Siang ini, Chan sedang dalam perjalanan menjemput Hyura di kampusnya. Mereka berencana akan fitting baju pengantin. Chan menghentikan mobilnya ketika sudah mulai memasuki gedung fakultas wanita itu. Tak butuh beberapa lama, ia segera melihat Hyura yang sedang berjalan ke arahnya dengan seorang wanita di sampingnya, yang Chan tebak adalah teman dari Hyura.
"Apa kau sudah menunggu lama?" tanya Hyura ketika sudah berada di depan Chan.
"Tidak, aku baru saja sampai,"
"Hm, begitu. Mmm, Chan. Dia Heejin sahabatku, bolehkah aku mengajaknya ikut serta? Aku membutuhkannya untuk memilih nanti"
Chan mengernyit sebentar, kemudian setelahnya ia tersenyum hangat,
"Tentu, ayo masuk"Tidak ada yang spesial selama perjalanan, Hyura asyik mengobrol dengan temannya hingga mengabaikan Chan. Begitupun saat ini, ketika sampai di butik, wanita itu pun terus-terusan meminta saran dari Heejin.
"Sebenarnya kau itu mau menikah denganku atau dia sih?" akhirnya Chan angkat bicara, ia cukup kesal didiamkan sejak tadi.
"Hah? Eh, m-maaf. Kalau begitu, menurutmu ini bagaimana?"
"Ganti, terlalu terbuka"
"Ahh begitu, sebentar"
Hyura meninggalkan mereka berdua dan mencoba gaun lainnya.
"Jadi namamu Heejin? Sudah berapa lama berteman dengan Hyura?" Chan mulai mengajak teman Hyura itu mengobrol, sembari tanya-tanya sedikit tentang Hyura mungkin tidak masalah.
"Lama sekali, bahkan ketika ia masih menjadi kekasih sepupumu, sebelum si brengsek itu terkenal seperti sekarang"
Chan nampak terkejut,
"S-sepupu?""Kau belum tahu? Lee Jeno, kupikir kau mengetahuinya karena Hyura bilang kalian bertemu di pernikahannya"
"Ah, aku baru tahu"
Heejin nampak menghela napasnya sebentar, sebelum akhirnya ia menceritakan segalanya tentang Hyura dan Jeno, mimpi mereka berdua untuk menjadi idol, sampai akhirnya Jeno yang mengkhianati Hyura ketika ia mulai terkenal.
Heejin tahu pernikahan antara Chan dan Hyura hanya sebatas kontrak, tapi entah mengapa ia merasa mempercayai pria yang berprofesi sebagai pilot tersebut. Hingga ia menceritakan segalanya tentang Hyura.
Chan yang mendengarnya hanya terdiam, ia akhirnya mengerti mengapa saat di pernikahan Jeno, ia melihat wanita itu menangis maupun saat menyanyikan lagu di cafe Jihoon."Aku tahu kau sepupunya, aku pun tahu ini hanya sebatas kontrak. Tapi kumohon, jangan sakiti sahabatku, dia sudah cukup menderita sebelum ini"
"Terima kasih"
"Maksudmu?"
"Terima kasih sudah bercerita. Setidaknya ketika Hyura kesulitan seperti itu, ada kau yang selalu di sampingnya"
Heejin kemudian menghembuskan napas lega, telah menceritakan pada Chan,
"Aku seratus persen yakin, ketika kau meminta Hyura bercerita. Ia akan menyembunyikan kebusukan sepupumu itu, bersyukurlah karena aku yang menceritakannya"Chan hanya terkekeh mendengarnya.
Bersamaan dengan itu Hyura keluar dengan langkah ragu menghampiri mereka berdua dengan gaun berwarna baby blue."C-chan, ini bagaimana?"
'Cantik. Sangat cantik' pikir Chan. Ia terus memandangi Hyura dari atas ke bawah selama beberapa detik.
"Chan?"
"Hah? Ah itu bagus, tunggu di situ. Aku akan mencoba milikku"
Tak lama kemudian Chan keluar dengan setelan berwarna senada dengan gaun Hyura.
"Diam di situ aku akan mengambil gambarmu dan mengirimkannya pada eomma setelah itu gantian fotokan aku ya?"
"Ah iya, oke"
"Ck, kenapa tidak sekalian saja kalian berfoto bersama. Sini biar aku yang memfotokan," Heejin bangkit merebut ponsel Chan dari tangannya.
"Eh? H-Heejin, tidak perlu" Hyura menolak, pasti akan sangat canggung berfoto bersama dengan Chan.
"Hanya foto, setelah itu kalian pasti lebih sering bersama. Anggap ini sebagai latihan"
Chan mengangguk sekilas, ia kemudian meraih tangan Hyura dan meletakkannya pada lengannya yang membuat jantung Hyura berdegup kencang karenanya.
"Satu, dua, tiga"
'Klik'
======
Hari ini pernikahan Chan dan Hyura benar-benar dilaksanakan. Setelah tadi pagi mengikat janji di hadapan Tuhan, kini mereka sedang melaksanakan pesta pernikahan di sebuah gedung mewah.
Awalnya baik Chan maupun Hyura menolak pesta pernikahan mewah ini, mereka sama-sama tidak suka menjadi pusat perhatian. Namun tuntutan profesi Chan yang mengharuskan mereka melaksanakan rangkaian resepsi yang cukup rumit.Selain itu, pihak keluarga Chan juga memaksa mengadakan pernikahan mewah ini.
Siapa juga yang tidak ingin pernikahan putranya berjalan dengan luar biasa, hingga pada akhirnya baik Hyura maupun Chan pun terpaksa menyetujuinya.Kini mereka sedang menyalami tamu yang tak kunjung henti berdatangan.
Hingga pada akhirnya, manik mata Hyura menemukan seorang pria dengan wanita di sampingnya berjalan ke arah mereka. Ya, dia adalah Jeno dan istrinya, Minju."Selamat atas pernikahanmu, hyung. Tak kusangka kau akan menyusul secepat ini"
pria itu memeluk Chan, kemudian,"Selamat ya Hyura, tak kusangka kau melupakanku secepat ini. Rasanya baru kemarin kau menangis dan berteriak ke arahku," Jeno mengatakannya setengah berbisik diiringi senyum yang tidak dapat Hyura artikan.
'Deg' terasa nyeri sekali mendengarnya. Lagi-lagi Hyura menahan air mata itu agar tak lolos dari matanya. Ia menggigit bibir dan meremat gaunnya, pandangannya menunduk.
Chan pun segera tersadar dengan situasi, ia meraih tangan Hyura yang sedang terkepal itu, mengenggamnya lalu mengusapnya pelan. Berusaha memberikan ketenangan untuk wanita itu,
"Terima kasih Jeno, silahkan nikmati pestanya" Chan secara halus mengusir sepupunya itu.
"Ah aku akan langsung pamit hyung, besok aku ada jadwal pemotretan"
"Begitu, baiklah hati-hati"
"Aku permisi hyung, dan... Ji, aku pamit"
Panggilan itu lagi, panggilan khusus Jeno kepadanya, saat mereka masih berpacaran. Dan Hyura akan memanggil Jeno dengan sebutan Je, miris sekali mendengarnya kembali dengan posisi seperti ini.
Setelah kepergian Jeno, Chan dapat merasakan tangannya dicengkeram erat oleh Hyura. Ia melirik ke arah wanita itu yang sedang menggigit bibirnya dengan tubuh bergetar hebat,
"Mau ke belakang?" tawarnya yang disahuti oleh gelengan kepala dari Hyura.
"Ck, sini!" tanpa aba-aba Chan membawa Hyura ke dalam pelukan.
"Menangislah di pelukanku agar tidak ada yang melihat"
Setelahnya Chan dapat mendengar suara tangisan, ia mengelus puncak kepala Hyura pelan.
"S-sakit sekali, Chan"
-TBC-
Jangan lupa tinggalin vote+comment ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CAPTAIN [Bang Chan] ✔
RomanceBaginya, Chan seperti ketujuh cahaya pelangi yang datang setelah derasnya hujan.