Meet U ^15^

34 7 4
                                    

Maaf banget guys baru update hihihi.. karena author ada satu dan lain hal. Langsung aja deh yaa cus :"

^15^

"Kau harus memaafkan temanmu"

"Ish aku sedang sakit seperti ini, oppa malah membahas itu"

Kanghee menceritakan semuanya tentang kejadian di sekolah sepulang sekolah pada Jaehan. Tapi ternyata yang kakak bahas malah hal kemarin, padahal Kanghee tidak bercerita apapun. Ya memang sih terlihat jelas karena wajah adiknya itu tak biasanya ditekuk dan kesal. Sekarang mereka berada di kamar Kanghee, melepaskan kerinduan antar saudara yang jarang bertemu.

"Karena kau sama senior itu sama-sama salah. Kau melakukan kekerasan pertama padanya, padahal seharusnya kau bisa menegurnya saja bukan?" Usul Jaehan yang membuat Kanghee cemberut

"Jadi menurut Oppa dia menamparku adalah hal yang benar?" Kesal Kanghee

"Oppa tidak pernah bilang seperti itu. Memang tamparan itu sangat berlebihan, tapi yang kau lakukan itu salah juga"

Keluarga Kanghee memang selalu seperti itu ketika Kanghee bertengkar dengan seseorang. Mereka cenderung berada di tengah-tengah supaya Kanghee tidak manja dan tidak merasa selalu benar. Jaehan juga diajari oleh ayahnya supaya memperlakukan adiknya seperti biasa, padahal Jaehan biasanya selalu membelanya karena sangat sayang pada adiknya itu.

"Sekarang oppa mau bertanya, kau belum memaafkan mereka kan?" Tanya Jaehan lagi

"Berhentilah membahas itu"

Kanghee menidurkan dirinya di kasur kesal karena ucapan kakaknya. Jaehan menghampiri Kanghee dan duduk di samping Kanghee. Ia mengusap surai rambut adiknya dan menatap adik kecilnya itu.

"Kau sendiri kan yang bilang jika Jieun penakut jika tak ada dirimu. Kau bahkan bilang dia hampir bunuh diri. Sekarang bagaimana kalau dia melakukan hal yang sama?" Tanya Jaehan yang membuat Kanghee bangkit

"Berhenti menakutiku oppa!" Kesal Kanghee

"Oppa ingat sekali ketika kau sangat senang mendapatkan geng baru untuk menghentikan perisakan. Bukankah begitu? Kau bahkan sering menyombongkan diri karena kelompokmu itu"

"Hentikan oppa!" Kanghee memegang lengan kakaknya agar berhenti

"Masa iya sekarang kau membubarkannya hanya karena masalah sepele? Ya kan?"

Kanghee memeluk kakaknya itu karena merasa semua perkataan Jaehan sangat benar. Jaehan tersenyum seraya memeluk punggung Kanghee yang bergetar karena menangis. Jaehan merasa sangat beruntung memiliki adik seperti Kanghee, bahkan mungkin jika dirinya perempuan dia tidak akan sekuat adiknya. Kanghee melepaskan pelukannya, Jaehan menghapus air mata yang ada di pipi adiknya itu.

"Jangan menangis adik oppa yang sangat lucuu!" Jaehan mencubit pipi Kanghee gemas

Chu..

Jaehan mencium puncak kepalanya yang membuat Kanghee menjerit, dia tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi. Dia sudah SMA dan seharusnya yang menciumnya bukan anggota keluarganya lagi, tapi Kyujin. Eh bukan--- maksudnya pria idaman yang menjadi pacarnya nanti.

"Aku bukan anak kecil oppa"

"Bagi oppa kau anak kecil"

"Bagi oppa kau anak kecil"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang