percakapan mereka tentang makan siang.

"Jadi kapan?" Suara Rafi tiba-tiba mengagetkanku.

"Apa?" Tanyaku balik tidak mengerti. Sekarang aku dan Rafi berjalan beberapa meter di belakang kedua gadis itu.

"Kapan lo bakal bilang kalo lo suka sama dia?" Tanya Rafi lagi memperjelas.

"Kalo lo kapan?" Tanyaku pada Rafi mengarah pada dirinya dan Vio.

"Eitsss, gue tanya duluan." Kata Rafi tersenyum penuh kemenangan.

"Atlas! Rafi! Makan itu yuk!" Teriak Vio pada mereka sambil menunjuk sebuah food truck yang memiliki banyak pilihan makanan dan minuman.

"Cepet! Nanti nggak dapet tempat duduk! Lama banget sih jalan!" Vio berjalan mendekati mereka dan menarik tangan Rafi. Aku menoleh pada Rhea yang tertawa sambil menggelengkan kepalanya melihat Rafi yang ditarik paksa oleh Vio.

Aku berjalan mendekati Rhea.

"Atlas. Yuk makan." Ajak Rhea menoleh padaku sambil tersenyum.

Melihat gadis ini berdiri di hadapanku, tersenyum dengan sangat manisnya, membuatku berpikir untuk segera menyatakan perasaan padanya. Dan aku tau bahwa aku nggak akan rela jika gadis ini menjadi milik orang lain.

Tapi, kapan waktu yang tepat? Dan apa gadis ini akan menerimaku?

Rhe, I love you. Always have.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Atlas At LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang