chapter 29

65 9 0
                                    


Rooftof hotel safron

" Halo kak kiara, lagi dimana? Mobil yang mau nganterin kita ke bandara udah siap kak!" Suara eski dari seberang sana.

Hm... Eski, dia terlalu profesional menjadi asisten sekaligus managerku. Telaten mengatur segala keperluanku,  mengatur jadwal dan segala kerjaanku. Sampai kadang dia sendiri lupa kalau aku ini kakaknya yang hampir 5 tahun tidak menginjakkan kaki di kota ini,  semenjak terakhir waktu itu tiba tiba menikah lalu besoknya di boyong ke batam oleh mas aiman.

Di tempat ini, aku, thariq dan malam tahun baru di kala itu. Begitu indah untuk di kenang, aku kadang masih senyum senyum sendiri kalau mengingatnya. Thariq, guyonannya, gombalannya dan semua tentangnya. Masih tersimpan rapih di ingatanku.

" Kak... Hallo, ingat loh besok pagi di batam ada wawancara radio"

" Ok aku turun" Sebelum dia terus nyerocos ada baiknya ikuti saja keinginan ibu eski itu.

Baru sekitar 5 langkah aku beranjak tiba tiba.

" Sudah puas jalan jalannya?"

Suara itu...

" Sudah terlalu lama kamu pergi"

Thariq

Jantungku tiba tiba berdegup kencang sama seperti waktu itu.

" Sudah saatnya kamu kembali, Kamu mau aku menunggu berapa lama lagi?"

Ya ampun, wajah itu, senyum itu... Sudah lama aku tidak melihat itu.

Ponselku pun berdering lagi. Eski lagi disana.

" Riq maaf aku harus"

"Iya ki, aku yakin kamu pasti akan kembali"

" Tempatmu disini ki, kamu tidak akan kemana kemana lagi"

Dan kata kata dari bocah bucin itu masih ampuh membuatku meleleh sama seperti yang dulu.

Aku hanya melempar senyum dan segera berlari menuju ke lift. Dalam hati masih bertanya tanya apakah ini halusinasi atau beneran nyata. Tapi sekarang berbeda, meski thariq masih nampak sama seperti yang dulu keadaan sudah jauh berbeda, aku hanyalah seorang janda dengan berbagai liku kehidupanku. Jadi ada baiknya anggap saja angin lalu, berharap dia mendapat yang lebih baik dari aku.
__________________

" Maaf ini jaket mba?" Tanya seseorang di belakang sana saat aku sedang membasuh wajahku di wastafel toilet bandara.

Aku segera berbalik dan seorang wanita hamil besar tengah menggalungkan jaket buluku di lengannya.

" Oh iya, makasi mba"

" Tadi kayaknya mba lupa di gantungan dalam"

" Iya mba saya memang pelupa"

" Hm... Tunggu, kamu Kiara kan?"

Perlahan aku menatap wanita hamil itu, wajahnya memang seperti tidak asing buatku meski pipinya lebih chabi dan hidungnya agak bangar tapi dia mirip loly.

" Aku loly ki"

" loly, ya ampun lolynya bang atma, pa kabar"

Kami pun saling berpelukan dan biasa apa lagi yang kawan lama lakukan setelah bertahun tahun tidak bertemu pasti bertukar kabar dan sedikit bergibah. Tapi itu tidak lama karena tiba tiba suami loly yang ternyata bukan bang atma mengetuk dari luar dan mengabarkan kalau pesawat mereka sudah akan berangkat.

" Ga ada gunanya ngejalani sebuah hubungan karena sebuah keharusan, bukan tulus dari hati makanya aku dan atma sepakat bubaran dan aku menikah dengan jack, setelah kamu pergi. Tante Gefa dan keluarga Stefani merancang sebuah pertunangan untuk Thariq dan Stefani. Tapi si Thariq malah pergi entah kemana untuk menghindari pertunangan itu. Beberapa tahun dia menghilang dan baru kembali setelah tante Gefa sakit, Jangan bikin bocah itu terus terusan galau. Aku yakin kamu juga masih sayang kan sama dia"


















My boyfriend is "bocah" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang