I

964 70 1
                                    


Satu hari dimana aku sedang membaca buku yang baru ku beli kemarin, karya penulis terkenal London favoritku dengan nama pena Stephen Drew, sembari duduk santai di hadapan komputer. Saat ini aku sedang dapat jadwal berjaga di perpustakaan, karena aku merupakan anggota aktif organisasi perpustakaan. Tiba-tiba datang seorang pemuda dengan raut wajah dingin seperti biasa.

"Dihukum lagi?" tanyaku saat melihat siswa yang belakangan ini jadi perhatianku. Dia yang sering datang ke perpustakaan.

Ia menjawab dengan anggukan dan tidak ada raut penyesalan di wajahnya.

"Si keparat itu yang mulai. Lagi-lagi ia mengganggu Irene." ujarnya kesal.

"Kau berkelahi karena membela Irene? Dasar sumbu pendek!" ejekku. Kami jadi dekat karena aku adalah anggota perpustakaan dan ia sering di hukum kesini.

"Baiklah, mana buku-buku yang harus ku bereskan?"

"Rak lima C dan bagian sejarah. Tolong di urutkan juga ya!" jawabku setengah berteriak pada ia yang melenggang agak jauh menuju meja dekat rak buku.

Namanya Oh Se Hun. Sosoknya tinggi, putih, bersih, dan terkadang terlihat seperti berandalan. Aku sering melihatnya berlalu-lalang di depan kelas ku, karena ia menyukai salah satu gadis di kelasku, Irene. Kalian bertanya sosok Irene? Okay, bayangkan saja idola sekolah pada umumnya. Kaya, cantik, modis, dan ramah. Banyak siswi yang mengantre untuk jadi pacarnya.

"Kau kenapa senang sekali berada disini?" tanya Sehun padaku yang langsung menarik kursi dan duduk di depanku.

"Karena aku suka buku." jawabku yang berusaha tidak memandangnya.

Aku masih sibuk mengisi rekapan data siswa yang datang meminjam buku.

"Apakah tidak ada hal lain yang kau suka? Laki-laki misalnya."

Aku menarik napas panjang.

"Suka dengan manusia itu ada masanya. Lagipula semua laki-laki itu sama saja."

"Kau pasti belum pernah jatuh cinta ya?" ejeknya padaku.

Jemariku berhenti mengetik. Kalau boleh jujur, aku masih bingung mengategorikan rasa ketertarikanku pada Sehun. Ia tertawa lepas. Sementara aku hanya menatapnya datar.

"Kau harus merasakan jatuh cinta. Jangan buang-buang masa mudamu!"

"Aku sedang merasakannya." jawabku lantang.

Sehun berhenti tertawa dan menatapku serius.

"Yang benar? Dengan siapa?" wajahnya terlihat sangat penasaran.

"Kau tidak perlu tau siapa. Lagipula kau tidak akan kenal."

"Rasanya tidak mungkin. Aku kenal semua siswa disini."

"Benarkah? Dulu kalau bukan karena kau sering dihukum kesini. Kau mana mungkin mengenalku."

"Hei... Aku ini mengenalmu lebih dari yang kau tau." ungkap Sehun.

Menurutku Sehun sangatlah unik. Karismanya memang dapat menarik perhatian semua gadis, termasuk aku yang sangat biasa ini. Pada awalnya, aku hanya melihatnya menjalankan hukuman dari guru, berlalu-lalang di sekolah, bermain basket, dan menggoda Irene. Satu sekolah sudah tau kalau satu-satunya gadis yang ada di mata Sehun adalah Irene.

"Kau tidak tau apa-apa..."

Sehun langsung berdiri dan melipat kedua tangannya di dada. Ia memasang pose berpikir, sungguh begitu tampan. Ekspresi ini mungkin jarang di lihat banyak orang. Aku memang salah satu gadis yang beruntung.

MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang