chapter 39 [END]

1.5K 109 35
                                    

Warning
Typo
Happy Reading

***

Suara ribut menggema memecah heningnya jalanan, berasal dari benturan kaleng yang mengenai sebuah tiang penanda jalan. Pemuda dengan mata besar dan rambut hitam pekat menutupi dahi, dibalut seragam yang tidak begitu rapi karena dua kancing teratas terbuka. Lengan digulung dan ujung baju yang keluar. Tas slempang bertengger asal, anak itu terus merutuk kesal.

"pasti pak tua itu ketiduran gara-gara semalam bergadang, padahal sudah kubilang hari ini merupakan hari terpenting." ucapnya sambil menendang beberapa kerikil.

Sebuah mobil berhenti di dekatnya, seseorang keluar dengan begitu tergesa. Dirasa tidak pantas jika disebut sebagai pak tua.

"Jungmin maaf, aku ketiduran." ujarnya pelan sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Anak yang dipanggil Jungmin itu mendengus, segera memasuki mobil tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Setelah hening beberapa saat dan mobil mulai melaju membelah jalanan, akhirnya Jungmin bersuara.

"mama pasti sudah lama menunggu," ucapnya merajuk. Meski anak itu hampir lulus dari sekolah menengah pertama tapi dimata Jungkook Jungmin tetaplah bocah menggemaskan yang berusaha bersikap sok dewasa.

"maafkan appa Jungmin-ah, appa benar-benar ketiduran setelah rapat dengan beberapa klien tadi" ucapnya kembali meminta maaf, Jungkook mengusap surai sang anak dengan mata tetap fokus kedepan. Ia merogoh sakunya dan mengusap sebuah kotak kecil.

"Jimin-ah selamat ulang tahun." gumamnya dalam hati. Ia tersenyum lembut.

Setelah beberapa lama akhirnya mobil itu sampai disebuah hunian mewah, tertata rapi dengan rumah kaca berdiri kokoh disampingnya. Tampaknya pesta tengah berlangsung disana, mengingat suara riuh terdengar begitu jelas dari arah tersebut.

"oppa?" seorang gadis berambut pendek dengan balutan gaun berwarna kuning, tampak begitu cantik menggunakan riasan tipis yang teramat natural. Senyum kotak dengan mata yang membentuk sabit mengingatkan Jungkook pada seseorang, ia berlari kearah Jungmin dan memeluknya erat.

"kau cantik sekali Minhyung-ah," ucap Jungmin antusias sambil mengacak rambutnya. Gadis itu mempout, membenahi rambut yang baru ditata sedemikian rupa. Ia mengalihkan perhatian pada pemuda lainnya, menarik tangannya lebih antusias dan membawa Jungkook menuju keramaian pesta.

"mama cantik kan, Minhyung loh yang mendandaninya." ujarnya bangga, ia menunjuk pemuda mungil yang mengenakan kameja satin berwarna dusty pink. Dengan surai pirang dan riasan sederhana. Tampak begitu cantik di usianya yang sudah memasuki kepala empat.

Jungkook menghampiri pemuda mungil itu, menyapa dengan senyuman yang teramat bahagia. Mendaratkan kecupan lama di dahi dan usapan lembut di tangannya.

"aku merindukanmu Jimin sayang," ucapnya parau, ketara jelas jika ia menahan air mata.
Jimin hanya bergeming, ia bingung harus merespon bagaimana ketika ia diperlakukan seperti itu dihadapan suaminya sendiri.

Pria tan disampingnya segera merangkul si mungil, tersenyum kotak lalu berkata enteng.

"sering-seringlah berkunjung Jungkook-ah, jangan terlalu banyak bekerja. Karena tanpa kau sadari Jungmin tengah kerepotan mengurusmu."

Jungmin mendekat dengan Minhyung yang menempel di lengan kirinya.

"benar papa, tadi saja dia telat menjemput Jungmin." ujarnya mengadu.

"astaga Jungkook apa itu benar? Kau tega sekali merepotkan anakmu. Kalau terus seperti itu Jungmin lebih baik tinggal bersamaku saja." Jimin berujar kesal, ia memukul dada Jungkook main-main.

HEARTBEAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang