"Bisma," ujar Angel bingung. " kamu ngapain di sini?"
Yah rumah minimalis itu adalah rumah Angel rumah gadis yang sekarang lagi berusaha menjauh darinya.
"Em- anu gua ... gua mau ngajak lo jalan-jalan, yah jalan-jalan lo mau ya." kata Bisma gugup, karena dia juga tidak tau kenapa bisa sampai kerumah Angel.
" Jalan-jalan ya? Bo- hemm maaf Bis aku gak bisa," wajah Angel yang awalnya berseri-seri berubah masam.
Sebenarnya Angel ingin sekali ikut sama Bisma tapi dia ingat kalau dia harus menjauhi Bisma.
"Ayolah, sekali-kali ini." mohon Bisma
"Hemm aku ... maaf Bisma aku gak bisa," lirih Angel
"Lo gak perlu takut sama ancaman Catarina, dia bukan siapa-siapa gua Angel, lo harus percaya sama gua!" kata Bisma mulai emosi dengan sikap Angel yang terus merentangkan jarak.
"Bu-bukan karena Catarina kok, aku lagi sibuk aja hari ini Bis." alasan Angel memalingkan wajahnya.
"Lo gak bisa bohong Ngel, gua tau kita emang baru kenal tapi gua juga tau kalau lo lagi bohong." ujar Bisma. "Terserah lo deh, gua mau pulang kalau gitu." ucap Bisma dan mulai berlalu pergi meninggalkan Angel yang dari tadi hanya menunduk.
"Hiks ... Maafin Angel Bisma." tangis Angel pecah saat motor Bisma telah melewati tikungan.
Ada rasa bersalah di hati Angel saat menolak tawaran Bisma apa lagi saat Bisma yang terlihat emosi.
Jujur hati Angel sakit beberapa hari ini menjauhi Bisma, walaupun pertemuan antara Bisma dan Angel di bilang singkat tapi Angel tau ada apa dengan hatinya ini.
"Hufttt ... Angel kuat." ujar Angel menyemangati dirinya sendiri dan mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya.
....
Di lain sisi Bisma sekarang sudah sampai di rumah Alan, lebih tepatnya sudah membuat kekacawan.
Kamar yang awalnya bersih dan tersusun dengan rapi kini sudah mirip dengan kapal pecah.
Barang-barang berserakan bahkan ada yang pecah akibat ulah Bisma.
"Robot gua." gumam Alan saat melihat robot kesayangannya sudah hancur di lantai, bahkan pria itu sudah ingin menangis saat ini. "yang sabar bro" ujar Iqbal yang saat ini ada di samping Alan.
"AKHHHH SIALAN, CEWEK SIALAN!!" teriakan Bisma menggema di dalam kamar Alan. "gua bakalan hancurin lo catarina," desis Bisma.
Brak!!
"GUA BAKAL HANCURIN LO, AKHHHHHH!!" emosi Bisma saat ini benar-benar sedang tidak terkontrol.
Alan, Iqbal dan Tian yang melihat itu hanya bisa pasrah saja, mereka tidak ingin menjadi samsak Bisma.
Bisma melangkah kearah sudut ruangan dengan buku-buku jari yang terlihat dengan jelas menandakan amarahnya yang belum surut.
"Gua harap dia gak hancurin gitar gua." lirih Alan melihat gitar pemberian ayahnya yang ada di sudut ruangan. "hikss ... Gitar gua," ujar Alan melihat was was kearah gitarnya dan Bisma.
"Gak ada gunanya lo marah-marah begini." ujar Tian yang sudah jengah melihat Bisma dia juga kasian dengan wajah Alan yang memelas.
Ucapan Tian berhasil menyulut emosi Bisma yang masih berada di puncaknya, terbukti dengan tatapan yang Bisma layangkan kepada Tian.
"Maksud lo apa ha!!" bentak Bisma.
"Bego,"
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Maksud lo apa bangsat!!" maki Bisma penuh emosi, bahkan pukulan demi pukulan terus Bisma layangkan pada Tian, sedangkan Tian hanya menatapnya dengan datar tanpa perlawanan sedikitpun.
"Udah Bis, lo udah keterlaluan Tian itu sahabat kita. " lerai Iqbal. "lo kayak gini gak bakal bikin Angel balik sama lo, seharusnya lo pikirin cara agar Angel gak terpengaruh ucapan Catarina." nasehat Iqbal.
"Iya Bis, lo seharusnya mikirin cara bukan kayak gini." sambung Alan sambil memeluk robotnya yang sudah rusak.
Bisma terduduk di samping Tian yang sudah babak belur, air mata perlahan turun membasahi pipinya.
Ia tidak peduli kalau nanti sahabatnya mengatakan dia banci karena menangis, untuk sekarang dia membutuhkannya sebagai bentuk ke frustasian dirinya.
"Apa yang harus gua lakuin, gua gak mau kehilangan Angel," lirih Bisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter Of Destiny Angella
Teen FictionSeorang wanita yang harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Mulai dari kehilangan sosok malaikat yang selalu menjaga dan merawatnya, pertemuan dengan orang yang sangat di cintainya, dan kini di paksa sang ayah untuk menikahi pria tua yang tid...