Meskipun aku tidak tau doa mana yang kau kabulkan. Tapi, aku belum mempersiapkan diri untuk yang satu ini Tuhan.
"Sudahlah dari pada kita berdebat, lebih baik kita coba main yang ini." Sehun mengacungkan kaset permainan dengan judul 'Resident Zombie 5'.
Bagus sekali! Zombie adalah makhluk yang paling tidak aku sukai. Mereka menyeramkan, bergerak tidak beraturan, ah pokoknya seram. Tanpa aba-aba ia langsung menyetel permainannya.
"Ayo duduk sini!" ia menepuk-nepuk sofa yang ada disebelahnya.
Hell ya!
Ini sudah jam sebelas malam dan Tao belum juga pulang. Sementara Sehun masih semangat mengejar level yang ia inginkan. Aku bermain sambil menahan kengerianku. Bahkan sampai mata ku ini benar-benar berat. Aku mengantuk, beda dengan Sehun yang masih segar. Untung saja besok hari Minggu, masih ada waktu untuk istirahat lebih lama. Hari yang sangat panjang, bahkan aku sampai melewatkan pertemuan klub buku di perpustakaan kota.
.
.
.
Aku bermimpi sangat indah. Tentu saja ada juga yang mengisi indahnya mimpi ku, yaitu, Sehun. Kami bermain bersama di Neverland (sebuah tempat dengan banyak wahana permainan). Belum lagi kami menginjakkan kaki di padang rumput yang halus dan indah. Adegan terakhir adalah Sehun mencium tanganku dengan lembut sembari menyaksikan pemandangan matahari terbenam yang indah.
Cahaya yang sangat terang mulai masuk kedalam pelupuk mataku. Aku berusaha mengerjapkan mataku perlahan. Rasanya bantalku memiliki aroma yang berbeda. Wanginya seperti...
S E H U N !
Seketika aku tidak bisa bergerak. Sejak kapan aku berani tidur dalam dekapan seorang pemuda seperti ini. Dengan Tao saja aku tidak pernah.
Jadi, kami sepertinya tertidur di sofa ruang tengah. Sehun masih memakai seragam sekolah. Karena semalam ia menolak memakai kaos milik Tao yang aku berikan padanya. Aku tidur dengan berhadapan langsung dengan dadanya yang bidang. Astaga, aku benar-benar tidak percaya apa yang terjadi saat ini. Belum lagi satu tangannya seperti menjadi bantalan bagiku agar tidak menggelinding kemana-mana.
AKU MEMANG SUDAH GILA!
Tapi, aku nyaman. Entah kenapa, aku tidak ingin beranjak dari posisi ini. Terima kasih hujan badai, kau telah memberikan ku tidur yang sangat nyenyak semalam.
Tiba-tiba Sehun bergerak, aku yang terkejut hampir menggelinding terjatuh dan Sehun langsung menahanku dengan memelukku. Yup, memelukku dengan posisi seperti ini. Aku takut tiba-tiba mimisan karena tubuhku terlalu memanas akibat moment ini.
"Untung saja kau tidak jatuh." kata Sehun.
YA TUHAN.... Saat bangun tidur kenapa ia begitu tampan?
Kami saling tatap, jaraknya sangat dekat. Aku bingung karena ia terus menatap dalam ke mataku. Satu tangannya menggenggam tanganku yang pasti gemetaran. Sehun tersenyum beda denganku yang malah memasang wajah kebingungan. Tapi, perlahan genggaman tangan ini membuatku lebih nyaman.
Semakin aku rasakan jarak kami semakin dekat. Aku tidak tau apa yang akan terjadi berikutnya. Sehun semakin mendekat dan aku akhirnya memejamkan mataku. Dapat kurasakan hembusan napasnya, yang menandakan bibir kami akan bersentuhan.
"Aku pulang!"
Aku yang terkejut jatuh dari sofa begitu mendengar suara Tao yang menggelegar ke seluruh ruangan. Aku langsung berdiri, berjalan sambil memegangi pinggangku yang nyeri dan menghampirinya tanpa melihat ke arah Sehun yang masih di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SIDE
FanfictionAku menyukainya, mungkin karena Sehun sering datang ke perpustakaan untuk menjalani hukuman dari guru. Tapi, hal itu membuatku merasa beruntung. Meskipun aku tau, Sehun sudah menyukai orang lain. I'm back with Hunhan! Ini GS ya readers. Masih ada ba...