chapter 14

956 109 21
                                    

Warning 🔞
Typo
Selamat membaca

*skip tapi enggak juga sih, 😋

***


Dengan raut wajah yang tidak dapat dibaca, Jimin sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia terus merutuki nasibnya.
Menikah dengan seseorang dan berakhir malam pertama bersama anaknya. Sedangkan suaminya justru lebih memilih bercengkrama dengan istri orang lain.

Jimin sedikit tersentak saat seseorang datang engintrupsinya dari belakang.

"Jimin,"

"N-Namjoon ah, ada apa?"

Setelah mengetahui siapa gerangan yang datang. Si mungil menoleh kearah Namjoon, gerakan kecilnya membuat bathrobe bagian pundaknya terjatuh sehingga mengekspos bagian tersebut.

Melihat hal itu Namjoon menelan ludahnya gugup, ia memalingkan pandangannya ke segala arah.

"a-apa kau akan pergi keluar."

"nee, aku akan ke apartemen lamaku untuk mengambil beberapa barang."

"aku akan mengantarmu."

"tidak perlu Namjoon ah, aku akan meminta Taehyung menjemputku."

Namjoon mendekatkan dirinya kearah Jimin, menatap tajam manik polos yang sedang menatapnya.

"apa kau cemburu saat melihat Jisoo dekat denganku."

Jimin membulatkan mata, pandangannya sedikit mengedar. Menghindari tatapan intimidasi dari sang suami.

"apa sangat ketara Namjoon ah, apa aku begitu terlihat cemburu?"

Mendengar hal itu Namjoon melemparkan senyuman puas, seketika hatinya menghangat. Ia menatap puja paras seorang Park Jimin yang tidak umum dan terlihat begitu sempurna saat ini. Merasa sangat beruntung karena ia termasuk orang yang dicemburui olehnya.

"aku akan mengantarmu, jangan pernah menolak."

Jimin mengangguk pasrah, ia mengerti maksud Namjoon. Mungkin dia tidak ingin mengundang pandangan miring terhadap pernikahannya. Sudah seharusnya Jimin mengikuti alur ceritanya bukan.

"berbaliklah Namjoon ah, aku akan mengganti bajuku."

Awalnya Namjoon tampak terkejut, namun ia mengangguk faham dan membalik tubuhnya. Suatu ketidaksengajaan, tidak disangka jika ia dapat melihat pantulan sang istri dari cermin, bukankah dia termasuk sedang mengintip sekarang. Tapi menurutnya wajar saja untuk sepasang suami istri melihat tubuh masing-masing.
Namjoon menelan ludahnya kasar saat Jimin mulai menanggalkan bathrobenya, tubuh mulusnya terlihat begitu indah dan menggoda.

Kini mereka tengah berada di apartemen lama Jimin, Namjoon mendudukan dirinya diatas ranjang. Merasa begitu nyaman dengan aroma khas seorang Park Jimin.
Ia mengambil bantal di atas kasur dan menghirupnya. Mengapa aromanya harus semenggoda ini, apa yang dilakukan Kim Seokjin untuk menahan hasratnya pada lelaki mungil itu. Mengingat mereka selalu ada dalam satu ruangan. Atau Kim Seokjin saja yang memang tidak memiliki keinginan.

Namjoon mengakui jika sudah muncul perasaan aneh saat dirinya bersama sang istri, tapi ia tidak mau melanggar kesepakatan yang ada. Ia bukanlah laki laki brengsek yang meninggalkan prinsip begitu saja.

"Namjoon ah sedang apa?"

"kamarmu sangat rapi Jimin ah."

"ah nde, aku tidak terbiasa dengan sesuatu yang berantakan. Apa kau ingin kopi."

HEARTBEAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang