8.

895 157 57
                                    

.

.

.

.

"Sedang apㅡ"

"Astaga!"

Minho mengelus dada dan keningnya mengerut kesal dengan lelaki yang tadi di belakangnya.

"Kamu ngagetin aku, Hyunjin."

Pihak yang dituding menggaruk tengkuk dengan kekehan kecil yang mau tak mau buat senyum Minho tersungging.

"Pulang bareng?"

Ajakan itu Minho sanggupi. Ia mengemas pakaian olahraganya. Ransel yang hendak ia sandang, berpindah tangan ke bahu Hyunjin dengan lancang. Ia tidak layangkan protes, sabitnya hanya melengkung ke atas dengan langkah coba iringi Hyunjin yang sudah capai pintu kelas.

"Sibuk banget ya, beberapa hari kemarin?"

Hyunjin toleh ke samping dan angguk kepala, merasa tak enak akan fakta mereka tak bertemu hampir sepekan dan hanya tunda rindu dengan bertukar pesan.

Padahal sudah saling tahu alasan, namun dengan nada pelan Minho yang sampaikan tanya, perlahan timbulkan rasa percaya diri Hyunjin yang mengudara.

"Kangen saya ya, kak?"

Hyunjin tundukkan kepala untuk pandangi Minho yang seketika jauhkan jarak mereka, lalu lengan Hyunjin sasaran tinju ringannya.

"Kepedean!"

Si jangkung tertawa puas, tampakkan lesung pipinya yang manis dan mata segaris. Minho di sebelah malah berikan tilikan tajam walaupun sejumput tawanya hampir keluar jika tak ia tahan.

Koridor yang mereka lalui tak banyak orang sebab sudah lebih dari sejam waktu pulang. Di tengah candaan mereka, satu tangan per masing-nya yang terjuntai, bersentuhan. Berikan efek setrum semu yang getarkan hati hingga keduanya salah tingkah sendiri. Keduanya menjarak beberapa senti dan saling toleh berlawanan walaupun senyum malu-malu yang muncul tak bisa dibohongi.

"Berdua-an terus! Hati-hati ketiganya setan."

Hyunjin mendelik saat Jisung isi ruang di tengah-tengah tanpa permisi.

"Kamu dong yang setannya."

"Oh! Iya juga ya.."

Kesal Hyunjin makin menjadi karna Jisung yang kini kalahkan eksistensinya. Minho dan Jisung jadi lakukan banyak obrolan, tinggalkan Hyunjin yang jua berjalan beriringan namun dalam diam di sudut kanan.

"Kakak sudah jadian sama Hyunjin?"

Minho dan Hyunjin saling lirik. Yang lebih tua alihkan pandang duluan, terkekeh canggung dan hanya angkat bahunya kemudian. Hyunjin yang melihat, mendorong badan Jisung ke depan untuk memepet Minho di samping sebelum berkata, "Belum. Sebentar lagi,"

"..sana kamu duluan aja, jangan ganggu orang lagi pdkt."

Lalu Jisung bersiul jahil, menggoda Minho yang saat ini mengipas mukanya yang memerah dan tersenyum kecil. Kemudian Jisung yang berjalan mundur di depan tertawa, menunggu kedua pasang adam itu samakan langkah dengannya sebelum rangkul bahu Hyunjin dan bersuara, "Bagus kalau gitu. Biar sekalian kak Minho bisa move on. Bahaya kalau malah jadi disebut perebut pacar orang." Kemudian lelaki itu melirik Minho dengan senyuman dan melangkah lebih dulu meninggalkan Hyunjin dan Minho yang terdiam dengan permasing-masing pikiran.

°˖✧◝

Sudah pukul 11 malam, tapi Hyunjin masih terpikir dengan ucapan Jisung tadi siang.

"Biar sekalian kak Minho bisa move on. Bahaya kalau malah jadi disebut perebut pacar orang."

Nada temannya itu jenaka, namun tidak bisa hilangkan kecurigaan yang muncul hantui isi kepala. Ia tak tanyakan pada Minho, sungkan rasanya sebab si kakak kelas juga bertindak seperti tak ada apa-apa.

Ia rebut handphone di nakas. Kemudian menarikan jari untuk temukan apa yang ia cari. Laman sosial media Minho jadi sasaran, instagram, kakao talk dan apa saja yang mungkin dapat ditemui sebagai pencerahan.

Sia-sia. Tidak ada yang mengurangi rasa curiganya.

Jisung kayaknya cuma asal ngomong.

Hyunjin amati langit-langit kamar sebelum iphone-nya bergetar. Pesan dari si dalang buah pikiran. Isinya singkat, hanya ucapan selamat tidur dengan emoji, buat apa yang sempat terlintas di benak seketika beralih atensi.

Kak Minho.

Besok ada kelas dance seperti biasa. Jangan telat!
Selamat tidur! ∩˙▿˙∩

Persetan dengan desas-desus, tekat Hyunjin untuk jadikan Minho kekasihnya sudah kepalang serius. Ia tak ingin kacaukan kisah asmaranya dengan langkah terburu. Lagak ingin nikmati proses padukan rasa, Hyunjin lupa bahwa tantangan bukan hanya tentang satu hal saja.

°˖✧◝✧˖°

In this house we support complicated relationship.



PRANKSTER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang