chapter 16

126 11 0
                                    

" Halo ma "
"Kiara"
"Iya ma"
" mama mau minta tolong"
" Minta tolong apa ma?"
" Mama lagi butuh uang"
" Untuk apa ma"
" Suami mama ..."
" Suami mama? bukannya mama baru cerai lagi 6 bulan yang lalu"
" Iya, tapi mama udah nikah lagi dan suami mama lagi kena masalah"
Aku menghela nafas, baru kelar urusan kak rahmat sekarang mama lagi
" Masalah apa lagi mah"
" Dia abis nipu orang dan kalau ga di balikin uang hasil nipunya suami mama mau di laporin polisi sini" Aku hanya terdiam seusai mama menceritakan masalahnya, hampir 26 tahun merantau mama ga balik balik , ga juga ngirimin sepeserpun uang untuk keperluan kami sekolah yang ada tiap nelfon mama ngabarin kalau mama mau nikah lagi , bercerai lagi dan nikah lagi yang kesemuanya brondong yang ujung ujungnya selalu bermasalah
"Kiara..." Panggil mama dari seberang sana
" Tapi ma, kiara juga tabungannya lagi limit banget"
" Oh ya ki, katanya calon kamu orang tajir ya? Bisa kali minta tolong ke dia"
" Ga bisa ma, kiara malu "
" Ya udah kalau gitu "

Aku memalingkan wajah ke jendela bus disampingku, masih terlihat titik air sisa hujan yang baru saja reda. Seketika perasaanku kalut setelah menerima telfon dari mama, kasihan mamaku harus sering mendapat masalah karena ulah suami suaminya, kenapa mama tidak memilih pulang saja dan hidup nyaman disini bersama kami anak anaknya , apa mama tidak rindu dengan kami anak anaknya , 26 tahun apa belum puas untuknya hidup terpisah dengan kami.

Buru buru aku membuka wa setelah bunyi bip sekali dari ponselku
' hi my love, gimana gathering kantornya seru?' Seketika senyumku mengembang saat melihat pesan dari thariq obat galauku
'Belum sayang, masih di jalan tadi sempat singgah di beberapa tempat dulu jadi agak lama nyampenya'
' beedeeeeh tumben manggil aku SAYANG, biasanya thariq ato riq aja'
'Jadi ga suka neh di panggil SAYANG'
'Suka banget lah, eh btw kamu ga duduk bareng deva kan di bus?'
'Engga , dia duduk di depan kok'
'Kalo gitu Hati hati'
' hati hati kenapa'
' sampah aja bisa di recycle apa lagi mantan'
' ih apaan seh'

Sri melirikku aneh yang senyum senyum sendiri sambil main hp

"Silent please ada yang mau nyanyi neh" Buka pak ari sambil menyodorkan gitar yang sedari tadi dimainkannya ke deva, teman teman serentak bertepuk tangan saat deva mulai menyanyikan  lagu milik band naff terendap laraku , jadi ingat dulu jaman jaman masih pacaran ini lagu yang paling di sukai dan paling sering dimainkan deva, emang seh suaranya keren dan serak serak gitu mirip penyanyi aslinya tapi buatku suara thariq masih lebih bagus.

SEKIAN LAMA AKU MENCOBA
MENEPIKAN DIRIKU
DI REDUPNYA HATIKU
LETIH MENAHAN PERIH YANG KU RASAKAN 
WALAU KU TAHU KUMASIH MENDAMBAMU

Teman teman kompak pada bersorak saat deva menyanyikan lirik itu
" Curhat nie" Teriak salah seorang teman yang duduk paling belakang dan semua mata pun fokus ke arahku sambil senyum senyum ,mulai deh mereka dan memang tentang hubunganku dengan thariq tidak ada satu orang kantor pun yang tau parahnya lagi deva taunya kalau thariq itu driver taksi online yang sering aku pesan saat pulang kantor Ya salah aku juga seh yang tempo hari itu.

Aku memilih bersikap cuek saat teman teman menyoraki karena lagu itu, ku anggap pengantar tidur saja lagi dingin dingin abis ujan enaknya tidur aja di bus mumpung perjalanan masih lama.

Malamnya didepan penginapan , panitia membuat acara api unggun dan barbeqyu kecil kecilan.  Aku baru saja selesai mencicipi sosis bakarnya dan bersantai dengan teman teman di depan api unggun tadi
"Ki" Sapa deva yang tiba tiba nongol di sampingku
"Ya"
" Aku mau ngomongin sesuatu ke kamu"
" Soal apa"
" Hm... Tapi boleh ga kalau ngomongnya gak di sini"
"Emang kenapa"
"Please, kita ngomongnya disana aja " Lanjutnya sambil menunjuk kearah taman yang tidak jauh dari tempat api unggun , akupun mengangguk dan kami menyusuri jalan setapak bersama menuju ke taman yang di maksud deva entah mengapa kali ini aku manut saja biasanya pasti nolak dengan berbagai alasan.

"Mau ngomong apa?" Bukaku saat sampai di taman yang di kelilingi tanaman palem dan bunga sedap malam yang semerbak wanginya
" Maaf ya ki sebelumnya, jujur udah lama aku mau pengen ngomongin ini ke kamu"
" Ngomongin apa " Tuturku sambil memasukkan jari jariku ke saku pedy jaket karena udara di puncak lagi dingin banget
" Ki" Deva terlihat ragu ragu melanjutkan omongannya dan aku masih menunggu  kata selanjutnya dengan gaya santai ku
" Aku.... " Dan ucapannya terhenti lagi disitu
"Aku kenapa"
" Seperti yang udah pernah aku bilang tempo hari , aku masih sayang kamu dan masih berharap kita bisa seperti kayak dulu lagi "
" Maksud kamu?"
" Aku menyesal dan  janji ga bakal nyakitin kamu lagi seperti dulu" Lanjutnya lagi

Ok aku rasa ini moment yang tepat untuk menjawab dan menjelaskan semuanya supaya clear

" Heeem maaf dev, Perasaan aku ke kamu sekarang gak lebih dari seorang teman atau sahabat "
"Ga lebih" Tanya deva dengan sorot mata penuh harap
" Iya"
Dia lalu terdiam

"Maaf dev"
Diapun mengangguk
" Ga papa, aku ngerti  kok aku pantas nerima ini, dulu demi dia aku tega mutusin kamu dan sekarang minta balikan lagi sama kamu! Setelah semua itu, Aku ga tau malu banget ya?"
Aku tersenyum ke arahnya
" Aku sama sekali gak sakit hati ataupun dendam ke kamu , malah aku sedih kok kamu malah bubaran sama dia, tapi yah sudahlah mungkin ada alasan di balik itu semua, oh ya be my friend? " Tuturku sambil mengacungkan jari kelingking ke depan deva
" Yes be friend forever" Balasnya sambil menempelkan jari kelingkingnya pula














My boyfriend is "bocah" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang