19 ▪ Black Eagle Headquarters Attack

569 50 56
                                    

"Sial! Beraninya kalian menyerang markas kebanggaanku!"

♡Happy Reading♡



Rey diberitahu oleh Rafael bahwa markas Black Eagle diserang oleh orang lain dengan jumlah yang sangat banyak. Namun, hal itu belum diketahui secara pasti siapa dalang di balik semuanya.

Rey menyambar kunci mobilnya dengan cepat, dia segera bergegas menuju ruangan bawah tanah, memasuki salah satu mobilnya, dan melajukannya cepat.

Saat ke luar dari jalanan bawah tanah, pasukan Rey tengah menunggunya, mereka menggunakan mobil yang dirancang anti peluru, di dalamnya mereka sudah menggunakan atribut lengkap bersenjata.

Rey melajukan mobilnya tanpa memperdulikan mereka, karena tanpa intruksi ulang pun mereka sudah pasti tahu apa yang harus dilakukan. Mobil Rey menuju markas utama Black Eagle yang jauh dari jalanan kota. Menembus hutan belantara, sepi tak ada tempat tinggal manusia lainnya.

Drrt ... drttt ....

Ponsel di dalam jaketnya bergetar, menandakan telepon masuk, Rey segera mengeluarkannya, lalu menjawab panggilan tersebut.

"Rey, cepatlah, kami di sini terdesak!"

Hanya itu yang terdengar dari seberang sana, selanjutnya sambungan telepon terputus. Rey semakin mempercepat laju mobilnya, dia harus segera sampai di sana. Rafael—sahabatnya, beserta seluruh anggota Black Eagle adalah kekuatannya. Tidak ada yang boleh mengusiknya, jika mereka ingin hidupnya aman.

Setelah satu setengah jam perjalanan, akhirnya Rey sampai di gerbang markas Black Eagle yang telah terbuka. Kebetulan sekali, pihak musuh banyak yang berada di sekitaran dekat gerbang, sedangkan  anggota Black Eagle yang mengetahui kedatangan Leader-nya langsung berlarian masuk ke dalam. Rey menabrakan mobilnya pada pihak musuh dengan brutal, begitupun dengan pasukan di belakangnya, melakukan hal yang sama. Setelah mereka tak ada sisa, Rey langsung turun dari mobil, seraya mengeluarkan senjatanya.

"Di mana Rafael?" tanya Rey pada salah satu anggota Black Eagle.

"Di belakang, menuju ruang bawah tanah. Mereka menyerang Tuan Rafael di sana. Beberapa orang berusaha masuk ke dalam ruangan Tuan Rey," jawab anggota tersebut.

Sebelum menuju ke belakang, tempat masuk ke dalam ruang bawah tanah, Rey membagi pasukan khusus yang dibawanya menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk membantu di ruangan utama, satu bagian untuk mengamankan yang berani masuk ke dalam ruangan Rey, dan satu bagian untuk mengikutinya.

Pasukan Black Eagle di markas utama hanya 700 orang, tidak banyak, karena ribuan anggota Black Eagle lainnya tengah mengadakan pelatihan tambahan. Ternyata, hal ini dijadikan ajang kelemahan oleh pihak musuh, mereka mengetahui hal itu. Jumlah pasukan musuh 3x lipat dari anggota Black Eagle yang ada di sana. Itulah mengapa mereka kewalahan.

Rey membawa pasukan sniper ulung berjumlah 100 orang, itu dirasa cukup untuk menghancurkan lawan menurut Rey. Dia segera bergegas menuju tempat menuju ruang bawah tanah, di sana Rafael dikepung oleh tiga orang yang sepertinya pemimpin pihak musuh.

Kebisingan sangat memekakakn telinga, suara baku hantam jelas-jelas terdengar sangat pekat, suara tembakan terus bersahutan. Rey mengangkat pistolnya, menembakan ke arah musuh. Rey segera membantu Rafael yang dikepung, melawan pemimpin pasukan musuh itu. Rafael melawan satu orang, dan Rey melawan dua orang, itu dirasa seimbang. Para sniper bawaan Rey tengah asik menembak seluruh pasukan yang dibawa oleh pihak musuh. Sehingga musuh-musuh bergelimpangan, anggoga Black Eagle yang cidera, segera diamankan.

Dor!

"Menyerahlah!"

Tawa mengejek terdengar di telinga Rey. Pihak musuh itu tampak meremehkan Rey. "Jangan harap, Tuan," jawabnya.

"Sial! Beraninya kalian menyerang markas kebanggaanku!" Rey menatap mereka dengan tajam.

"Ternyata, kau tak sekuat yang kami kira, ha ha ha," ejek salah satu dari mereka.

"Hm, meremehkanku ternyata," ucap Rey dengan santai.

Rey memberikan kode pada pasukannya yang tersisa untuk segera menjauh, mereka menuruti perintah Rey tentunya. Pria itu segera mengeluarkan benda kecil dari saku jaketnya, pihak lawan masih menatap gerak-geriknya. Rey tersenyum, karena lawannya benar-benar bodoh. Dia segera melempar drone tersebut ke arah mereka, hingga menyebabkan ledakan yang cukup keras. Sementara Rey dan Rafael telah berlari menjauh dari mereka.

Pihak kemenangan berada di tangan Black Eagle, musuh-musuh telah lenyap di tangan mereka. Pihak musuh terlalu meremehkan kekuatan Black Eagle, padahal jelas-jelas mereka salah sasaran tentunya.

"Rey, aku sudah mengamankan satu orang yang dibiarkan hidup," ucap salah satu pria—Rico.

"Untuk apa?" tanya Rey dan Rafael bersamaan.

"Mencari tahu hal yang belum kita ketahui," jawab Rico seraya tersenyum.

"Ah, aku bangga padamu, Paman," ucap Rey seraya menepuk pundak Rico.

Penyerangan ini tidak seberapa memang, Rey pernah mengalami kejadian lebih dari ini bahkan berkali-kali lipat, tetapi tetap sanggup melewatinya. Anggota Black Eagle segera membersihkan mayat-mayat musuh yang bergelimpangan. Sedangkan mayat dari anggota Black Eagle dikumpulkan di tempat khusus untuk dikuburkan secara layak, sebagai bentuk penghormatan terakhir mereka.

"Kau lemah sekali," cibir Rey pada Rafael.

"Kau lemah sekali." Rafael menuruti gaya bicara Rey padanya.

Beraninya pria itu mengejek Rafael lemah. Jelas-jelas Rafael baru sembuh dari sakitnya, dan harus disuguhkan dengan penyerangan dari pihak musuh. Penjagaan Black Eagle hanya 700 orang saja, sedangkan pihak musuh 3x lipat dari jumlah Black Eagle. Bersyukur Rafael masih hidup, dia bertahan selama hampir 2 jam hingga Rey datang, dan pria itu mencibirnya mengatakan bahwa dia lemah.

Luka Rafael tengah diobati oleh dokter kepercayaan Black Eagle. Rafael merintih kesakitan, kondisinya kembali memburuk. Bayangkan saja, dia sakit selama dua minggu, baru satu hari sembuh sudah disuguhi pertempuran. Menyedihkan sekali.

"Kenapa kau tak bersembunyi saja di kolong ranjang, hm?" tanya Rey sengaja membuat Rafael kesal.

"Heh, kau kira aku anak kecil? Begini juga aku adalah wakil Leader Black Eagle, tak mungkin aku melakukan tindakan bodoh itu," jawab Rafael menatap Rey tajam.

"Ulululu, kau itu baru saja sembuh, Rafael. Harusnya kau meringkuk saja di bawah selimut, saat ada musuh, maka kau sembunyi di bawah ranjang." Rey tergelak, dia senang sekali menjahili Rafael.

Rey segera pergi dari sana, sebelum teriakan Rafael memekakan telinganya. Dia menuju ruang bawah tanah untuk mengeksekusi pihak musuhnya yang sengaja disisakan. Ralat, dia akan menginterogasinya terlebih dahulu sebelum membuatnya mati. Dia harus mendapatkan informasi terkait pihak musuh yang menyerangnya, dia harus tahu siapa dalang di balik semuanya. Karena Rey yakin, ada pengkhianatan orang dalam yang membocorkan tentang Black Eagle.

"Berani sekali mereka mengganggu ketenanganku," ucap Rey dengan senyum smirk andalannya.

The Princess Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang