Alvino segera membawa nadine menuju UKS tanpa memperdulikan temen-temannya yang bingung dengan sikapnya.
Saat ini dia sangat khawatir dengan nadine.
Kalau kalian bertanya apakah Alvino mulai menyukainya, jawabannya mungkin iya.
Alvino berlari memasuki UKS dan langsung merebahkan tubuh Nadine tanpa memperdulikan petugas UKS yang bertanya kepadanya.
Setelah meletakkan Nadine di tempat tidur UKS, dia langsung mengatakan kepada petugas UKS apa yang terjadi lalu petugas UKS pun langsung mengambil alih nadine.
Alvino menunggu Nadine membuka matanya. Saat ini dia berada disamping Nadine sambil menggenggam tangan Nadine.
Nadine belum sadar juga dari pingsannya. Hal itu membuat Alvino merasa tak tenang.
Alvino terus menggenggam tangan Nadine sampai ketika Nadine mengerjap-ngerjapkan matanya.
Sebelum Nadine membuka matanya, Alvino langsung menarik tangannya. Dia tidak ingin melihat Nadine menggenggam tangannya. Dia hanya tidak ingin Nadine merasa GR nantinya.
Setelah Nadine membuka matanya, Alvino langsung menggantikan eskpresi wajahnya yang semula khawatir menjadi tanpa ekspresi.
Alvino menunjukan wajah seperti biasanya. Tanpa ekspresi ketika melihat Nadine menatapnya sayu.
◾◾◾
Nadine membuka matanya. Dia menatap kearah langit- langit. Dimana dia sekarang?
Lalu Nadine menoleh kesebelas ranjangnya.
Dia terkejut melihat Alvino yang sedang menatapnya tanpa ekspresi.Nadine lalu mengalihkan pandangannya kelangit-langit sebelum suara Alvino membuatnya kembali menolehkan kepalanya kearah Alvino.
" Lo udah sadar?"
Nadine yang mendengar itu hanya menganggukan kepalanya lemas.
" kalo Lo sakit seharusnya Lo dirumah aja istirahat" ucap Alvino sinis.
Nadine hanya diam saja, dia tidak berniat membalas perkataan alvino. Dia merasa dirinya masih sangat lemas.
Beberapa menit kemudian dia melihat Alvino yang berjalan keluar UKS.
Nadine menarik nafas pasrah. Alvino pasti meninggalkannya sendirian.
Namun dugaannya salah karena beberapa menit kemudian Alvino kembali masuk ke UKS dan membawakan Nadine bubur dan air mineral.
" Lo harus makan" ucap Alvino.
Nadine hanya mengangguk membalas perkataannya. Lalu dia mendudukkan dirinya di kepala ranjang uks.
"Lo bisa makan sendiri kan?"
Lagi-lagi Nadine hanya mengangguk menjawab pertanyaan Alvino.
Kemudian dia mengambil alih buburnya dan muali memakannya.Sedangkan alvino hanya memainkan ponselnya sambil sesekali melirik kearah Nadine.
◾◾◾
Nadine melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 02.27 WIB. Nadine segera bangkit dari ranjang dan bergegas ke kelasnya karena tiga menit lagi bel pertanda pulang sekolah berbunyi.
Saat dia membuka pintu, dia terkejut melihat Alvino sedang berdiri menatapnya heran. Sepertinya Alvino juga sama terkejutnya, hanya saja Alvino pandai mengendalikan ekspresinya.
" Lo mau kemana?" Tanya alvino
"Mau ke kelas ngambil tas, Lo mau ngapain Al?"
" Mau jemput Lo" jawab Alvino tanpa ekspresi.
Nadine yang mendengarnya hanya melongo heran menatap Alvino. Ada apa dengan alvino? Apakah sebelum datang kemari kepalanya sempat kepentok sesuatu? Kenapa dia sangat peduli hari ini?
Alvino yang melihat Nadine melamun pun berdehem memecahkan lamunan Nadine.
Nadine yang mendengar deheman Alvino hanya bisa salah tingkah."Lo mau jemput gue? Ga salah denger gue kan?"tanya Nadine memastikan
Alvino yang mendengar itu hanya mengangguk dan berdehem.
" Wahh Daebak gue harus mengabdikan momen ini sekarang" jawab Nadine antusias
Alvino yang melihat itu hanya memutarkan bola matanya malas.
"Buruan atau gue tinggal Lo sekarang" jelas Alvino.
.
.
next part yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEMBER
Teen Fiction* * * * * Nasib sial menimpa Alvino karena sejak kedatangan Nadine ke SMA taruna bangsa, Nadine selalu mengusik hidup Alvino. Membuat Alvino jenuh dan terus menerus menghindari Nadine. Sampai suatu hari Alvino luluh dan disaat itulah dia mengetahui...