chapter 25

56 8 0
                                    

Hari ini tepat 2 minggu aku berada di kota ini, berkantor di kantor yang baru dengan jabatan yang baru pula sebagai manager. Di kota ini juga aku memulai hidup baru dengan status baruku sebagai istri. Banyak hal yang sudah ku lalui, suka duka silih berganti datang dan pergi berharap hari hariku ke depan akan bahagia di sini.

Mama resmi cerai dengan suami brondongnya dan sekarang tinggal dengan kak Rahmat. Berharap mama juga bisa hidup bahagia dan tenang  tanpa di pusingkan lagi dengan ulah brongdong nya yang cuma bisa morotin dan jadi parasit.

Kiara, aku pulang telat hari ini
Tolong sampikan ke momy juga.

Aku baru saja akan membalas pesan Wa dari suamiku saat seseorang mengetuk pintu ruangan ku.

"Ya masuk"

"Kiara..." Buka seseorang

"Sabrina..." Aku beranjak dari kursi kerjaku dan segera memeluk wanita berpenampilan modis yang sedang nyender di pintu.

"Ya ampun, ga nyangka kita bisa ketemu lagi"

" Kamu jahat" Sambungnya

" Jahat!"

"Kenapa ga ngabarin aku, kalau gak dengar dari papa aku mungkin gak tau kalau kamu udah pindah kesini, jahara!"

" Maaf maaf, aku lagi sibuk banget urusin ini itu maklum baru pindah jadi ga sempat ngabarin kamu"

" Kalau gitu sekarang kita ke apartemen aku yuk, kita masak dan makan makan" Ajak sabrina sambil menenteng tas ku dan menarikku keluar ruangan.

"Okok tapi aku ijin suamiku dulu ya?"

"Hah kamu udah merid?" Tanya sabrina dengan ekpresi heran.

"Iya belum ada sebulanan"

" Tuh kan... Kamu emang jahat banget, sampi sampai kamu merid gak ngundang aku" Sabrina kembali manyun

" Dadakan sab"

" Loh kok bisa? Jangan jangan?" Sabrina melirik perutku

" Ngawur kamu, ga lah. udah tar aku ceritain deh"
____________

Apartemen tulip lantai 6

Waw... Apartemennya luas dan mewah banget, keren.

" Kamu tinggal sendiri sab?" Tanyaku sambil melihat lihat seisi apartemennya.

"Iya lah, mau sama siapa lagi. Aku kan belom merid"

" Oh ya kamu udah ngabarin suami kamu?"

"Iya udah"

" Ajakin ke sini juga skalian" Seru sabrina sambil sibuk mengeluarkan bahan bahan dari dalam kulkasnya

" Maaf sab, dia lagi ada keperluan, lain kali ya"

"Ok, janji ya"

"Iya"

Pasta aglio olio tuna dan salad sayuran ala chef sabrina sudah terhidang di meja makan dan kami bersiap siap untuk makan saat suara bel berbunyi.

" Siapa ya, perasaan aku ga udang siapa siapa lagi selain kamu" Seru sabrina sambil membuka celemeknya.

" Tunggu ya ki" Sambung kiara sambil berlari kecil menuju pintu depan sedang aku lanjut menata piring, garpu sendok dan gelas di atas meja  yang berhias bunga mawar putih dan lilin merah  di tengahnya.

" Ki, ternyata pacar aku yang datang, ga papa ya,Ikutan gabung juga?" Sabrina kembali masuk di susul sosok pria tegap tinggi di belakangnya.

Aku tersentak kaget saat mengangkat wajahku dan melihat sosok pria itu. Mataku terbelalak dan jantungku rasanya mau copot.

Sosok pria itupun tak kalah kagetnya saat melihatku. Sampai sampai dia menghentikan langkahnya dan tiba tiba mematung.

" Kok berenti di situ seh sayang, kenalin ini kiara, dan ini aiman pacar aku"

Serasa mau pingsan saat sabrina menyebut nama itu, tadi aku masih sempat berharap meski mustahil kalau di dunia ini banyak orang yang mirip termasuk laki laki di depanku tapi setelah mendengar nama itu rasanya memang mustahil. dia adalah orang yang sama. Dia Suamiku. Bukan orang mirip seperti fikiranku.

"Sayang, sini" Panggil sabrina lagi

" Sab maaf aku harus pergi" Seruku sambil melepas celemek dan meletakkannya dekat wastafel

" Mau kemana ki"

" Maaf sab, aku baru ingat kalau obat mertuaku habis dan aku harus ke apotik  sekarang juga sebelum apotik nya tutup"

" Tapi kamu kan belum makan"

" Maaf banget , maaaaaf sab" Tuturku lagi sambil meraih tasku diatas meja.

" Aku antar ya ki" Susul sabrina

" Ga... Ga usah"

" Kalau gitu tunggu bentar ki, plisss"

Aku menghentikan langkahku, sabrina kembali masuk dan beberapa lama kemudian keluar lagi dengan beberapa kotak makanan di tangannya.

" Ini buat kamu dan mertua kamu"

Aku memeluk sabrina serasa berbisik "maaf sab"

" Iya ga papa ki"

" Makasi ya sab, aku balik dulu"

" Hati hati ki, salam buat suami dan mertuamu "

"Ok" Tutupku sambil berlari menuju lift.


































My boyfriend is "bocah" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang