Tiga

1.3K 163 2
                                    

Saat ini Jisoo sudah berada dirumah, kakinya mulai berjalan menuju kearah anak tangga untuk pergi kekamarnya. Setelah selesai melewati anak tangga itu, ia tak sengaja berhenti dan melihat pintu kamar dengan balutan warna putih itu yang tampak sedikit terbuka. Benar Jisoo tak tau harus bagaimana ia bahkan sudah bertahun-tahun tidak masuk kedalam kamar itu, entah kenapa bahkan memikirkan untuk masuk kekamar itu pun ia tak pernah sudi. Di dalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri kenapa rasanya kakinya tak bisa terangkat dan hanya berhenti didepan pintu berbalut warna putih. Akhirnya Jisoo pun mulai tak sadar kehilangan gengsinya dan memutuskan untuk masuk kekamar itu

'Hm...sungguh tidak ada yang berubah disini'batin Jisoo

Saat masuk ia tak menyangka bahwa semua tatanan kamar itu tak ada yang berubah, hanya saja lebih banyak buku dongeng anak-anak yang ia lihat ditumpukan rak dekat meja belajar itu. Perlahan ia tatap meja belajar itu bahkan origami berbentuk burung yang pernah dibuatnya dulu masih terpajang rapi dimeja itu. Tak lama atensinya tertarik pada sebuah benda persegi yang tergeletak dicarpet lantai kamar itu, segera saja Jisoo mengambil dan membalikkannya. Tak disangka foto dua anak kecil yang tampak bahagia menghanyutkan pikirannya, bahkan sekarang ini rasanya ia sudah masuk kedunia yang 'hitam' baginya

"Jisoo Kami pulang" ucap sang Eomma dengan nada yang sedikit keras. Namun tak ada balasan apapun

Akhirnya Yoona memutuskan untuk membawa Irene kekamar karena ia tau Irene butuh istirahat

"Nah sekarang Irene istira-

Ucapan Yoona terputus kala inderanya menangkap seorang gadis yang sedang memandang sebuah benda persegi itu

"Ji-Jisoo?" ucapnya kaget

Orang yang sedang fokus memandang foto itu akhirnya tersentak kaget dan seolah lamunannya terbuyarkan oleh sumber suara itu

"Hah?Oh, Eomm-Eomma? Sejak kapan Eomma sampai?" tanya Jisoo dengan nada kikuk dan gelisah

"Harusnya Eomma yang tanya sama Jisoo, kenapa akhirnya Jisoo mau kekamar Unnie bahkan setelah bertahun-tahun lamanya. Apakah ini benar-benar Bae Jisoo?" tanya Yoona tak percaya sambil memegang dahi sang anak

"Lepas Eomma" ucap Jisoo sambil melepaskan tangan Eommanya yang menempel didahinya saat ini

"Tolong Eomma, tolong jangan berpikir yang tidak-tidak. Lagian mana mungkin aku mau masuk kekamar ini" ucap Jisoo tegas

"Lalu apa yang saat ini Eomma lihat dan yang Unniemu lihat?" ucap Yoona kembali

"Oke, akan aku jelaskan. Tadi aku hanya ingin lewat saja tapi tidak sengaja aku melihat pintu kamarnya terbuka dan aku juga melihat ada barangku dikamarnya lalu a-

"Tolong Jisoo jangan sebut Unniemu seperti itu apakah kamu tidak bisa menyebutnya Unnie dan ingat namanya Bae Irene kakak dari seorang Bae Jisoo" ucap Yoona dengan tegas

"Hmm...maaf tapi aku tidak bisa" ucap Jisoo dan hendak melenggak pergi, namun sebelum pergi ia kembali berputar dan menatap kedua orang yang ia belakangi

"Aku hanya ingin mengambil barangku yang dia ambil dari kamarku. Itu saja, dan aku juga tidak pernah sudi untuk menganggap dia sebagai kakakku apalagi jika aku harus melangkahkan kakiku masuk kekamarnya" bohong Jisoo sambil menunjuk kasar Irene yang saat ini hanya bisa bersembunyi dan berjongkok dibalik badan Eommanya

"YAKKK...BAE JISOO" teriak Yoona dan hendak menyusul Jisoo namun pintu kamar Jisoo sudah ditutup dengan keras dan dikunci dari dalam sehingga tidak akan bisa dibuka dari luar jika bukan sang empunya kamar yang membuka pintu itu sendiri.














CoklatKatak

My (Un) Perfect Sister || JIRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang