Eps 5 : Andai Saja

17 6 1
                                    

Jika sebelumnya aku harus menghantar paket ke kos Kamboja untuk melihat Tika. Kali ini berbeda, sejak tak sengaja bertemu dengannya di parkiran minimarket, aku sudah berteman dengannya di sosial media seperti instagram dan juga aku lebih sering menonton video-video di chanel youtubenya walaupun itu mengenai make up yang penting aku dapat melihatnya setiap hari.

Ya walaupun hanya dapat menatapnya dibalik layar kecil yang canggih ini, aku sudah merasa senang. Melihat setiap unggahan di akun instagramnya baik yang berupa postingan maupun story gram tak pernah terlewat sedikit pun. Namun hingga hari ini aku masih takut untuk chatingan dengannya. Memang siapa aku berani-beraninya chat seorang youtuber terkenal sepertinya.

Malam ini seperti biasa setelah melewati hari-hari dengan kuliah dan paket, aku membuka youtube. Tak perlu lagi mengetik di kolom pencarian, baru membuka youtube langsung tampak wajah cantiknya di tamnel video yang dibuatnya hari itu. Seperti biasa juga aku tidak akan absen untuk menonton videonya. Video hari itu mengenai vlog kesehariannya.

Dalam video itu Tika mengatakan bahwa ia sedang menikmati hari liburnya. Ia memulai vlog itu dari bangun tidur yang wajahnya belum dirias sama sekali. Namanya juga beauty vloger, baru bangun saja sudah terpapar kecantikannya yang natural tanpa polesan sedikit pun. Terlihat Tika menghabiskan paginya dengan aktivitas bersih-bersih rumah dan memasak. Andai saja aku dapat membantunya bersih-bersih lalu menikmati masakan bersamanya. Astaga lamunan ini membawaku seakan terbang melayang. Rasanya ingin sekali menghabiskan hari dengannya walaupun itu hanya sehari.

Vlog itu berlanjut pada aktivitas libur di siang harinya. Tika pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di kota kecil Denpasar dengan dihantar ojek online. Pikiran ini lagi-lagi mengajakku berandai-andai. Andai saja Tika tau aku siap menghantarnya kemana pun dan kapan pun. Tentu ia tak perlu lagi bepergian dengan ojek online. Berkhayal itu memang mengasyikan. Dimana lagi kita dapat menciptakan sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi namun dengan berkhayal apapun dapat terjadi.

Pada saat Tika berada di pusat perbelanjaan itu, ia berkeliling untuk melihat-lihat baju, sepatu, celana, dan teman-temannya. Setelah puas melihat-lihat tiba saatnya Tika membeli beberapa baju yang dilihatnya tadi. Cantik, ramah, baik, mandiri, dan berpenghasilan tinggi itulah gambaran seorang Tika. Masih di pusat perbelanjaan itu, Tika turun menuju area kosmetik. Disana ia memperlihatkan keahliannya dalam bidang kosmetik yang hanya dipahami oleh orang-orang yang sepertinya. Aku hanya menonton untuk melihatnya saja sambil berandai-andai.

Tika memberikan tips-tips untuk memilih kosmetik yang tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Sesekali ia mengajak pegawai disana berdiskusi. Sama seperti saat melihat-lihat baju, Kali ini Tika membeli beberapa kosmetik rekomendasinya. Kosmetik dan barang-barang lainnya yang dibeli hari itu akan dijadikan konten review pada video selanjutnya.

Tika benar-benar melakukan vlog seharian penuh. Setelah puas berbelanja, ia memesan ojek online lagi untuk pergi ke suatu tempat makan. Sambil menunggu ojek datang, Tika masuk ke dalam ATM melakukan transaksi. Tika mengatakan bahwa ia sedang melakukan transaksi pembelian kosmetik dengan merek sama seperti yang dibelinya tadi di dalam pusat perbelanjaan namun dengan harga yang lebih murah yang tentunya dibeli pada suatu online shop. Ia juga mengatakan akan membandingkannya pada video selanjutnya setelah barang itu sampai. Itu berarti aku akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi di kos Kamboja ketika paket kosmetik itu datang. Asik bisa ketemu lagi. Kira-kira kapan ya paket itu sampai di kantorku. Jangan sampai om Yande yang mendapatkan paket itu untuk dihantarkan pada Tika.

Aku harus menyusun rencana agar paket itu jatuh pada tanganku sehingga aku dapat mengantarkannya pada Tika. Tapi untuk melakukan rencana ini aku butuh bantuan Komang. Aku tak ingin sampai Komang tau mengenai rencana ini. Jika Komang tau pasti aku akan diolok-oloknya dan ia juga pasti kepo dengan Tika. Eh Komang kan lumayan suka juga dengan make up. Apa Komang sudah tau Tika lebih dulu ya dibanding aku. Kalau begitu bisa tambah menjadi ini si Komang. Bagaimana ini.

Sedikit lama berpikir mengenai rencana yang akan kujalankan. Tiba-tiba Tika sudah berada di suatu tempat makan dekat pantai. Disana ia  terlihat sedang memesan makanan. Setelah selesai memesan makan, ia berjalan menuju meja pilihannya. Terlihat Tika sedikit kerepotan dengan barang-barang bawaannya. Andai saja aku bersamanya hari itu. Aku siap membawakan semua barang-barang itu. Tika sengaja memilih meja di luar ruangan. Ia memilih meja yang berada di atas hamparan pasir putih dengan teduhnya pohon kelapa yang rindang. Semilir angin bertiup pelan menerpa diiringin suara deburan ombak kecil menenangkan hati. Burung-burung berkicau saling bersahutan ditemani teriakan gembira anak-anak bermain di bibir pantai. Seakan aku sedang berada di surga di dampingi bidadari cantik, siapa lagi selain Tika. Video menikmati hidangan lezat di pantai sore hari sempurna membuatku berhalusinasi. Kapan kah aku bisa merasakan hal semacam ini. Hanya disini saja.

Aku yakin penonton video ini bukan wanita penggemar kosmetik saja. Melainkan pria pemburu surga dunia juga menikmati video ini. Benar kah wanita seperti Tika ini belum memiliki pacar. Kini terlintas keraguan di hati kecilku. Sudahlah pemalu, sekarang ditambah keragu-raguan. Bukan hanya aku yang ingin bersamanya. Banyak laki-laki di luaran yang sama sepertiku. Aku hanya sedikit beruntung dapat bertemu dengannya melalui paket-paket harapan itu. Mulai terpikirkan lagi. Siapa aku, siapa Tika. Apakah aku yang hanya seorang pria kurir dapat bersanding dengan seorang bidadari Tika. Tergambar di otakku. Aku menggunakan seragam kurir merahku dengan didampingi Tika yang cantik menawan di sebelahku. Astaga berlawanan sekali. Bahkan diriku saja aneh melihat pemandangan itu. Bagaimana dengan orang lain.

Sampailah pada hidangan penutup yang tak lain lagi adalah es kelapa muda. Segarnya es kelapa muda yang diminum pada sore hari dengan berlatar suasana pantai di hari libur yang indah, sungguh hari yang menyenangkan. Selesainya menegak tetesan terakhir es kelapa muda, Tika berjalan menyusuri pantai yang dipenuhi keluarga-keluarga yang sedang menikmati libur akhir pekannya.

Vlog itu sudah berjalan seperlima bagiannya. Sebentar lagi usai sudah bahan berkhayal ini. Seperti pada dunia nyata, jika aku benar-benar menemani Tika seharian penuh maka pada bagian ini aku mulai takut waktu akan berjalan cepat. Tak ingin aku berakhir secepat ini. Aku masih ingin bersamanya menghabiskan detik-detik hari itu tergantikan dengan hari esok.

Malam hari Tika menghabiskan waktunya di kamar kosnya. Baru kali ini aku menyaksikan secara penuh apa saja yang terdapat di dalam kamar Tika. Tampak Tika sedang menikmati makan malamnya dengan makanan yang dipesannya melalui aplikasi ojek online, menyiapkan keperluan hari esoknya kembali berkuliah, menonton TV, dan memberi makan ikan-ikan kecil di akuarium yang dipenuhi gemerlam lampu LED warna-warni. Tika mengatakan bahwa ikan-ikan itu adalah teman yang menemaninya selama berada di kamar kosnya. Ia pun menyebutkan satu per satu nama-nama ikan kecilnya itu. Ada Lili, Turi, Bromi, dan teman-temannya. Tak bisa aku menyebut satu per satu seperti yang dilakukan Tika. Entah bagaimana ia menginat nama-nama sebanyak itu.

Sampailah di penghujung video. Berakhir sudah kebersamaanku dengan Tika hari itu dalam khayalan video vlog kesehariannya. Kuharap dalam waktu dekat Tika akan meng-upload video vlog kesehariannya lagi agar aku dapat merasa dekat dengannya lagi.

Seperti biasa ia mengakhiri video dengan kesimpulan yang berisikan like, comment, dan tentu saja subscribe. Dan aku sudah melakukan itu semua sebelum aku menontonnya.

Sepanjang video tadi aku hanya berandai-andai saja hingga aku berandai suatu saat nanti aku mendampinginya dalam sebuah video vlog liburan selanjutnya. Pasti sangat menyenangkan. Tapi itu hanya khayalan yang tak mungkin terjadi. Aku sadar aku hanya pria kurir biasa. Hanya bisa menyukainya dalam diam. Aku tak punya cukup keberanian untuk melawan rasa maluku yang kini ditambah dengan keragu-raguan persaingan mendapatkannya. Aku hanya bisa berharap dan berharap karena dengan berharap aku mendapatkan semangatku.

***
Seperti biasa aku mengakhiri cerita dengan kesimpulan yang berisikan vote, comment, dan tentu saja ikuti terus kelanjutan cerita ini. Dan pastikan kamu melakukannya jika kamu terhibur dan menyukai cerita ini.
Terimakasih telah membaca
Semoga menghibur
Jika kamu menyukai cerita ini, kamu dapat mendukungku dengan memberikan vote pada cerita Paket Untukmu ya
Mari berteman
Instagram : alitprayogaa_

Paket UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang