07 ; Keputusan?

1.1K 164 49
                                    

*Warning adegan kekerasan, dan chapter yang amat sangat panjang* 

Jeonghan sedang belajar di kamarnya. Ini sudah setahun sejak kejadian itu, tahun ini mereka memutuskan untuk berada di kelas yang sama. Banyak hal membaik, tapi Jeonghan juga masih mengkhwatirkan beberapa hal. 

Ia diam - diam berhenti dari kelas piano dan malah mengikuti kelas bela diri bersama Seungcheol, ia tidak memberi tahu orang tuanya karena orang tuanya pasti akan sangat marah. Dan beberapa hari ini hubungan Seungcheol dan ibunya semakin memburuk, ini membuat Jeonghan khawatir. 

Suara dering ponselnya membangunkan Jeonghan dari lamunannya itu. Nama "Cheollie"  terpampang di layar, Jeonghan langsung menjawabnya.  

"Halo." 

"Jalang itu mati."

"..." 

Mata Jeonghan melebar saat mendengarnya. Bibirnya membeku tak bisa berkata apa - apa. 

"Kenapa diam?"

"..."

 "Apa sekarang kau membenciku? HA?!"

"Seungcheol, tenang dulu. Aku akan ke sana."

Panggilan terputus. Jeonghan segera berangkat menuju rumah Seungcheol. 

Rumah Keluarga Choi

Jeonghan berlari masuk ke dalam rumah itu. Suasananya sangat hening dan sepi, tapi semuanya tampak normal. Saat ia berlari ke ruang utama, para pelayan yang bertemu pandang dengannya membungkuk hormat seperti biasanya. 

"Ini tampak normal.." Batin Jeonghan. 

Tapi pemikiran Jeonghan berubah saat ia sampai di ruang utama. Dinding yang tadinya putih bersih sekarang kotor oleh percikan darah dimana - mana. Lelaki pujaannya berdiri membelakanginya. Saat ia melangkah lebih dekat, dilihatnya Nyonya Choi terduduk di lantai bersimbah darah dari dada sampai kakinya. 

"Se.. Seungcheol?" Ujar Jeonghan pelan. Pemilik nama tersebutpun membalikan badannya. Terlihat percikan darah menghiasi sekujur badannya. 

"Oh, malaikatnya sudah datang," ujar Seungcheol sambil tersenyum. Senyum yang mengerikan. 

Jeonghan masih memproses keadaan ini. Pisau di tangan Seungcheol membuat kepalanya sakit. Jeonghan terlalu syok untuk membalas ucapan Seungcheol. Tanpa sadar kakinya melangkah mundur. 

"Kenapa? Apa sekarang kau takut denganku? Apa kau akan melaporkanku? Menyalahkanku? Mengutukku seperti yang semua orang selalu lakukan?! AHAHAHAHAHAHA!" Seungcheol tertawa tetapi air matanya juga ikut turun mengalir di pipinya. 

"Apa kau akan meninggalkanku juga, Tuan Malaikat?" Ujar Seungcheol lagi dengan senyuman menyedihkannya. Ia menatap Jeonghan dengan matanya yang merah. 

Bump

Dua tubuh saling berbenturan. Jeonghan memeluk Seungcheol dengan erat. "Aku tidak akan pergi."

Prang

Pisau di tangan Seungcheol jatuh ke lantai. Wajah Seungcheol yang tadinya penuh emosi sekarang berubah menjadi lebih tenang. 

Beberapa saat yang lalu

-Flashback On-

Seungcheol meringkuk di tanah menyedihkan. Akhir - akhir ini ibunya selalu mabuk, begitu pula saat ini. Dalam keadaan mabuk, ia memukul, menampar, dan menendang Seungcheol. 

"Bangsat! Anak Iblis! Bill pergi meninggalkanku! Melahirkanmu adalah kesialan terbesarku! Iblis! KAU HARUSNYA MATI!!"

Ibunya mengambil pisau dan mulai membabi buta menusuk tubuh Seungcheol. Untung saja Seungcheol gesit dan selalu menghindar. 

Demon's Angel (Seungcheol x Jeonghan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang