Matahari pagi mulai menelusup memasuki celah gorden kamar yang ditempati Chan dan Hyura. Ya, kemarin mereka benar-benar tidur bersama, satu ranjang karena Chan tidak melepaskan pelukannya pada tubuh Hyura sama sekali. Seperti halnya pagi ini, Chan masih saja terlelap dengan kedua tangan yang melingkar di pinggang Hyura.
Namun, lain halnya dengan Hyura, perlahan mentari pagi mulai membangunkannya. Ia mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya kesadarannya telah terkumpul. Wajah damai Chan menjadi pemandangan pertama yang Hyura lihat ketika terbangun.
Hyura tersenyum memandangi wajah itu,
'Aku harap suatu saat nanti, wajahmu lah yang selalu kulihat pertama kali ketika aku bangun tidur seperti ini'Setelah cukup puas memandangi wajah Chan, Hyura segera teringat akan sesuatu. Ia menempelkan punggung tangannya pada dahi Chan untuk mengecek suhu tubuh lelaki itu. Setelahnya, ia bisa menghela napas lega karena suhu tubuh Chan sudah turun walaupun bibirnya masih pucat.
Hyura dengan hati-hati melepaskan pelukan Chan di tubuhnya. Ia berniat memasakkan sesuatu untuk sarapan sebelum lelaki itu terbangun. Namun, pergerakannya itu ternyata sukses membuat Chan melenguh pelan. Chan membuka matanya, menatap Hyura dengan setengah sadar.
"Lepaskan ini, aku harus membuat sarapan" Hyura berujar pelan.
"Hm?" sepertinya Chan benar-benar masih setengah sadar.
Hyura mencubit pipi lelaki itu,
"Lepaskan pelukanmu. Aku harus memasak"Chan mengerjap sebentar sebelum akhirnya melepaskan pelukannya pada pinggang Hyura,
"Maaf""Tak apa, lanjutkan tidurmu. Nanti jika sudah matang aku ke sini"
Chan mengangguk sekilas membuat Hyura kemudian beranjak pergi ke kamar mandi sebelum pergi ke dapur untuk memasak. Ia berkutat selama 15 menit di dapur sebelum akhirnya menyelesaikan masakannya. Sebenarnya, Hyura hanya membuat sandwich dan susu untuk Chan mengingat lelaki itu masih sakit, itu sebabnya ia hanya butuh waktu singkat untuk memasak.
Hyura kemudian membawa sandwich dan susu itu ke kamar Chan. Seperti kemarin, lelaki itu masih tertidur membuat Hyura kembali membangunkannya dengan hati-hati. Chan akhirnya terbangun dan menyandarkan tubuhnya pada headboard.
Niat awalnya, Hyura akan menyuapi Chan seperti kemarin, namun suara ponsel di sakunya menginterupsi pergerakannya. Chan segera membuat gesture menyuruh Hyura untuk cepat mengangkatnya.
"Aku sudah baikan. Aku bisa makan sendiri"
Chan meraih nampan di tangan Hyura yang membuat wanita itu mau tak mau menurutinya untuk mengangkat telepon. Hyura pun berlalu keluar kamar, tak lama setelahnya ia kembali masuk dengan ekspresi bahagia yang justru terlihat aneh di mata Chan.
"Ada apa dengan ekspresimu itu? Kau menang lotre?"
"Chan ini lebih baik daripada menang lotre! Kau tau..."
"Apa?" Chan menjawab dengan masih mengunyah sandwichnya.
"Aku... Skripsiku diterima dan aku akan sidang!!!!" Hyura memekik bahagia dan tanpa sadar memeluk Chan yang sedang asyik makan.
"Uhuk uhuk, k-kau mau membunuhku?" Chan terbatuk karena pelukan erat Hyura di lehernya dan juga makanannya yang belum selesai ia kunyah.
Hyura yang tersadar pun hanya terkekeh canggung dan segera melepaskan pelukannya.
"Hehe, maaf. Aku terlalu senang""Hm, jadi kapan kau sidang?"
"Jika tidak ada kendala mungkin dalam dua minggu ke depan atau bisa lebih cepat"
"Lalu wisudamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CAPTAIN [Bang Chan] ✔
RomanceBaginya, Chan seperti ketujuh cahaya pelangi yang datang setelah derasnya hujan.