15
JerseySesuai janji, sekarang aku sedang duduk di salah satu bangku taman dengan sketch book dan pensil HB di tanganku yang menghadap langsung ke lapangan basket, dimana tim basket sedang latihan.
Sejujurnya, aku membuka sketch book-ku hanya agar orang tidak berpikir kalau aku adalah orang yang aneh, karena mataku terus mengikuti Atlas. Entah ketika dia sedang berbincang dengan temannya, menggiring bola, atau memasukkan bola ke ring basket. Aku yakin kalian pasti akan melakukan hal yang sama kalau ada di posisiku.
4.45
Lima belas menit lagi latihan selesai. Aku melihat gambarku yang ternyata bukan gambar sama sekali, melainkan tulisan 'Atlas' dalam huruf kapital, huruf kecil, ataupun kaligrafi. OMG Rhea. Aku akui, itu sedikit creepy. Sedikit.
"Rhe!" Terdengar suara yang sangat kukenal memanggil namaku. Sontak aku langsung menutup bukuku dan melihat Atlas sedang berlari ke arahku.
"Iya?" Tanyaku memaksakan senyuman dan berharap ia tidak bertanya apa yang aku gambar.
"Gambar apa?"
Sial. Keberuntungan sedang tidak disisiku hari ini. Aku harus jawab apa? Pikir Rhea. Pikir.
"Mm... cuma gambar kemungkinan ide-ide buat lomba..." Jawabku masih sambil berpikir.
"Oh iya? Aku boleh liat?" Tanyanya hendak meraih sketch book di pangkuanku.
"Jangan!" Teriakku spontan membuat Atlas sedikit melompat ke belakang.
"Maksudku, nanti aku kasih liat kalo aku udah selesai." Koreksiku segera.
"Janji?" Atlas menyodorkan jari kelingkingnya padaku.
"Janji." Aku mengaitkan kelingkingku padanya.
Kemudian, Atlas tanpa bertanya mengambil botol minum milikku yang kuletakkan di samping pinggulku dan meminum isinya sampai habis.
"Haus." Katanya tersenyum tidak bersalah setelah meletakkan botol itu kembali pada tempatnya.
"Atlas!" Teriakku kesal dan ia hanya tertawa.
"Oh iya, ini udah selesai, tinggal ambil tas." Jelasnya.
"Bukannya masih 15 menit lagi?" Tanyaku sambil melirik jam.
"Nggak apa-apa. Aku bilang aku ada janji sama kamu."
Janji sama aku? Apa teman-temannya akan berpikir ada sesuatu antara aku dan Atlas? Tapi, Atlas terlihat santai.
"O-Oke. Aku tunggu." Kataku pelan.
"Tunggu ya!" Ia berlari ke arah timnya yang sekarang sedang minum dan beristirahat, kemudian mengambil tasnya dan melakukan salam-salam aneh ke anggota timnya. Cowok biasanya punya salam khusus ke teman dekatnya.
"Yuk." Ajaknya setelah kembali ke sisiku.
Aku segera merangkul tasku dan berjalan berdampingan dengan Atlas menuju mobilnya, berusaha tidak mempedulikan teriakkan dan siulan dari anggota tim basket, walaupun itu membuat pipiku memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlas At Last
Romance"Karena kamu sempurna dan aku tau kalo kamu berhak dapet seseorang yang jauh lebih baik dari aku. Tapi Rhe, aku egois." Jelas lelaki itu. "Maksud kamu?" Tanya perempuan yang sedang duduk di hadapannya. "Aku ini egois karena aku nggak mau kamu pergi...