4.

1.2K 204 56
                                    

Each and every one of your actions

puts me up and down

I'm not someone

who smiles this much.❞

.

.

.

.

"One two three four five..."

Hyunjin ikuti semua arahan Minho yang sangat lihai di muka sana. Cukup kewalahan, sudah dikatakan Hyunjin tidak pernah coba-coba lakukan satupun tarian. Beruntung cukup banyak anggota baru, setidaknya Hyunjin tidak kelimpungan sendirian akan gerakan yang kaku.

Minho di barisan terdepan, menghadap kurang lebih lima belas mahasiswa, termasuk dirinya,ㅡ mendemokan beberapa gerakan sebagai pembuka hari pertama yang kemudian diikuti patah-patah oleh mereka.

"One.. angkat tangan kalian begini, lalu ayunkan ke depan dan lakukan seperti menabur bumbu."

Lelaki itu memperhatikan setiap orang di sana, mencari kemungkinan jikalau kesalahan yang mungkin ada, lalu menegur dengan pelan dan memperbaikinya.

"Nah kamu harusnya ini dinaikin lagi," Minho yang sedang coba perbaiki postur salah satu murid di sana jadi perhatian Hyunjin. Hyunjin turunkan tangan, abai akan salah satu pelatih lainnya yang sudah peragakan gerakan lain.

"Kak saya juga salah, kak!"

"Kak, saya juga kak!"

Kelopak menyipit, tatapannya jadi sengit. Beberapa anggota yang tadinya diam jadi banyak tingkah, berupaya buat salah agar Minho datang dan lakukan hal yang sama pada yang sudah-sudah.

"Kak Minho, gerakanku benar?"

Hyunjin mendelik lihat seseorang di samping. Belum lagi saat Minho dengan kekehannya datangi orang itu dan menyentuh lengannya yang dibuat-buat miring. Demi Tuhan tadi kulihat si sialan ini gerakannya sudah pas.

"Four, rentangkan tangan kalian lalu putar sekali dengan cepat.."

Kesal Hyunjin menjadi saat perhatikan mimik si lelaki di samping yang pandangi tubuh belakang Minho dengan tatapan intens dan senyuman aneh. Hyunjin akhirnya ambil tindakan. Ia tarik langkah dekati si pemicu emosi, lalu badannya ia putar dengan tangan melentang lebar hingga telapaknya tampar kuat kening subjek sebelum akhirnya terhuyung dan terduduk.

"Astaga, maaf! Nggak kelihatan."

Seisi ruang saksikan kejadian itu dengan tawa. Minho datangi Hyunjin dan pegang kedua bahunya, sedikit menggeser Hyunjin ke posisinya semula. Hyunjin tahan tawa, sesekali curi atensi ke kakak kelas yang turut lakukan hal yang sama. Setelah dirasa lurus dengan barisan muka, Minho mendongak dan tatap Hyunjin, lalu ia berikan sentilan ringan di dahi si pemuda sambil berbisik pelan, namun buat senyum Hyunjin susah ditahan,

"Hari pertamamu, jangan bandel, ya."

°˖✧◝

Tidak lantas pulang, Hyunjin perlambat gerakan hingga yang dijadikan objek tatap selesai berkemas.

Hari ini harus bisa ngajak pulang bareng!

Minho balik badan dan lambai tangan, buat Hyunjin terkejut sebab tertangkap basah tengah curi pandang, sampai-sampai barang-barangnya jatuh berserakan. Hyunjin kutuk dirinya yang mudah gugup, bukan salah Minho juga yang selalu buat jantung Hyunjin kencang berdegup.

Hyunjin gagal menunduk dikala Minho telah sampai di hadapan dengan hoodie Hyunjin di tangan. Garuk tengkuk, lalu Hyunjin ambil barang tersebut dan senyum kikuk.

"Gerakanmu yang paling oke, loh, di antara yang lain..," kemudian Minho sikut lengan Hyunjin seraya senyum jahil, "...nggak heran Jisung bilang kamu jago dance."

Yang diajak bicara tertawa sumbang dengan merona sambil mengibaskan tangan di muka. Hendak hati tanggapi pujian, Minho sudah lanjut bicara, "Aku duluan, ya? Sampai besok, adik kecil!"

Hyunjin terburu tahan lengan Minho yang beberapa detik kemudian langsung ia lepas. "Pulang bareng saya, mau kak?" Tanpa gugup, sebuah pencapaian yang luar biasa.

Netra Minho menelisik ke lain arah, lagak mengingat yang buat Hyunjin menunggu dengan menelan ludahnya lamat-lamat. Sabit Minho tampak, batin Hyunjin bersorak. Hyunjin diam-diam kepalkan tangan di belakang punggung dan tahan bahagia sembari mempersilahkan Minho jalan di depannya.

Belum tiba di parkiran, Mereka hentikan langkah sesaat Minho terima telepon masuk.

"Loh, kakak udah jemput?..,"

"...Okay, tunggu di sana aja. Aku udah dekat."

Hyunjin masih dengan suka cita yang sama. Imajinasi telah sampai pada angan di mana nanti berduaan dengan si pujaan, di atas motor dengan lengan ramping Minho membungkus erat pinggangnya, dan mereka akan bercanda di sepanjang jalan.

"Hyunjin?"

Wira jangkung itu menoleh, masih dengan senyum lebar yang tertoreh, "Iya, kak?"

"A-aku nggak bisa pulang bareng sama kamu hari ini, temanku udah jemput."

Hyunjin bungkam sesaat, ludahnya ia telan lamat lalu tertawa singkat, "Nggak apa-apa, kak."

Raut Minho tampakkan tak enak, menyesal kiranya main iyakan saja ajakan Hyunjin dan malah ia juga yang tolak.

"Maaf, ya.."

Hyunjin tegaskan keadaannya yang tak mengapa. Setelah lambaian bas-basi, Minho jalin langkah tinggalkan Hyunjin yang masih diam berdiri. Awalnya sedikit ragu, namun saat sebuah Audi silver buka jendela, jalannya jadi terburu.

"Kak Chan!"

✧˖°✧˖°

Jujur aja, ini cerita bakal cukup panjang chapternya dan aku usahakan buat up lebih sering karna aku tahu, nunggu itu nggak enak.

See you, precious souls.

PRANKSTER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang