"Jadilah penguasa di antara para penguasa lainnya. Black Tiger harus lebih pesat perkembangannya."
♡Happy Reading♡
☄
☄
☄New York, Amerika Serikat
Seorang pria berumur sekitar 45 tahun kini tengah mengamati laptop di hadapannya, matanya tidak berpaling sedikit pun. Dia melihat adanya tanda-tanda suatu prahara yang akan terjadi. Namun, dia tidak bisa memperkirakan kapan datangnya. Ini cukup berbahaya untuk putrinya, dan juga anak kakaknya yang sudah dia anggap sebagai putranya.
Pasalnya, dunia kegelapan sekarang tengah sengit. Banyak sekali para penguasa dunia kegelapan yang bersaing dengan cara sangat-sangat kotor, meskipun awalnya tidak bermasalah. Karena sistem naik-turun kekuasaan sangatlah menentukan, tentunya mereka tidak ingin terkalahkan.
Di dalam dunia apa pun, siklus kehidupan tetaplah sama. Menyerah atau bangun, dibunuh atau membunuh. Hal yang dipakai dalam dunia gelap tentunya pasal yang kedua, tentang dibunuh atau membunuh.
Jika tidak berani menyerang terlebih dahulu, maka bersiaplah untuk diserang. Memang benar, kekayaan orang-orang yang bekerja illegal itu sangatlah banyak, mereka bisa melebihi gaji aparat, membangun insfrastuktur, proyek di mana-mana, membuka properti, rumah sakit swasta, atau apa pun itu bukan hal yang sulit untuk mereka. Karena tentunya mereka banyak uang. Namun, sepertinya kalian lupa, jika usaha yang mampu membuat bergelimang harta mempunyai resiko yang sangat tinggi.
Mafia, mungkin tidak pernah asing dengan sebutan itu. Mereka menghalalkan segala cara untuk mengais rezekinya, tanpa kenal haram sedikit pun. Seperti halnya, mereka membuka percetakan senjata api illegal, prostitusi online, menjual obat-obatan terlarang, atau apa pun yang jenisnya dilarang oleh negara, dan agama. Tak heran, jika hidup mereka mewah, mempunyai rumah bak istana.
Resiko mereka sangatlah tinggi, jika mereka dapat diketahui keberadaannya oleh aparat, bisa saja mereka mendekam di penjara, atau dihukum mati. Namun, mereka tentunya pintar, jelas-jelas mereka bukan orang bodoh. Banyak aparat yang mereka rekrut sebagai oknum dengan gaji yang tinggi, hingga mereka bebas berkeliaran.
"Aku harus menghubungi Alinka," gumam pria paruh baya itu.
Tangannya mengambil ponsel yang terlantar begitu saja di mejanya, dia membuka ponsel, dan mencari nomor yang jarang sekali dia hubungi kecuali ada keperluan. Dering ponsel terdengar, tinggal menunggu seseorang yang dia hubungi mengangkatnya.
"Hallo, Pah," sapa seseorang di seberang sana, yang diketahui oleh Alinka.
"Hallo, Sayang. Bagaimana kabarmu dan Xander?" tanya Royland Rolando.
"Aku dan Xander di sini baik-baik saja. Papah bagaimana kabarnya?"
"Papah baik, hanya saja sedikit khawatir dengan keberadaanmu di sana bersama saudaramu itu. Ditambah, Valeri juga ada di sana sekarang," jawab Royland.
"Tidak usah khawatir kami baik-baik saja di sini. Papah juga fokua dengan kesehatan dan kerjaan papah di sana."
"Baiklah kalau begitu ...." Royland menjeda ucapannya.
"Jadilah penguasa di antara penguasa lainnya. Black Tiger harus lebih pesat perkembangannya." Royland memberikan penyemangat khusus.
"Itu sudah pasti aku lakukan. Papah tenang saja, aku bisa mengatasi semuanya. Aku ada meeting sebentar lagi, jadi aku tutup dulu teleponnya. See you, Pah."
"See you, Sayang." Royland menutup panggilannya.
Apa sudah tahu tentang Royland? Pastinya sudah mengenal papah dari Alinka itu. Dia menarik napasnya lega, perasaannya membaik setelah dia bisa menyampaikan kekhawatirannya.
Royland yakin, jika putrinya bisa berkembang pesat lebih dari yang sekarang baik di dunia legal atau pun illegal. Karena putri cantiknya itu memiliki kegeniusan tingkat tinggi, yang jarang dimiliki oleh orang lain.
Aneh memang, seorang ayah mengizinkan putrinya menjadi seorang mafia. Sebenarnya, itu jarang sekali dilakukan oleh orang lain, rata-rata pemimpin mafia adalah seorang pria. Maka dari itu, kini Royland menjadi khawatir di setiap pergerakan sengit antara para mafia lainnya.
Namun, Alinka memang pantas diberikan dukungan menjadi seorang mafia. Gadis itu menguasai apa pun yang ada di dalam Royland dahulu. Putrinya itu bagaikan penipu berbentuk malaikat, pembunuh berbentuk bidadari.
Alinka Grethania Rolando, putri dari Royland, dia bisa memanipulasi banyak orang dengan bentuknya yang bagaikan malaikat. Mengapa dikatakan demikian? Karena tentu saja dia menjadi seorang penolong, yang menawarkan pekerjaan pada orang-orang di luaran sana yang membutuhkan.
Gadis itu juga dapat dikatakan sebagai pembunuh berbentuk bidadari. Bagaimana tidak dikatakan seperti, deskripsi tubuhnya pasti kalian sudah mengetahui itu. Sangat cocok bukan, diberikan gelar seperti itu?
Royland tersenyum, ketika dia membayangkan Alinka waktu kecil. Di mana dia masih manja, ingin digendong oleh Royland terlebih dahulu jila dia akan pergi ke kantor. Tak jarang, Alinka juga merengek ikut ke kantor meski ibunya melarangnya.
Mengingat tentang sang istri, wajah Royland berubah sendu. Dia sangat ingat ketika istrinya itu meninggal tepat di hadapannya dan Alinka, dia gagal menyelematkannya.
"Putri kita sudah besar sekarang," ucap Royland menatap pigura berukuran besar yang berada di dinding atas ranjangnya.
"Dia yang akan membalaskan dendam kita," lanjut Royland.
"Semoga kau tenang di sana." Royland menatap pigura itu.
Di dalam pigura tersebut, terdapat foto dirinya, sang istri, dan Alinka kecil. Royland menatap foto itu lekat-lekat, sampai sekarang pria itu tidak berniat untuk menggantikan posisi istrinya dengan wanita mana pun. Padahal, dulu waktu ditinggalkan oleh istrinya, Royland belum mencapau umur 30 tahun, masih bisa dibilang muda, bukan? Namun, tetap saja cinta sejati itu tidak akan pernah terganti sampai japan pun. Meskipun sebenarnya, kekayaan Royland mampu untuk menikahi wanita mana saja.
"Takdir memang berjalan semestinya. Keberadaannya tidak bisa diprediksi sedikit pun," ucap Royland.
"Jika saja dulu aku berhasil menyelamatkanmu, maka hari ini kita masih bisa bersama, tertawa bahagia dengan putri kita."
Royland beralih pada figura yang berada di dekatnya. Terdapat dua pasang suami-istri di sana, sang ayah menggendong putra-putri mereka. Di sana adalah foto Alinka, Xander, dan kedua orang tua mereka.
"Alexander Abraham sekarang sudah besar, aku menjaganya sesuai janjiku. Dia sekarang sudah besar seperti Alinka Grethania Rolando. Mengingat umur Xander hanya terpaut satu tahun di atas Alinka." Royland berbicara pada kedua orang yang ada di dalam foto tersebut. Seolah, mereka benar-benar ada di sana.
Apa sebenarnya yang terjadi di dalam kehidupan mereka sebenarnya? Sepertinya, banyak teka-teki yang perlu dipecahkan. Belum lagi adanya dendam yang belum terbalaskan. Memang benar, setiap perubahan manusia tentunya ada sebuah alasan, tetapi apa alasan mereka sebenarnya? Apalagi, menjerumuskan putrinya sendiri untuk menjadi seorang mafia. Royland bahkan senang, mendengar Alinka telah membunuh, menyerang siapa pun yang menjadi lawannya.
Royland tidak pernah memarahi Alinka, bahkan dia mendukung jika Alinka meneleponnya terlebih dahulu untuk mengeksekusi target. Royland benar-benar tidak seperti ayah pada umumnya. Apa yang terjadi?
Ekhem, ayooo penasaran nggak, sih?
Siapa yang udah nunggu up hayoo? Sok atu gaskeun vote sama komennya😄
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess Of Mafia
ChickLit#1 Crimefiction [18-02-2021] #3 Laga [25-02-2021] #3 Laga [25-02-2021] #5 Action [07-08-2021] #18 Mafia [07-08-2021] "Oh Shit!! Lihat saja, nyawamu akan melayang dengan segera. Berani bermain denganku, ibarat menjemput kematianmu!" Mengisahkan gadis...