Minhyung dengan senang hati menghabiskan bahan masakan yang tersedia di rumah Jungmin, ia ikut membantu Jungkook memasak berbagai makanan.
"appa keren sekali bisa masak, Minhyung juga mau belajar masak." ucapnya antusias.
"seringlah datang kesini Minhyung-ah, kau bisa belajar masak padaku juga. Aku bisa masak lebih banyak dari appa." ucap Jungmin bangga.
"maksudmu ramen?"
Jungmin mendelik tajam kearah sang ayah, usaha untuk menarik perhatian Minhyung gagal total. Sedangkan Minhyung yang tengah mendengar perdebatan antara ayah dan anak itu tertawa lebar. Senyum kotaknya mirip sekali dengan Taehyung, tapi mata sabitnya mirip sekali dengan Jimin. Begitu cantik meski gadis itu lebih memilih hodie daripada outfit seorang gadis pada umumnya.
"Minhyung pasti sering berkunjung kerumah oppa Jungmin, janji." ucapnya dengan nada menggemaskan. Ia mengacungkan jari bantetnya, Jungkook hampir memekik karena gemas. Namun ia kembali bungkam saat Jungmin mendelik tajam.
"baguslah, jangan hiraukan appa yang aneh ini ya Minhyung." ucapnya pelan.
"hmm appa aneh tapi tampan." ucapnya polos, ia kembali memotong beberapa sayuran. Gadis itu baru menginjak usia sepuluh tahun, tapi ia sudah tumbuh dengan cantik sekaligus dewasa.
Jungkook menunjukan cengiran meledek ke arah Jungmin, sedangkan pria itu merajuk kesal.
"ayo Minhyung, aku punya sesuatu yang akan kutunjukkan padamu."
"tapi aku belum selesai membantu appa Jungkook." ucapnya pelan. Jungmin menarik tangannya dan menggeleng tegas.
"biarkan orang tua ini menyelesaikan tugasnya sendiri. Kau tamu dirumah kami, tidak seharusnya memasak hanya untuk menu makan siang." ucapnya tegas. Terkadang Jungkook heran, bagaimana bisa anak itu bersikap sok dewasa. Lebih parahnya ia seperti penguasa di rumah ini, tapi Jungkook tidak peduli. Selama anak itu menghormati, menyayangi dan selalu ada untuknya itu saja sudah cukup.
Ia hendak merespon perkataan Jungmin namun terlambat, kedua anak itu telah menghilang dari pandangan. Jungkook mengendikan bahu, ia kembali memasak Kimchi Jigae kesukaan Jimin yang ternyata Minhyung juga menyukainya.
Kedua anak itu sudah sampai di sebuah ruangan yang dipenuhi alat musik, Jungmin mempersilahkan Minhyung duduk tepat didepan piano.
"kau bilang suka piano, bagaimana jika kau bermain untukku." ucapnya lembut. Jungmin duduk tepat di pinggir gadis kecil itu.
"wah ini keren oppa, aku akan memainkan lagu kesukaanku." ucapnya semangat. Ia menekan tuts piano dengan lincah, memainkan lagu Eufhoria milik penyanyi muda yang bernama Jungkook dari group yang tengah mendunia. Bangtan boys.
Setelah Minhyung selesai memainkan lagu tersebut Jungmin meraih sebuah biola, ia menggesek alat musik itu dan melantunkan lagu Serendipity milik Jimin yang kebetulan berada di group yang sama.
"wah itu indah sekali oppa." ucap Minhyung antusias.
"hmm, Jimin memang indah dengan menyanyikan lagu itu." ujarnya bangga. Ia sangat mengidolakan pria itu karena sifatnya yang lembut dan mengingatkan pada sang ibu.
"Jungkook juga sangat tampan, sama seperti appanya Jungmin oppa." ujarnya semakin antusias. Jungmin menampilkan wajah malasnya tapi segera berubah saat gadis itu memandang kearahnnya.
"tapi Minhyung paling suka lagu 4 o'cloock, liriknya begitu indah."
"benar aku juga menyukainya, suara berat Taehyung sangat indah dan terdengar begitu tulus."
"hmm benar, apa Jungmin oppa bisa memainkan lagu itu?"
Jungmin mengangguk pelan.
"ayo kita memainkannya bersama." Minhyung menekan beberapa tuts sebagai permulaan. Jungmin mengagguk antusias. Mereka memainkan lagu tersebut dengan begitu indah.
Tanpa disadari Jungkook merekam momen tersebut, bersyukur atas kehadiran keduanya yang melebur cerita keegoisan. Menekan tombol send untuk mengirim video pada Jimin juga Taehyung.
"eohh appa sejak kapan disitu, ayo bergabung." Minhyung menarik pria itu dengan penuh semangat. Mengabaikan tatapan merajuk dari Jungmin yang tidak menyukai kehadiran Jungkook.
Pria kelinci itu duduk tepat di samping Minhyung, menarikan jarinya yang terasa kaku karena begitu lama tidak diapakai.
Minhyung juga Jungkook memainkannya dengan baik, saling melengkapi menekan tiap tuts dari piano. Sedangkan Jungmin menggesek malas biola ditangannnya. Tertawa lepas dengan kamera merekam moment kebersamaan.
Dengan ini Jungkook berakhir bahagia, ia merasa semuanya telah cukup tanpa perlu tambahan lainnya. Ia tidak menyesal dengan apa yang telah terjadi, setidaknya untuk saat ini.
"terima kasih Jimin-ah,"
END.
cerita ini resmi Tamat.
Sekali lagi terima kasih untuk semunya, jangan lupa mampir di story aku yang lainnya.
Bye bye
Alieenbaikhati
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT [END]
FanfictionPark Jimin x All Member [COMPLETED] Bersyukurlah saat seseorang mulai menekan dirimu menjadi sempurna. dengan begitu sakitnya hanya kalian rasakan saat mereka menancapkan pisau dengan singkat. tapi bagaimana jika kau harus menekan dirimu sendiri men...