Meet You

Meet U ^01^

Senyuman yang terukir di bibirnya membuat wajahnya semakin cantik. Rambut hitam pekatnya sangat cocok dengan wajah ovalnya. Beberapa orang memberikan penghormatan terakhir pada Park Hae Seung, gadis SMA yang kabarnya bunuh diri. Menurut kabar, Ibu Haeseung menemukan anaknya yang sudah tak bernyawa dengan luka sayatan di nadi kanannya. Bahkan silet yang digunakan untuk melukainya masih berada disana, dan polisi menemukan sidik jari Haeseung dan sudah bisa dipastikan kejadian itu adalah bunuh diri.

Menurut teman-temannya Haeseung adalah anak yang ceria dan baik, berasal dari keluarga berada dan termasuk anak yang pintar. Maka dari itulah, berbondong-bondong orang datang untuk melakukan penghormatan terakhir pada pemakamannya. Semuanya menangis melihat orang yang nyaris sempurna seperti Haeseung bunuh diri entah karena apa.

***

1 hari setelah kejadian itu, para siswa SMA Cheonmyung kembali sekolah seperti biasa. Hari ini, Ibu Haeseung diminta oleh pihak sekolah untuk mengambil barang Haeseung yang ada di sekolah, sekaligus pengembalian biaya administrasi atau apapun hal yang menyangkut kegiatan sekolah Haeseung.

Beliau melangkahkan kaki menyusuri lorong sekolah dengan tegapnya ditemani salah satu pengawalnya.
SMA Cheonmyung adalah salah satu SMA andalan Korea Selatan, para murid maupun lulusannya selalu menjadi tempat puji-pujian rakyat Korea. Siswanya merata, mereka memiliki tingkat kepintaran masing-masing dalam bidangnya. Bahkan ketika menjelang penerimaan siswa baru, permintaan ke SMA ini selalu membludak. Tidak ada riwayat kejelekan maupun skandal yang tersebar di muridnya.

Komite sekolah mengantarkan Ibu Haeseung pada loker anaknya tanpa banyak bicara. Pengembalian biaya pun sudah dilakukan tanpa hambatan. Pengawal membawa barang Haeseung di lokernya dan segera pergi ke mobil untuk menyimpannya. Sedangkan Ibu Haeseung ingin menyapa teman-teman anaknya, karena lorong cukup sepi pasalnya ini bukan waktu istirahat. Komite sekolah mengantar beliau ke kelas anaknya, guru pengajar mempersilahkannya masuk.

"Annyeong Haeseung eomma" (Hallo ibunya Haeseung)

Semua anak kelas 2-6 menyambut beliau dengan senang, beberapa orang berdiri dan menghampirinya dengan senang. Guru pengajar hanya tersenyum dan memperbolehkan mereka berlaku seperti itu karena sekarang masih dalam keadaan berkabung. Para siswi mengajak Ibu Haeseung ke bangku anaknya, Ia melihat meja yang dipenuhi dengan rangkaian bunga dan note dari para murid membuatnya menitihkan air mata.

"Ahaha maafkan aku ya anak-anak"

"Emm tidak apa haeseung eomma kita juga hiks merasa terpukul hiks karena kepergiannya"

Teng.. Nengg...

Bel berbunyi menandakan waktunya pulang bagi para murid. Guru pengajar termasuk Ibu Haeseung pamit pada kelas 2-6, dan merekapun pergi meninggalkan kelas. Ibunya Haeseung menuruni tangga sambil terus membalas sapaan anak-anak disana. Dia yakin sekali jika anak tunggalnya itu sangat disayangi disini. Ia menyadari bahwa mungkin kematian anaknya disebabkan olehnya, karena dia memaksa Haeseung untuk terus belajar karena sebentar lagi dia akan masuk Universitas. Pengawal membuka pintu mobil untuknya dan beliaupun masuk.

Tokk..drokk...tokk

Kaca mobil diketuk dengan tak sabar, seorang lelaki dengan baju lusuh mengatakan kata 'tidak' diluar sana. Ibu haeseung mencegah pengawal yang hendak keluar untuk memarahi lelaki itu karena ibu haeseung yakin dia hanyalah pengemis yang ingin meminta uang. Ia membuka kacanya, dan memberikan uang pada orang itu.

"Haeseung aniyaa... H-haeseung!"
(Bukan Haeseung....)

"Arghhh.."

Ibu Haeseung menjerit ketika pria itu memaksa masuk melalui kaca seraya melempar uangnya tanda tak mau dan terus mengucapkan hal yang tidak dimengerti. Mobil berjalan secara paksa ketika pengemis itu didorong oleh Ibu Haeseung. Merekapun bisa menghembuskan nafas lega karena terlepas dari orang aneh.