09 ▪ Strange thought

897 145 45
                                    

"Annoying. Kalau orang lain, akan aku terkam hidup-hidup."

Happy reading♡


London, Inggris

Xander berjalan ke arah kamar Alinka, dari tadi ia menunggu gadis itu keluar dari kamarnya. Akan tetapi, hasilnya nihil. Xander. Mulai jengkel, lalu menerobos masuk kamar Alinka tanpa izin. "Dia masih tertidur rupanya," ucapnya geram.

"Alin, bangunlah! Kau ada meeting hari ini," Xander menggoyangkan tubuh Alinka. Sial, tidak ada tanda-tanda gadis itu terbangun.

"Alin, bangun!" Xander semakin geram, ia menarik selimut yang menutupi Alinka.

Dengan jengkel, Xander memutuskan pergi kedalam kamar mandi yang terdapat di kamar Alinka. Ia mengambil air dalam wadah kecil, lalu mendekati tubuh Alinka. Kesabarannya terkuras, berkali-kali ia menyuruh Alinka untuk bangun, hasilnya nihil. Gadis itu tak kunjung membuka matanya. "Rasakan ini!" Xander mencipratkan air yang ia bawa pada wajah adik sepupunya itu. Ia tertawa, tatkala melihat Alinka mulai membuka matanya perlahan. "Kena kau," ucap Xander pelan.

"Shit, apa maksudmu, Xander? Kau keterlaluan!" Alinka berteriak meluapkan emosinya. Ia mengambil wadah yang ada dalam genggaman Xander, lalu menumpahkannya tepat di atas kepala kakaknya itu.

"Pelankan suaramu, Alin! Aku bisa tuli," ucap Xander seraya menutup telinganya. Alinka memutar bola matanya jengah.

"Kau tidak segera mandi?" tanya Xander, Alinka menggeleng pelan.

"Astaga, kau ada meeting hari ini. Apa kau melupakannya?" Xander mengingatkan dan bertanya ulang.

"Tidak. Hanya saja aku ingin beristirahat hari ini. Aku minta, kau yang menemui para kolega itu. Sampaikan maafku pada mereka. Kau sudah beristirahat selama seminggu lebih, itu tandanya aku yang akan beristirahat hari ini." Alinka mengedipkan matanya sebelah, membuat Xander gemas. Tetap saja, perasaan jengkel dalam hati Xander semakin meluap.

Xander berjalan pasrah. Ia tak mungkin membantah Alinka, apa yang dikatakan gadis itu benar juga, giliran Alinka untuk beristirahat. Ia juga tak mau, orang lain kena imbas, jika Xander menolak permintaannya. Xander sudah paham betul, bagaimana kelakuan adik sepupunya yang terkadang bersikap manja.

"Annoying. Kalau orang lain, akan aku terkam hidup-hidup." Xander menutup pintu kamar Alinka.

Alinka berpura-pura tidak mendengar, apa yang pria itu katakan. Ia tersenyum penuh kemenangan, akhirnya keinginannya untuk beristirahat bisa terpenuhi. Kaki jenjangnya perlahan turun dari king size menuju kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Setelah beberapa menit ia berada di dalam sana, akhirnya keluar dan segera bergegas menuju walk in closet.

Baju putih pendek serta celana hitam selutut menjadi pilihannya. Ia menata rapi rambutnya, lalu memoleskan sedikit lipstik berwarna merah muda pada bibirnya, terlihat begitu sempurna.

"Akhirnya, aku bisa beristirahat hari ini." Alinka tersenyum.

Ia berjalan ke luar dari kamarnya. Perlahan kaki jenjangnya menuruni anak tangga satu persatu dengan ekstra hati-hati. Terdapat banyak maid yang menatapnya kagum dan menyapanya sangat ramah. Alinka sama sekali tidak menanggapi sapaan mereka, membalasnya pun enggan. Hanya saja sesekali tersenyum simpul dan mengangguk untuk menghargai.

Ia berjalan menuju meja makan, lalu mendudukkan bokongnya pada salah satu kursi. Ditatapnya makanan yang sudah tertata rapi, begitu banyak. Semuanya kesukaan Alinka dan Xander. Ia melirik salah satu maid.
"Xander sudah sarapan?" tanyanya, disertai anggukan oleh maid tersebut.

"Kalian sudah makan? Jika belum, makanlah denganku!" Alinka mengajak para maid dan beberapa pengawal untuk makan bersamanya.

"Kenapa diam saja? Ayo!" Alinka berubah menjadi mengerikan. Dengan cepat, mereka mengambil porsi makan secara bergantian.

_TPOM_

Xander tengah melajukan mobil Porsche Cayman miliknya menuju cafe ternama di Inggris. Pikirannya teringat Alinka, dia semakin geram. Gara-gara gadis itu, Xander harus menyiapkan beberapa alasan terkait ketidakhadiran adiknya itu.

"Dasar gadis aneh. Dia melewatkan hal penting hari ini." Xander memukul stir-nya pelan.

"Ah, sudahlah. Dia juga butuh istirahat. Gadis dingin dan manja itu membuatku sangat lelah. Kalau saja bukan adik kecilku, sudah habis kau Alin," ucapnya terkekeh geli mengingat bagaimana perilaku Alinka.

Matanya kembali ter-fokus pada jalanan. Ia melajukan mobil kesayangan ya dengan ekstra hati-hati, jangan sampai ia terkendala.
Pertemuan nya bersama kolega dari berbagai negara akan berlangsung pukul 10.00 AM. Akan tetapi, waktu tak berpihak padanya, jalanan saat ini macet sedangkan waktu telah menunjukan pukul 09.30 AM, perjalan masih sangat jauh.

"Argggghhh ... sial! Aku bisa telat," Xander menjambak rambutnya frustasi.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, jalanan perlahan mulai membaik. Xander menghembuskan nafasnya lega, ia kembali melajukan mobilnya. Butuh waktu 25 menit lagi dia menuju tujuan. Xander melajukan mobil nya diatas kecepatan rata-rata, dia tidak ingin telat begitu fatal, tak siap jika harus menanggung malu.

_TPOM_

Xander sudah memarkirkan mobilnya didepan cafe ternama yang menjadi tujuan nya. Perasaan nya sangat lega dia tidak jadi terlambat. Bukan Xander namanya, kalau dia tidak bisa menaklukan jalanan. Ia tak peduli, meskipun banyak pengguna jalanan yang menyumpah serapahinya. Tujuannya adalah cepat sampai, tidak terlambat begitu fatal.

"Akhirnya aku sampai." Xander melirik cafe tersebut. "Tak sia-sia aku mengenderai mobil seperti orang gila," ucapnya terkekeh.

Xander perlahan menekan tombol yang otomatis membuka pintu mobilnya. Ia segera turun dengan gaya cool, menjadi tatapan seluruh kaum hawa yang ada di sana.

Pria itu tak ambil pusing, sudah terbiasa dengan para kaum hawa yang menatapnya kagum. Ia tersenyum manis, lalu melanjutkan langkahnya memasuki cafe tersebut.

_TPOM_

"Shit, rasanya aku ingin menyusul. Mengapa perasaanku tak karuan?" Gadis itu bermonolog, lalu bergegas mengganti pakaiannya.


Setelah merasa cukup, ia berjalan menuju parkiran. Segera saja masuk ke dalam mobil Lamborgini Reventon, lalu mulai melajukannya meninggalkan mansion yang ia huni.

Hai, semua! Yuk, bantu support dengan cara vote dan komen jika sudah selesai membaca. Jadilah pembaca yang meninggalkan jejaknya🍒

The Princess Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang