chapter 13

132 12 0
                                    

Sudah hampir semingguan ini kerjaan di kantor padat banget, aku benar benar sibuk dan hanya punya waktu break sebentar untuk makan dan istirahat di pantry.

Dan kerjaanku baru saja kelar saat jam mungil di mejaku menunjukkan pukul 9 malam, yang ku butuhkan saat ini cuma segera pulang dan rebahan di kamar sambil menonton satu judul dvd korea recomended by eski my korean girl ala ala secara ini malam minggu dan sepertinya otakku butuh rehat sejenak dari data data di laptop yang bikin kepalaku puyeng.

"Hi.... Ki..." Sapaan deva mengagetkanku soalnya tiba tiba aja nongol dari balik pilar besar yang terletak di lobby bawah yang sudah mulai gelap.
"Hi...lembur juga dev" Jawabku sambil terus berjalan menuju ke gerbang depan kantor
"Ooo iya, aku anterin ya"
" Hm... Ga usah , aku ga langsung pulang mau ke swalayan dulu"
"Ooo kebetulan aku juga mau ke swalayan"
"Hm..."
" Napa...mau cari alasan lagi biar bisa nolak ajakanku ?"
" Bukan gitu tapi"
" Tapi apa? "
Dan di saat seperti ini seketika aku merindukan thariq berharap mobilnya sudah ada di parkiran depan seperti biasanya yang datangnya suka tiba tiba dan tidak terduga.

Sudah semingguan semenjak penembakan eh lamaran tak terduga itu kami lost kontak , tidak ada komunikasi sama sekali, yang biasanya setiap harinya mendengar lelucon dan guyonan yang kadang garing tapi ngangenin, ini sudah semingguan dia seakan hilang di telan bumi .

Dan kali ini dengan sangat terpaksa akupun harus menerima ajakan deva, di perjalanan deva bercerita tentang banyak hal sampai sampai di jalan serasa dinina bobokan saking panjang ceritanya mataku sudah berat banget rasa pengen tidur dan tiba tiba melek saat deva mengucap satu kalimat ini
" Jujur ki, aku sayang sama kamu"

Dan untungnya kita berdua sudah sampai didepan rumah dan aku bisa segera modus untuk turun dengan alasan udah malam banget kalau tidak entah apa lagi yang akan dia usahakan setelah kata kata itu.

Aku dan eski sedang seru serunya nonton korean drama saat tante indy masuk ke kamar, di tangannya ada sebuah amplop putih yang entah apa isinya. Segera Ku matikan dvd player saat tante indi mulai membuka cerita
" Ki, tadi rahmat kesini"
Kak rahmat dan akupun mulai waspada, siap siap kalau kalau kak rahmat berulah lagi
" Dia kasi ini ke kamu" Tante indi menyerahkan amplop putih yang ternyata berisi segepok uang pecahan 100 ribuan, tente indi lalu bercerita kalau kak rahmat sudah bekerja sebagai mandor di salah satu proyek pemukaan lahan untuk jalan  di kalimantan, gajinya lumayan dan dia sudah insaf katanya dengan tampilan baju rapi dan celana cingkrangnya sangat berbeda dengan penampilan awalnya yang urakan .

Syukurlah...ini sudah lama ku tunggu semoga kak rahmat bisa memulai hidup barunya dengan baik
" Hm... Satu lagi tadi bu el..." Tiba tiba tante indi menghentikan kalimatnya
" Hm...lupain aja" Tutup tante indi sambil  meninggalkan kamar, aku dan esty saling liat liatan dan terus bertanya tanya entah apa gerangan .




My boyfriend is "bocah" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang