18 ; Turn point

1.2K 146 27
                                    

LEE CORP 

Aula berkumpul itu sekarang terlihat seperti Teater mini yang elegan. Semua karyawan terfokus pada satu orang di depan mereka. Jeonghan menggerakkan busurnya dengan halus dan anggun. Matanya terpejam hikmat menikmati setiap melodi yang ia ciptakan. 

Semua emosi dan perasaannya ia tuangkan dalam setiap gesekan biolanya. Ini bukanlah melodi yang menyimpan tipuan dan permainan pikiran. Melodi ini juga tidak akan menyakiti pendengarnya. Ini adalah lagu yang penuh rasa rindu yang menyakitkan. 

Penonton yang mendengarnya tak bisa menahan diri untuk larut dalam emosinya, bahkan ada yang sampai meneteskan air matanya. Lagu ini akan membawamu ke kenangan-kenangan lama yang indah dan menyakitkan. 

Hari ini Jeonghan memutuskan untuk menumpahkan kerinduannya selama enam bulan ini. Di pikirannya ia melihat Seungcheol yang memeluknya, Seungcheol yang melindunginya, Seungcheol yang mengelus rambutnya, dan Seungcheol yang memanggil namanya. 

Ini menyakitkan! Menghabiskan setengah tahun tanpa mendengar suara monoton milik Seungcheol membuatnya tertekan. Bahkan setelah waktu berlalu, mengapa rasa sakitnya tidak hilang juga?! Kenapa waktu tidak menyembuhkannya?!

Seungcheol tidak mencintainya. Seungcheol tidak peduli padanya. Seungcheol tidak membutuhkannya. Kalimat-kalimat itu selalu ia ucapkan pada dirinya sendiri, seolah itu akan membuat rasa rindunya berkurang. Tapi itu tidak lagi berhasil!

Ia membutuhkan Seungcheol. 

Ia peduli pada Seungcheol. 

Ia mencintai Seungcheol. 

Jeonghan semakin larut di dalam melodinya sendiri seakan-akan ia akan terhisap ke dalam biolanya. Perasaannya terlalu kuat dan menyayat, ia tidak bisa menahannya lagi. 

Akhirnya ia membuka matanya. Matanya bertemu mata dingin itu. Napasnya tercekat dan detak jantungnya berpacu gila-gilaan. Ia melihat sosok yang dirindukannya berdiri di antara kerumunan orang di sana. 

Batinnya menjerit, "Seungcheol ada di sana!" 

Ayunan tangannya berhenti, begitu pula dengan waktu di sekitarnya. Ia sangat ingin berlari ke sana dan memeluk tubuh pujaan hatinya. Tapi terlambat, dunianya tiba-tiba menjadi hitam. Tubuhnya kehilangan kekuatan dan jatuh ke dalam kegelapan. 

---

"Jeonghan!" Ujar Seungcheol sambil berlari menuju Jeonghan. 

"Berhenti," ujar seorang pria sambil menghadang Seungcheol. 

"Menyingkir dari jalanku! Lihatlah dia pingsan!" Teriak Seungcheol sambil berusaha mendorong pria itu. 

Bukannya menyingkir, pria itu malah tetap berdiri di sana tanpa bergeming. Seungcheol sudah hampir menonjoknya sebelum ditahan oleh pria lain. 

"Tenanglah tampan. Changkyun-ah, kau periksa dulu keadaan Jeonghan, biar aku yang urus si tampan ini," ujar Minhyuk yang diikuti anggukan dari Changkyun. 

"Menyingkir." 

Minhyuk menepuk-nepuk pundak Seungcheol seolah membersihkan sesuatu di sana. Ia mengelus dagu Seungcheol dengan tatapan genit. "Kau tampan. Tapi kau brengsek. Kau sudah membuangnya ingat? Jadi tidak usah sok-sokan jadi pahlawan di sini."

Napas Seungcheol memburu menahan semua emosinya. Ia melihat Jeonghan yang sedang dibawa keluar ruangan. Seungcheol merasa sangat terpukul karena ia tidak bisa melakukan apapun untuk Jeonghan sekarang. 

Ia menatap Minhyuk dengan mata berkaca-kaca. "Tolong.. Tolong biarkan aku bersamanya."

Minhyuk tersenyum miring. "Ikut denganku, kau lebih baik bicara langsung dengan Jooheon."

Demon's Angel (Seungcheol x Jeonghan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang