❝When I feel someone looking at me
I glance back and you're always there.❞
.
.
.
.
.
Musim pertama untuk siswa baru, mau tak mau rangkaian kegiatan harus dinikmati selama seminggu penuh. Ingin kecap tidur hingga tingginya hari, apa mau dikata jika utas kegiatan tak menghendaki.
Riuh tepuk tangan sesaki aula sesaat kepala sekolah undur diri dari pidato sambutan, menyapa murid baru sebagai salah satu kiasan. Mujur saja, ruangan itu luas adanya, tidak perlu rasakan pengapnya udara dan bau keringat yang menusuk indra.
Namun, tokoh utama kita: Hyunjin, tetap rasakan bosan. Ia masih gamang akan keadaan, pun tidak kenal satupun kawan.Setelah turun podium, pria paruh baya kebanggaan sekolah tersebut disambut beberapa murid ber-almamater, mungkin pengurus OSIS. Satu orang dari mereka curi atensi. Oh, bukankah ia lelaki yang tadi ia temui?
Pandangan Hyunjin tidak jenuh, tatap lelaki tadi yang kini sudah akuisisi podium dengan perhatian penuh. Ia tidak simak keseluruhan, tidak pula sebagian. Hanya beberapa poin besar; pertama, lelaki itu wakil ketua OSIS; kedua, rupanya amatlah manis.
"Namanya Minho."
Tersentak, ia melirik ke samping saat suara menggelitik telinganya tiba-tiba. Wajah seseorang di samping cenderung dekat, buat Hyunjin menjauhkan kepala beberapa senti dengan mata yang membulat.
Lelaki di sampingnya tidak tampak terganggu, diputarnya lagi arah atensi dengan bibir maju, beri sinyal Hyunjin akan maksud yang ia tuju. "Yang kamu pandangi itu, namanya Minho." Badannya bergeser menjauh, kembali simak penuturan kakak kelas di depan sana tanpa rasa bersalah sedikitpun, meninggalkan Hyunjin dengan nafas yang sedikit terburu.
Kelimpungan, apa terlihat jelas ia terlalu perhatikan si lawan?
Baru hendak mencemaskan keadaan, Hyunjin sayangkan menit yang usai bagi sosok di hadapan. Apa tidak bisa, semua pembicara itu diganti dengan dia saja?
°˖✧✧˖°
"Hey!"
Hyunjin balik badan, sebisa mungkin kontrol mimik wajah agar tak raut kesal yang ia perlihatkan.
"Ayo kenalan dulu, biar temanmu nambah."
Agaknya tidak antusias dengan kemana arah pembicaraan, Hyunjin coba menjauh dengan untaian langkah pelan. Namun, ujung lengan bajunya ditarik kuat tidak sabaran.
"Jangan sombong, kali aja nanti aku bisa bantuin kamu jadian sama kak Minho."
Hyunjin meneguk ludah, tapi juga kesal penuhi pikiran. Ia berbalik sepenuhnya, kemudian tatap si lawan bicara. Lelaki itu terkekeh pelan sebelum ulurkan tangan, "Aku Jisung. Jangan naksir, aku sudah punya pacar. Kamu pasti belum, kelihatan."
Hyunjin jabat tangan kecil tersebut dengan senyum tipis, "Hyunjin. Baru jumpa, tapi sok tahumu tinggi juga." Sebelum lepaskan jabatan, halus Hyunjin dengar kekehan datang. Ia pandangi lamat pribadi tersebut yang kini melangkah hendak lewati mereka, tarikan samar di ujung bibirnya muncul seketika, "belum punya pacar kalau sekarang, mungkin sebentar lagi."
.°˖✧◝✧˖°
Duh, gaya nulisku kok makin aneh. Huhu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRANKSTER.
FanfictionMinho is just confused by his junior。 Top Hyunjin, Bottom Lee Know. Hyunknow' story written in Bahasa. (Pictures belongs to the rightful owner.) ㅡ cj.