17 ; Jarak

1.1K 139 46
                                    

'Apa kabar?'

Jeonghan tersenyum pahit saat mengingat pertanyaan itu lagi. Pikirannya terhenti saat ia mendengar dering ponselnya. 

"Halo Minhyuk hyung."

"Jeonghan~ Udah sampe mana, Dear?"

"Ini mau ke bandara kok, Hyung."

"Hati-hati ya, Dear."

"Ok hyung."

Pembicaraan mereka terputus tepat saat Jeonghan telah sampai di bandara. Setelah ia membayar taksi itu, ia menyempatkan diri untuk menatap langit Seoul sebelum dia pergi. Ia selalu melakukan ini saat ia akan pergi ke luar kota atau ke luar negri. 

Baginya, langit adalah sesuatu yang indah, luas, dan misterius. Mengingatkannya pada.. Ah lupakan ia harus cepat-cepat berangkat. 

---

Berlin, Jerman. 

Jeonghan dijemput oleh kakaknya dan tunangannya. Dalam perjalanan mereka sampai rumah, Minhyuk selalu berbicara tanpa henti. Hal ini membuat suasananya nyaman dan menyenangkan.  

Sesampainya di rumah, ia langsung menuju kamarnya. Jooheon memang menyiapkan satu kamar khusus untuknya. 

"Jeonghan, kami akan kembali ke perusahaan sekarang, masih ada kerjaan. Kamu istirahat, besok kami akan mengajakmu jalan-jalan," ujar Jooheon sambil bersandar di ambang pintu. 

 Jeonghan mengangguk tanpa protes. Setelah mereka pergi, Jeonghan melemparkan dirinya ke kasur. Ia memijat pundaknya yang terasa kaku dan sedikit sakit setelah penerbangan. Ia membuka ponselnya dan memeriksa aplikasi yang baru ia unduh, Instagram.

Baru kemarin ia membuat akun, dan pengikutnya sekarang sudah ratusan ribu orang. Nama Jeonghan lumayan terkenal karena Red Moon. Biasanya orang-orang selalu melihatnya di sekitar Seungcheol, sekarang setelah ia keluar dari Red Moon dan ia membuat akun sosial media miliknya sendiri, banyak orang tertarik padanya. 

Ia membaca komentar-komentar di postingan terbarunya. Ia tidak bisa menahan senyum saat membacanya. 

"Wahh aku tidak pernah tau ternyata orang ini sangat tampan!"

"Imut sekali!!"

"Pintar, kaya, dan tampan!! Jadilah suamiku!!"

"Aku rela menjadi gay asalkan kau mau menikahiku!"

Ia tidak pernah dipuji orang sebanyak ini. Seungcheol juga jarang memujinya, ia biasanya hanya menunjukkan senyum dinginnya sambil menepuk kepalanya pelan. Kadang Jeonghan juga butuh kata-kata sederhana seperti ini. 

Tak bisa menahan kantuknya lagi, ia melempar ponselnya lalu menutup mata indahnya. 

---

"Changkyun kau tidak lupa membawa makanannya tadi kan?" Tanya Minhyuk ke Changkyun saat mereka sampai ke pantai tujuan mereka yang cukup jauh dari Berlin. 

"Aku bawa!" Ujar Changkyun sambil mengangkat satu keranjang penuh makanan. 

"Kau manis sekali! Ayo kita cari tempat untuk menggelar karpet!" Ujar Minhyuk sambil menggandeng tangan Changkyun. Mereka berjalan bersama dengan girang sambil mencari tampat yang cocok. 

Udara segar dan sejuk itu membuat Jeonghan merasa senang dan bersemangat. Melihat adiknya tersenyum lebar, Jooheon mengusak-usak rambut Jeonghan. "Ayo cepat kita susul mereka," ujar Jooheon.

"Aku akan menyusul setelah mengambil beberapa foto, Hyung."

"Ok, Tuan selebriti," ujar Jooheon sambil menepuk kepala Jeonghan sebelum pergi menyusul tunangannya. 

Demon's Angel (Seungcheol x Jeonghan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang