06 | M a k a n

534 127 7
                                    

06
Makan

Tidur panjangku terhenti saat handphone-ku memutuskan untuk berbunyi menggangguku. Tanganku bergerak untuk mengangkatnya tanpa mengetahui siapa orang yang berani membangunkan tidur hari liburku. Aku sudah siap berteriak pada siapapun itu di ujung sa-

"Rhe!!!" Orang itu berteriak duluan.

Siapa lagi kalau bukan V-I-O.
Suara teriakan Vio otomatis membuatku menjauhkan benda itu dari telingaku.

"Rhe?"

Setelah mengambil napas cukup lama, aku mendekatkannya kembali.

"Nggak perlu teriak Vio!"

"Udah bangun?"

"Belom. Udahlah! Kalo belom, ini siapa yang ngomong. Eh, tau nggak siapa yang bangunin?"

Maafkan aku. Tapi, aku sangat kesal karena tidur hari Sabtuku hilang sudah. Aku paling tidak suka kalau tidurku diganggu. Aku termasuk orang yang tidak bisa tidur lagi kalau sudah bangun. Lucky me.

"Siapa?" Tanya Vio tidak bersalah.

"Kamu!" Aku menggeram kesal pada Vio di ujung telepon.

"Sorry, Rhe." Katanya pelan setelah sadar dan tau bahwa aku kesal dari nadaku berbicara.

"Kenapa?" Aku kembali ke nada bicaraku yang biasa. Tidak ada gunanya aku marah sekarang.

"Jalan yuk!"

"Nggak mau. Aku mau baca novel." Aku melirik novel 1Q84 oleh Haruki Murakami yang tergeletak di meja belajarku.

Satu hal lain yang aku suka di dunia ini selain cokelat adalah novel, terutama romance novel. Siapa sih yang tidak suka? Oke. Sebenernya, banyak yang tidak suka. Buat kalian yang tidak suka cerita cliché antara cowok dan cewek yang jatuh cin-

"Novel terus! Ayo! Sekalian cari buku paket! Katanya nggak mau beli dari sekolah." Vio mengalihkan pikiranku.

Oh iya. Buku paket. Ada beberapa yang belum aku punya. Aku selalu memilih beli di luar, karena di sekolah pasti lebih mahal. Kalian setuju kan? Aku menghela napas. Oke. Mengetahui kalau aku sangat memerlukan buku paket, akhirnya aku menyetujui ajakan Violet. Masih ada waktu lain untuk baca novel.

"Oke."

"Oke?!" Suaranya terdengar senang.

"Yes. Jam 10 udah di PIM* gimana?"

"Sip!"

Aku pun menyelesaikan panggilan dan melihat jam di layar. 8.17. Aku mulai memperhitungkan seberapa lama perjalanan agar bisa sampai disana jam 10. Kesimpulannya, aku harus berangkat dari rumah jam 9 atau 9.15 paling lambat.

Menendang selimutku, aku turun dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari.

Apa yang akan kupakai hari ini?

Setelah 10 menit menelusuri baju yang aku punya, akhirnya aku memutuskan memakai off-shoulder hitam dan skinny jeans biru tua.

Membawa baju pilihanku sekaligus pakaian dalam, aku masuk ke kamar mandi.

Lima belas menit, aku selesai mandi dan mulai mengeringkan rambut dengan hair-dryer. Biasanya aku membiarkannya kering dengan sendirinya, tapi karena sekarang ada janji, aku harus memilih opsi lain.

Berdiri di depan full body length mirror di kamarku, aku menilai pakaianku sekali lagi. Good. Aku tersenyum kecil pada refleksi diriku. Hari ini, aku membiarkan rambutku tergerai. Mengaplikasikan sedikit blush on dan lipstick, aku puas dengan penampilanku.

Atlas At LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang