13 ▪ Bright Spot

709 91 32
                                    

"Sial, aku semakin penasaran dengan gadis itu."

Happy Reading♡


Oxford, Inggris

Avocado Juice dan Cupcake Oreo menemani Rey di sore hari. Ia menyeruput jus perlahan, lalu menggigit cupcake itu sedikit demi sedikit.  Hari ini rasanya begitu lelah, ia akan melepas penat dengan menunggu senja datang.

Rey terduduk di balkon kamarnya yang mengarah pada pemandangan yang sangat luar biasa, perbukitan hijau asri terlihat begitu jelas. Burung beterbangan, melambaikan sayapnya begitu indah. Rey tersenyum kagum menatapnya.

"Sebaiknya aku ambil laptop," gumam Rey, lalu ia bangkit dari duduknya.

Kakinya melangkah menuju ruang kerja, untuk mengambil laptop pribadinya. Dikarenakan ruang kerja bersampingan dengan kamarnya, Rey tak perlu menghabiskan waktu lama.
Segera saja ia ambil laptop itu, lalu kembali ke balkon kamarnya.

Rey mendudukkan kembali bokongnya pada kursi yang sebelumnya ia duduki. Laptopnya kini mulai terbuka, menampakkan lambang Rajawali dengan slogan didalamnya "Infatti, un re, non lascerà che questo gli impedisca di vivere".

Kalimat itu berasal dari bahasa Italia, jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris "Indeed, a king, will not let that keep him from living". Arti maknanya adalah "Sejatinya raja, tidak akan membiarkan yang menghalanginya hidup". Cukup mengerikan, itulah slogan dari Black Eagle, perusahaan illegal yang digelutinya.

Tangannya mulai memainkan mouse, meng-klik salah satu aplikasi microsoft untuk mengecek omset perusahaannya selama 2 bulan terakhir. Rey tersenyum simpul.

_TPOM_

Pria paruh baya turun dari mobilnya tergesa, dia berlari memasuki mansion untuk menemui majikannya.
Rico, ya, dia bertanya pada beberapa maid, bahwa majikannya berada di dalam kamar, namun hasilnya nihil.
Ia kembali ke lantai bawah, pergi ke area taman samping mansion, hasilnya tetap tidak ada.

"Di mana anak muda itu?" Rico mengusap wajahnya kasar.

Seorang maid berjalan menghampiri Rico, menepuk pundaknya perlahan. "Mungkin, Tuan Rey menunggu senja datang di balkon kamarnya." Maid itu mencoba menerka.

"Ah, kau benar juga. Terima kasih, aku segera ke sana." Rico tersenyum ke arah maid, lalu kembali masuk ke dalam mansion.

Rico berlari ke lantai atas menuju kamar majikannya, Rey. Ia mengetuk pintu masih tidak ada jawaban. Rico memberanikan diri untuk membukanya, lalu berjalan ke arah balkon. Benar saja, Rey ada di sana.

Perlahan Rico mendekat ke arah Rey, lalu menyapanya. "Selamat sore, anak muda. Sibukkah engkau?" tanya Rico mengagetkan Rey yang sedang terfokus pada laptopnya.

"Sore, Paman. Pentingkah?" Rey menjawab sapaan dan bertanya balik, ia menautkan alisnya sebelah.

"Tentu saja."

Rico membeberkan semua yang ia temui hari ini. Dimulai dari pekerjaan bisnis, hasil meeting dan berbagai hal lainnya. Tak lupa, tentang penemuannya di salah satu cafe, saat ia melihat Alexander bersama seorang gadis berpakaian tertutup dan memakai masker hitam keluar dari toko topeng ternama.

Rey mendengarkannya dengan seksama, ia manggut-manggut tanda mengerti. Rasa penasaran menyeruak dalam jiwa dan pikirannya. Bayangan kejadian beberapa bulan lalu melintas di otaknya.

"Paman, coba mana fotonya?" tanya Rey.

Rico segera merogoh sakunya, lalu mengeluarkan benda pipih itu. Ia membukanya dengan pola angka 2, lalu menekan aplikasi file. Dikliknya foto tadi, betapa kagetnya ia, fotonya blur tak terlihat jelas.

The Princess Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang