IV

343 52 3
                                    


"Aku Kim Su Ho. Anggota baru di klub ini. Boleh aku duduk di sini?" Ia memperkenalkan dirinya dan menunjuk kursi di hadapanku. Tentu saja aku mengizinkan ia duduk di sana.

Pemuda ini tampan, definisi tampannya berbeda dengan Sehun. Wajahnya lebih ramah dan tidak sedingin Sehun. Tunggu dulu, kenapa secara tidak langsung aku membandingkan ia dengan Sehun.

"Aku Xi Lu Han." ucapku memperkenalkan diri padanya.

"Nama yang indah. Oh ya, pertemuan masih satu jam lagi. Kalau boleh tau, apa yang membuatmu datang lebih awal?"

"Aku ingin memilih buku untuk di pinjam."

Ia melirik tiga buku yang ada di dekat tanganku.

"Kau juga suka novel karangan Stephen Drew?"

Jangan bilang kalau yang ia suka sama denganku atau bisa di bilang kami ini se paham. Aku menjawabnya dengan anggukan. Ia langsung tersenyum. Sepertinya dugaanku benar.

"Aku juga menyukainya. Aku tidak tau kalau kau suka novel dengan akhir yang tidak bahagia."

Sebenarnya, belakangan ini aku jadi menyukainya karena aku mengalaminya.

"Aku hanya mencari sesuatu yang baru." ujarku.

Pandangannya beralih keluar jendela, aku jadi ikut melihat langit yang mendung. Sepertinya akan hujan badai lagi. Bagus sekali, aku tidak membawa payung atau pun mantel.

TING

Ada notifikasi di grup kalau pertemuan minggu ini di batalkan karena cuaca sedang tidak bagus. Aku menghela napas berat. Kenapa disaat aku benar-benar berniat untuk bertukar pikiran, pertemuan ini malah di batalkan?!

"Sayang sekali ya, padahal ini pertemuan pertamaku." ujarnya.

Aku melihat raut wajahnya yang agak kecewa. Di ikuti hujan yang turun begitu saja.

"Apa ada yang ingin kau sampaikan? Maksudku pendapatmu mengenai buku yang harusnya di bahas hari ini."

"Tidak juga, aku hanya sedang bosan dengan rutinitasku."

"Kau sepertinya masih kuliah." Aku menduganya.

"Iya, aku memang masih kuliah. Tapi, sambil bekerja. Sebenarnya ada banyak yang aku pikirkan belakangan ini."

Sedikit banyak aku dapat mengerti beban yang ia rasakan. Pasti berat menjalankan kedua kegiatan itu.

"Baiklah, diskusikan saja sekarang bersamaku."

Kami membicarakan opini kami mengenai buku yang berjudul 'BACK' yang bergenre romantisme. Aku dapat melihat Suho sangat antusias dan serius mengutarakan pendapatnya. Kebetulan juga kita sependapat. Rasanya menyenangkan bisa mendapat teman yang pemahamannya sama sepertiku.

"Berdasarkan pendapatmu, kau seperti menyerah dengan rasa cintamu." kata Suho. Wajar ia dapat mengatakan hal itu, karena ia juga lebih dewasa dariku.

"Yah begitulah." jawabku. Aku memang sepertinya pasrah dengan perasaanku pada Sehun.

"Ingin menceritakannya padaku? Mungkin akan melegakan untukmu." Ia menawarkan dirinya untuk mendengarkan cerita roman picisan.

"Aku masih SMA dan pikiranku juga masih labil." Aku membangun kepercayaan diriku untuk bercerita padanya.

"Jadi, aku menyukai seorang pemuda di sekolah. Belakangan ini ia jadi teman baikku. Bahkan ia juga menyebut dirinya adalah sahabatku. Kami jadi dekat karena pada awalnya ia sering ke perpustakaan dan bertemu dengan aku yang bertugas di sana. Ya, akhirnya kami dekat."

MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang