Warning
Typo
Happy Reading***
"Jungkook sekarang kau pilih aku apa si bantet itu."
Jungkook yang tengah sibuk menikmati wortel di tangannya menoleh pada wanita yang tengah menggerutu tidak jelas.
"Jimin."
"apa kau tidak waras bocah, aku ibumu. Aku yang mengandung dan melahirkanmu, dasar tidak tahu terima kasih."
"apa aku meminta, bukankah sedari awal kau menganggapku kesalahan?"
Jungkook menuntut penjelasan pada wanita itu, ia tidak mengerti bagaimana bisa ayahnya terpikat pada wanita seperti ini. Dan bodohnya sampai sekarang ia mengemis cinta padanya, bagaimanapun Jungkook tidak akan sudi mengakuinya sebagai seorang ibu.
"itu dulu Jungkook-ah, berhenti kekanakan dan terimalah dia. Minimal perlakukan dia sebagai ibu kandungmu"
Namjoon mengintrupsi perdebatan kecil itu, ia merangkul wanita itu dan mengelus pipinya pelan.
"tidak akan pernah. Sejak awal aku tidak punya ibu."
"aku ibumu."
"percaya diri sekali kau sialan, bagaimana bisa dikatakan seperti itu, jika sejak awal kau tidak sudi memandangku. Membuang ayah dan lebih memilih menikah dengan pria kaya lainnya yang tak lain adalah pamanku. Lalu kau datang lagi saat ayah sudah punya uang dan mengakuiku sebagai anak. Simpel sekali yah kehidupanmu jalang."
Satu pukulan mendarat di pelipis Jungkook, rasa pusing mendera di kepala pemuda kelinci itu. Namun ia menahannya dan melemparkan smirk.
"dan kau berhasil membodohi ayahku. Jangan harap kau juga bisa membodohiku."
"JEON JUNGKOOK."
"sudahlah Namjoon, mungkin ia butuh waktu. Lebih baik kita berangkat, jadwal penerbangan kita sebentar lagi."
Jungkook menatap nyalang keduanya, orang cerdas justru akan terlihat idiot karena loyalitas dan cinta.
________
"pelipismu memar, sebaiknya ku obati. Duduklah dan jangan mengacau."
"nee Eomma."
"sialan."
"ish Eomma tidak boleh mengumpat didepan anakmu."
Jimin memutar bola matanya malas, entah mengapa meski pria mungil itu tengah merajuk, ia selalu sukses menampilkan senyum di wajah seorang Jeon Jungkook. Meski dalam kondisi hati yang tidak baik sekalipun.
Pada awalnya Jungkook merasa tidak rela jika pujaan hatinya menikah dengan sang ayah, tapi dipikir lagi ia masih sekolah. Dengan cara apa Jungkook harus menahan Jimin jika bukan dengan cara seperti ini.
"kemarilah, apa kau berkelahi dengan seseorang sampai memar seperti ini."
"ya, dengan orang gila dan juga bodoh."
Jimin mengernyit bingung, ia lebih memilih membersihkan dan mengompres memarnya.
"ngomong-ngomong siapa ibumu itu, apa dia masih sangat muda sehingga memilih meninggalkan kalian?"
"kenapa kau ingin tahu?"
"tentu saja aku harus tahu, kalian seharusnya tidak menutupi apapun jika memang menganggapku bagian dari keluarga ini."
"Kim Jisoo."
Jimin terkesiap dan menekan luka pemuda itu cukup keras.
"aww sakit eomma."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT [END]
FanficPark Jimin x All Member [COMPLETED] Bersyukurlah saat seseorang mulai menekan dirimu menjadi sempurna. dengan begitu sakitnya hanya kalian rasakan saat mereka menancapkan pisau dengan singkat. tapi bagaimana jika kau harus menekan dirimu sendiri men...