❝ I'm captivated by your alluring eyes
Your detailed touch.
But your body movements
are slightly awkward.❞
.
.
.
"Minho mau pulang bareng, nggak?"
"Boleh deh! Tunggu!"
Minho dengan tergesa sandang ranselnya. Ia bangkit dan berlari kecil, debu-debu di belakang celana yang menempel tak sempat ia kibas sebab rekan sejawatnya sudah di muka kelas.
"Tumben nggak bareng sama adik tingkat itu? Siapa namanyaㅡJin jin?"
Minho tertawa pelan sebelum koreksi si lawan bicara yang tiba-tiba datang hampiri mereka. "Hyunjin."
"Oh! Iya itulah.." Sikapnya acuh tak acuh. Handuk di tangan ia sangkutkan di leher. Ia kembali lirik Minho dan teman di sebelahnya yang lebih pendek. "Tumben pulang bareng Hwanwoong?"
"Aku juga sering pulang bareng dia, kok. Rumah kami kan dekat." Minho berujar dengan nada sedikit dinaikkan, tak terima akan kalimat tanya yang menurutnya memojokkan. Moonbin tatap ia dengan mata memicing sebelum kembali lanturkan kalimat memancing, "Minho sih, ojek pribadinya banyak. Juyeon ada, kak Chan ada, trus nambah lagi Hyunjin." Keduanya tersenyum miring sebelum mengerling jenaka. Minho coba tak ambil pusing dengan maksud teman-temannya yang mungkin hanya sebuah banyolan jahil. Walaupun ia tak suka, ia tetap terkekeh kecil.
"Nggak, ya! Aku udah males sama kak Chan, pacar orang." Ia menaikkan sudut bibir sinis dan bahunya terangkat sebelum mendesis. Mengingat tempo hari, langkahnya menghentak tanpa disadari. Hwanwoong dan Moonbin yang berjalan di kedua sisi, saling curi lirikan. Niat menggoda Minho tampaknya muncul lagi, bahu Minhopun di dorong pelan. "Kandidat kuat nih kayaknya Juyeon sama Hyunjin."
Celetukan Moonbin agaknya buat Minho salah tingkah hingga ia cuma delikkan mata dan tak balas mereka dengan jawaban semestinya. Ia tak ingin terlalu tanggapi sebab tahu kedua orang itu jika diberi umpan, tanyanya tidak akan berhenti.
Sesampai di gerbang ketiganya melambatkan langkah sesaat dapati sekitar 20 meter di depan, Chan dan kekasihnya, terlibat cekcok ringan. Tidak ingin ambil pusing, namun Hwanwoong malah tarik lengan Minho untuk menguping. Moonbin ikut-ikut saja, lumayan dapat kabar panas bintang sekolah, pikirnya. Mereka melangkah lebih maju, pura-pura sebagai pihak pejalan lepas yang kebetulan lewat, padahal arah itu bukan yang seharusnya dituju.
Sadar akan kehadiran orang lain, kedua subjek sasaran melirik dan dapati Minho yang juga melihatnya. Perdebatan dihentikan.
"Aku pulang sendiri."
Chan tak sempat ucapkan sapaan. Ia hanya tersenyum kikuk kepada Minho dan kedua temannya, kemudian terburu susul langkah sang kekasih yang hendak masuk ke mobilnya.
"Seungmin! Wait!"
Hwangwoong bergidik kemudian berkata, "Dih. Aku mending jomblo, deh. Daripada jadian tapi berantem mulu." Moonbin mengiyakan.
"Aku taruhan 50 won! Besok pasti putus."
Kepala Moonbin dapat bogeman dari yang lebih pendek. Ia melirik sebentar ke arah Chan dan Seungmin yang sudah luput dari pandang. "Mereka putus juga pasti bakal balikan lagi. Udah basi."
Minho hela napas panjang. Kemudian lajukan langkahnya, tak tanggapi ucapan mereka. Ia tak lagi suka Chan, pikirnya begitu. Namun tanpa dapat dicegah, sekilas ia membatin pongah: tuh lihat, makanya kamu harusnya pilih aku.
°˖✧◝
Malamnya Minho dan Hyunjin berjumpa. Adik kelasnya itu ngotot minta bersua, aku kangen, kakㅡbegitu ucapnya, dengan rengekan bocah yang buat Minho hampir memutus panggilan mereka.
Sejatinya Hyunjin tak segamblang itu jika tatap muka. Ia banyak gugup, tangannya masih gemetar dengan telinga memerah jika Minho layangkan pujian kecil saja.
"Tadi gimana, lolos seleksinya?"
Hyunjin angkat kepala, mengangguk pelan sebelum berkata, "Lulus. Tapi masih ada tes kedua, tes kesehatan." Ia kembali suapi dirinya dengan snack ringan yang disediakan Minho di meja. Minho berseru menggoda, menyikut lengan Hyunjin dengan ucapan-ucapan sanjungan yang buat Hyunjin terkekeh malu-malu karenanya.
"Besok nggak bisa pulang bareng, dong?" Jujur, Minho hanya bercanda. Namun roman Hyunjin tampakkan raut bersalah dengan segera.
Ia menelan cepat kacang polong yang hanya baru beberapa kali digigit.
"M-maaf, kak.."
"Aku bercanda!" Minho tertawa. Hyunjin terlalu mudah ditipu. Tubuh besar dan wajah tampannya sangat menjebak jika hanya dengan sekali lihat.
Lelaki yang lebih muda terkekeh dengan garuk samar tengkuknya. Selalu merasa memalukan jika berdua dengan si manis di hadapan.
Kemudian Hyunjin kaku sesaat jemari Minho sentuh rambutnya, mengusak sedikit saja dengan ujung jari. Lalu lelaki itu dengan tidak sopannya tersenyum lebar hingga matanya menyipit.
"Ada debu."
Tidak tahu salahkan siapa; Minho dengan kegemasannya, atau atmosfer aneh di ruang tamu yang serang mereka. Pinggang ramping Minho dirangkul lancang, ditarik hingga dada mereka hampir bersentuhan dengan netra saling pandang.
Minho telan ludah, kelopaknya bergerak ribut saat adu tatap dengan iris gulita Hyunjin yang seakan borgol keseluruhan badan. Tidak sampai di sana keterjutan, telapak besar Hyunjin juga sudah singgah di pipinya, panas sekali rasanya saat tapak itu bergerak untuk beri belaian. Masing-masing mereka dapat rasakan bagaimana jantung berlomba, berdegup kencang seiring intensitas keduanya. Lalu, disaat wajah mereka kian maju, pelupuk pun menutup, hingga sampai ranum keduanya saling mengecup.
°˖✧◝✧˖°
Mari konsisten di rating T13, jangan kebablasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRANKSTER.
FanfictionMinho is just confused by his junior。 Top Hyunjin, Bottom Lee Know. Hyunknow' story written in Bahasa. (Pictures belongs to the rightful owner.) ㅡ cj.