Sequel (part 1)

960 90 20
                                    

Warning NC 21++

Setelah Taehyung mengungkung Jimin yang terlentang pasrah sedemikian rupa, ia justru bergeming. Menyelami manik coklat madu yang menjadi keindahan dengan jutaan cerita dibaliknya. Hingga beberapa menit belalu posisi tetap bertahan, Jimin berinisiatif untuk mencengkram lengan atas sang suami. Menariknya untuk saling mendekat, namun sebelum kedua labium itu menyatu Taehyung mengalihkan wajahnya hingga tenggelam di ceruk leher sang istri. Menghirup aroma lemon yang begitu segar yang bercampur aroma kopi samar miliknya.

"aku ingin memastikan sekali lagi," Taehyung mendongak, menikmati keindahan di hadapannya dengan tangan mencengkram erat pinggang si mungil.

Jimin mengerutkan dahi heran, apa yang ingin dipastikan alien di hadapnnya. Ia melingkarkan tangan di leher sang dominan, menelusupkan wajah tepat dibawah rahang pria di atasnya.

"memastikan apa?" ucapnya parau, sepertinya Jimin tengah terbakar gairah karena sedari tadi Taehyung tidak berhenti mendaratkan sentuhan main-main di sekujur tubuhnya.

"rambutmu, wajahmu, tubuhmu dan ragamu ialah milikku. Tapi apakah aku juga memiliki hatimu?" ucapnya semakin memberat dengan tangan mencengkram erat fabrik yang menutupi dada kiri sang istri. Ia menariknya cukup kasar hingga serat dari kain itu tidak mampu bertahan, sobek sedemikian rupa dan mengekspos properti miliknya.

"Jimin meringis, gairah semakin terbakar kala pria itu mengigit ujung dadanya main-main. Ia menengadahkan kepalanya hingga rambutnya teracak, mengangguk pelan dengan air  menetes di ujung matanya.

"aku tidak membutuhkan kebohongan, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki semuanya Jimin." ujarnya berat, Jimin mengusap air matanya brutal. Ia menarik sang dominan dan melumatnya asal, tidak ada yang bisa membuatnya goyah. Keputusannya sudah teramat bulat.

"aku mencintai sahabatku, aku mencintaimu Kim Taehyung." bisiknya pelan di sela-sela ciuman. Ia melanjutkannya kembali dengan Taehyung memimpin permainan. Hiruk pikuk pesta diluar tidak membuat keduanya khawatir. Mereka terlampau sibuk dengan dunia masing-masing.

Taehyung melempar asal kameja dusty pink yang dikenakan Jimin, ia juga membuka bajunya terburu-buru hingga keduanya dalam keadaan naked. Jimin menutup wajahnya malu, selama ini ia melakukan kegiatan itu dengan Taehyung yang memimpin permainan, ia tidak pernah menyadari apapun kecuali hanya mendesah pasrah atas pemerkosaan sang sahabat. Namun kali ini ia dituntut untuk mengambil peran.

"jadilah istri yang baik, tunjukan apa yang kau inginkan sayang." ujarnya dengan nada intimidasi, ia tidur terlentang dengan tatapan tajam. Jimin bangkit dengan ragu-ragu, membenahi selimut yang teracak sedemikian rupa.

"kita sudah tua Tae, lakukan seperti biasa dan segera tidur." ucap Jimin hampir merebahkan diri sebelum Jimin ditarik dan didudukan diatas perutnya. Jimin semakin memerah saat merasakan kulitnya bergesek dengan perut kotak milik sang suami.

"tidak setua itu," ucapnya semakin mengintimidasi. Jimin tampak ragu sebelum akhirnya merendahkan diri, menutup mata dan menjilat dada Taehyung asal. Menaikan ciuman dan memberikan tanda tepat di bawah daun telinga. Taehyung semakin menegang, ia membimbing Jimin sedemikian rupa dengan sentuhan kupu-kupu di pinggang dan punggungnya. Puncak kegiatan itu berhenti kala Jimin menjilat nipple sang suami dan mengigitnya pelan. Geraman terdengar hingga Jimin tersentak kaget.

"katakan sekali lagi alasan kau mencintaiku." ucap Taehyung serak. Ia menyentuh Jimin tepat di area sensitif, membuat si mungil semakin tidak karuan.

"kau s-sahabatku yang paling berharga." Jimin memekik saat orang yang disebut sahabat itu meremas bongkahan sintalnya.

"bagaimana dengan Jungkook? Kau bilang kau mencintainya Jimin-ah," Jimin mengangguk pelan, ia meremas pundak Taehyung erat saat dirasa sesuatu menerobos paksa pertahanannya.

"akhh, i-itu sebelum aku menyadari sesuatu. Akuhh mencintaimu Taehyung-ah, sejak dulu."

"sejak kapan hmm?" ucapnya pelan, ia menyukai Jimin yang menceritakan kejujuran yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

"berhenti dulu, akhh aku ti-tidak bisa bicara."

Taehyung seketika menghentikan kegiatannya, menarik jari panjangnya dari lubang yang telah menjadi candu.

"sejak kita bertemu setelah kau rehabilitasi, aku mencintaimu tae. Hanya saja kau sudah punya kekasih, aku menyangkal perasaanku karena memang kita juga seorang sahabat. Aku tidak ingin merusak hubungan persahabatan kita..."

Taehyung membawa Jimin keatas, ia tidak ingin mendengar jauh karena justru mengingatkan pada kebodohannya. Ia mengangkat sang istri dan memasukan kebanggannya dalam sekali hentak. Jimin memekik keras, air matanya perlahan terjatuh. Taehyung membawanya turun dan melumatnya untuk menenangkan.

"hssst jangan keras-keras, nanti yang lain dengar gimana? Bergeraklah secara perlahan."  ucapnya sambil tersenyum. Ia merapikan rambut Jimin yang sudah basah akibat keringat. Jimin mengangguk pelan, air matanya kembali menetes saat dirasa benda milik suaminya menekan tepat di titik kenikmatan.

Perlahan ia bergerak, keatas dan kebawah. Mengigit bibir untuk meredam desahannya. Taehyung menonton layaknya tengah menyaksikan opera, mengeram kala ia terbawa suasana. Saat dirasa keduanya hampir mencapai puncak Taehyung menahan gerakan si mungil. Membalik keadaan dengan ia mengungkungnya. Menunjukan sifat dominan yang seharusnya terjadi.

Taehyung menggerakan pinggulnya dengan tempo pelan, membiarkan Jimin tersiksa dengan perasaan tidak karuan. Memohon agar bergerak lebih cepat.

Pria tan itu menurut, namun disaat keduanya hampir mencapai puncak ia kembali menghentikan kegiatannya. Membuat Jimin menangis prustasi dengan air mata yang meleleh.

Jimin hampir menyerah saat suaminya kembali mempermainkan dirinya, ia mengesah kecewa dan kembali terhentak saat pria dominan itu bergerak.

"ini yang terakhir."

Jimin sudah tidak berdaya, tubuhnya diselimuti keringat. Ia hanya mampu meremat sprey di bawahnya hingga tidak berbentuk saat Taehyung bergerak dengan tempo yang cepat. Ia menjerit nikmat saat dunia putihnya sampai, pencapaian paling nikmat yang pernah ia rasakan. Begitupun pria di atasnya, ia mengeram sambil menghentak semakin dalam saat dirasa cairan yang disemburkannya hampir tercecer.

Taehyung mengecup dahi Jimin lama, membiarkan Jimin menutup mata karena lelah.

"tidur nyenyak sayang, sekali lagi terima kasih untuk semuanya." ujarnya lembut. Ia terjatuh dan terlelap dengan posisi merengkuh si mungil, tidak sempat melepas pertautan karena mereka keburu menyelam di dunia mimpi masing-masing.

     Jimin membuka mata dan menatap horor kala mendengar derit ranjang, nafasnya tersenggal dengan keringat dingin di pagi hari.

"akhh t-tae,"

Kicauan burung terdengar samar karena nafas tersenggal dan bunyi khas percintaan mendominasi.

"maaf sayang, ngghh aku tidal tahan." ucapnya mengadu sambil menaikan tempo genjotannya.

Jimin mencengkram erat sprey dibawahnya, posisinya kini dengan Taehyung yang berada di belakang. Sepertinya ini akan berlangsung cukup lama mengingat hari ini ialah hari libur. Minhyung pergi dengan Jungkook dan Jungmin untuk berkunjung kerumah mereka. Semua orang telah pulang karena tuan rumah tak kunjung keluar dari kamarnya. Mungkin Jimin akan demam setelahnya, sama seperti dimana malam pertama dulu setelah pernikahan berlangsung.

-

Mwehehe, klean suka kan. Aku nulisnya sambil tutup mata loh. Malu alien tuh..



HEARTBEAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang