Tujuh Belas 🚁 (END)

543 84 93
                                    

"C-chan... hiks"

Pemandangan pertama yang menyapa indera penglihatan Hyura di senja ini adalah tubuh lelaki yang amat dicintainya, tengah berdiri dengan wajah penuh luka dan dagu yang mulai ditumbuhi rambut-rambut tipis itu.

Lelaki itu tak bergeming, tetap menatap Hyura dengan pandangan yang sudah berair namun ia tahan. Membuat Hyura sontak memukuli dada Chan berkali-kali.

"Hiks, Chan... hiks hiks, k-kenapa baru pulang, hiks. Jahat!"

Hyura tanpa henti memukul-mukulnya dengan tangis tersedu-sedu yang membuat siapapun yang mendengarnya merasa sedih.

Chan menangkup kedua tangan wanita itu meskipun lengannya sedikit terluka,
"Sstt, hentikan. Sakit tahu!"

Hingga akhirnya Hyura berhenti memukulinya dan menghambur ke pelukan lelaki itu, mencium kuat-kuat aroma yang sangat dirindukannya itu.

"Hiks.. hiks.. i-ini bukan mimpi kan, hiks? Kalau ini mimpi, j-jangan bangunkan aku"

Chan membiarkan posisi itu bertahan beberapa saat. Membiarkan Hyura meluapkan tangisnya sambil mengelus pelan surai wanita itu dan mengecupnya singkat.

======

Kini Chan dan Hyura tengah duduk di pinggiran ranjang kamar Chan. Ya, setelah meluapkan tangisnya tadi, Hyura segera membantu Chan pergi ke kamarnya sementara ia menyiapkan makanan dan obat untuk luka gores di wajah serta lengan lelaki itu.

Setelah menyuruh Chan mengisi perut, Hyura segera mengambil tempat di hadapan lelaki itu untuk mencukur rambut-rambut tipis yang menghiasi dagunya.

Hyura meraih wajah tampan Chan yang dipenuhi luka,
"Kenapa bisa seperti ini?"

"Maaf"

Hanya itu kata yang keluar dari bibir Chan, setelahnya ia hanya diam membiarkan wanita itu mencukur rambut-rambut di dagunya dan mengobati di wajahnya.

Kemudian tangan Hyura mulai meraih lengan Chan, setelahnya ia meringis melihat luka lelaki itu.

"Pasti sakit ya? Hiks"

"Sstt, jangan cengeng!"

Hyura mendengus mendengarnya, bisa-bisanya di saat seperti ini Chan malah mengatainya. Hyura memilih mengalah saat ini dan lanjut mengobati luka lelaki itu.

"Jadi, selama ini kau dimana saja hm? Jelaskan!" pinta Hyura setelah selesai mengobati Chan.

Chan menghela napas sejenak, lalu mulai menceritakan bagaimana pesawat itu bisa jatuh.

"Kau pasti sudah tahu, saat itu bukan aku yang mengemudikan pesawatnya. Lalu ketika pesawat oleng dan jatuh, aku berusaha berenang dan menyelamatkan beberapa orang. Tapi nasib buruk sepertinya lebih menang karena aku mulai kehabisan napas dan tenggelam. Aku tidak ingat apapun, tapi begitu bangun aku ada di suatu gubuk kecil milik nelayan. Ternyata mereka tinggal di suatu pulau kecil yang sedikit jauh dari tempat jatuhnya pesawat. Selama itu pula mereka merawatku, untungnya aku bisa sedikit berbahasa Jepang. Mereka membantu mengobati lukaku sampai aku bisa kembali berjalan dan mencari tahu cara untuk aku kembali. Dan ya, akhirnya setelah dua minggu aku bisa sampai sini"

Chan tersenyum di ujung ceritanya, lalu maniknya malah menemukan Hyura yang sudah menatapnya dengan mata berair seakan siap menangis kapanpun.

"Syukurlah, kau selamat, hiks"

MY CAPTAIN [Bang Chan] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang