chapter 3

1.4K 139 9
                                    

Warning
Typo
Selamat membaca

***

     Hari libur seperti ini bukanlah alasan untuk seorang Park Jimin bermalas malasan. Ia sudah menyampirkan tas ransel dan memakai sepatu kuning kesayangan pemberian dari kakak tercinta Park Chanyeol yang kini tinggal di Jerman bersama kekasihnya. Menemani study S2 sang kekasih sekaligus mengembangkan perusahaannya.

Lalu kenapa Jimin memilih untuk bekerja diperusahaan lain, kenapa ia tidak bekerja saja diperusahaan sang kakak. Alasannya cukup simpel, ia hanya ingin mandiri.

Tangan bantetnya kini menarik pagar agar tertutup sempurna meninggalkan pekarangan rumahnya dengan semangat. Ia bersyukur jika si alien gila mesum itu tidak mengganggunya sehingga ia bisa tidur dengan nyenyak.

Saat ini ia memakai kaos panjang dan celana training, sangat jauh sekali dengan Jimin yang biasanya terkesan seksi. Bukan tanpa alasan karena tujuannya saat ini adalah toko roti diujung jalan, itu Jimin yang menamainya karena memang terletak di ujung jalan.

Toko roti itu sebenarnya bernama Hopecake. Milik salah satu sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter hewan, loh kok bisa. Karena toko roti itu dikelola oleh nenek kesayangannya. Kesayangan Jimin juga.

"pagi nek."

Jimin menerobos masuk dan melewati seseorang yang tengah asyik bercengkrama dengan kadal, maksudnya bunglon.

"aigo Jimin ah, kau semakin cantik nak."

"aigo nenek. Jangan lupa Jimin ini laki laki, harusnya kan tampan."

"aigo tak tahu diri. Kau kan memang cantik."

Itu adalah orang yang sedari tadi memandang kearah kandang hamster yang berupakan tetangga bunglon.

"Hoseok hyung jangan macam macam padaku, aigo kau bekerja di hari libur?"

Jimin menarik jas putih yang dikenakan Hoseok, ia berdecak seperti tengah mengejek.

"tadi roger sakit Jimin ah, jadi aku pergi sebentar untuk memeriksanya."

"kucing milik anak ingusan itu."

Hoseok mengusak surai Jimin gemas, ia menarik tangan si mungil untuk memasuki ruang rahasia dibalik toko roti tersebut.

Studio tari dengan ukuran yang tidak terlalu besar namun cukup nyaman saat digunakan.

"Jimin ah aku punya koreo baru, apa kau mau lihat?"

"boleh."

Jimin menyimpan tasnya di kursi, ia melihat Hoseok yang membuka jas dokter dan menyisakan kaos hitam didalamnya.

Ia selalu kagum saat melihat Hoseok yang menggerakan tubuhnya dengan begitu lincah. Menari adalah hobi mereka semenjak kecil, mereka mempunyai mimpi yang sama. Jimin mengenal Hoseok sedari SMP, mereka ikut ektrakulikuler dance dan sering mengikuti lomba menari. Tentu saja menari sebagai partner itu menyenangkan.

"bagaimana menurutmu."

"kau selalu keren hyung."

HEARTBEAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang