Nadine menatap pantulan dirinya dicermin. Ia menatap seragam sekolah yang dikenakannya. Sudah seminggu ia memasuki sekolah barunya. Sekarang ia kelas 11, ia bersekolah di SMA taruna bangsa.
Gadis itu turun keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke mobilnya setelah ia berpamitan dengan papa dan mamanya.
Dia tidak sarapan karena ia rasa dirinya sudah sangat telat pergi ke sekolah.
Setelah beberapa menit melalui perjalanan,akhirnya dia sampai didepan gerbang sekolahnya. Dia menekan klakson sebagai penanda agar pak Ratno satpam sekolahnya yang sedang menutup gerbang untuk berhenti dan kembali membuka pintu gerbang untuknya.
Pak Ratno yang melihat itu langsung membukakan gerbang yang tadi sempat ia tutup.
"Makasih ya pak" ucap Nadine sambil tersenyum sebelum memasuki sekolahnya.
Pak Ratno yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya.
Setelah memasuki gerbang sekolahnya, dia langsung keluar dari mobil dan berlari menuju kelasnya.
Sesampai didepan kelasnya, ia memberhentikan langkahnya dan mengintip apakah guru yang mengajar hari ini sudah masuk ke kelasnya atau belum.
Ternyata Dewi Fortuna masih berpihak kepadanya karena belum ada guru yang memasuki kelasnya.
Dia langsung berlari menuju ke bangkunya.
"Telat Lo?" Tanya Tasya teman sebangkunya.Nadine yang mendengarnya langsung menoleh malas ke arah tasya.
"Menurut Lo" jawab Nadine malas.Tasya hanya membuang nafas kasar mendengar jawaban Nadine.
Setelah itu mereka tidak lagi bicara karena Buk Tia guru fisika memasuki kelasnya.
◾◾◾
Jam istirahat pun tiba. Sebagian murid di kelas ini bergegas keluar menuju kantin. Tidak seperti Nadine, ia masih betah duduk dikursinya sambil meletakan kepala nya diatas meja.
" Lo nggak ke kantin nad? " Tanya Tasya dan Mita. Nadine yang mendengar itu langsung menoleh." Lo berdua mau ke kantin? " Tanya Nadine balik. Tasya dan Mita langsung mengangguk. "Yaudah ayo" ucap Nadine.
◾◾◾
Dia menatap nanar ratusan manusia yang memenuhi kantin. Seperti biasa, kantin akan sangat ramai ketika istirahat.Mereka bertiga berdiri didepan kantin mencari meja kosong untuk mereka duduk.
Nadine melihat ada meja kosong di pojok kantin dan langsung memberi kode kepada teman-temanya untuk langsung berlari ke meja itu sebelum ada orang yang menempatinya.
Nadine berlari menuju meja tersebut,tetapi saat ia berlari ia merasa dirinya menabrak sesuatu seperti tembok yang membuat dirinya jatuh tersungkur.
Nadine memegangi kepalanya yang sakit karena menabrak seseorang tadi.
" Aduh sakit banget kepala gue " ucap Nadine. Kemudian dia langsung bangkit dan melihat siapa yang menabraknya tadi.Nadine terlena melihat pemandangan didepannya. Bagaimana tidak, dia menabrak cowok yang selama ini dikaguminya.
Jantungnya berdetak sangat cepat karena ini kali pertamanya dia berkontak mata langsung dengan sang cowok.
"Ganteng banget" batin Nadine.
Setelah beberapa detik saling menatap, sang cowok berdehem membuat lamunan Nadine buyar seketika.
" Maaf " ucap Nadine gelagapan.
Cowok itu langsung pergi meninggalkan Nadine tanpa memperdulikan perkataan Nadine. Nadine yang melihat itu hanya membuang nafas pasrah.
Dia balik badan melihat punggung cowok yang selama ini menganggu pikirannya semakin menjauh.
--------------------------------
next part yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEMBER
Teen Fiction* * * * * Nasib sial menimpa Alvino karena sejak kedatangan Nadine ke SMA taruna bangsa, Nadine selalu mengusik hidup Alvino. Membuat Alvino jenuh dan terus menerus menghindari Nadine. Sampai suatu hari Alvino luluh dan disaat itulah dia mengetahui...