Hari-hari berlalu. Sudah lama aku tak melihatnya. Tak ada satupun paket yang membawaku pada alamat kos itu lagi. Jangankan kesana, lewat jalan depan kos saja tidak pernah lagi. Kapan ya aku bisa kesana lagi. Selama kuliah, aku juga mencari-carinya. Siapa tau ia memang benar sekampus denganku. Tapi kenapa aku tak pernah melihatnya.
Hariku mulai terasa hampa lagi. Layaknya ruang kosong tak berisi barang satupun dan tak berpenghuni, ya debuan. Aku merasa hatiku sudah berdebu. Usang ditelan rasa malu.
Kawan-kawanku yang sudah lulus itu silih berganti memberikanku undangan pernikahan mereka. Wajar saja, aku memulai kuliah dua tahun lebih lambat dari mereka. Beruntung aku masih dapat berkuliah. Menghabiskan waktu selama dua tahun untuk menabung. Tahun ini adalah tahun ketiga aku berkuliah. Tentu saja teman-teman seumuranku sudah pada lulus.
Aku merasa malu bila aku harus datang mengunjungi resepsi pernikahan mereka. Mereka sudah menikah saja, mengawali masa kehidupan baru mereka. Bagaimana jika diadakan reuni dalam waktu dekat. Bisa-bisa aku dicap sebagai raja jomblo. Astaga, saat SMA dulu aku sudah menyandang gelar itu, kali ini aku akan menyandang gelar itu bahkan gelar yang lebih tinggi, The Real Raja Jomblo. Huhh.
Andai aku tau nama wanita itu. Aku bisa mencari dan melihatnya di Instagram. Hei, tunggu dulu. Aku pernah menelponnya waktu itu saat pengantaran paketnya. Segera kuraih phonselku dan mencari log telpon pada tanggal aku mengirimkan paket itu. Scroll, scroll, dan terus scroll. Nah ini dia. Tak perlu berpikir lama, nomor wanita itu segera kutambahkan menjadi kontak WhatsApp. Dan benar saja, setelah kutambahkan nomornya, muncul foto profil WA-nya yang cantik menawan. Namun sayang, tidak tertera namanya pada profile WA itu. Tidak apa yang penting dapat kontaknya saja sudah membuat hatiku merasa puas. Terima kasih Tuhan telah mengingatkanku kali ini. Bagaimana bisa aku mengingat kejadian hari itu dengan otak pelupaku ini. Benar-benar tak kusangka aku bisa mengingatnya. Sebegitu besarnya penasaranku pada dirinya hingga aku dapat mengingat kejadian lama untuk pertama kalinya. Aku hanya dapat mengingat kejadian jika kejadian itu sangat berarti dalam hidupku. Ini mengartikan bahwa kejadian itu termasuk dalam kejadian yang berarti.Hari ini sepulang kuliah aku langsung menuju kantor untuk bekerja. Aku selalu membawa seragam kerjaku dalam tas kuliahku agar sepulang kuliah aku bisa langsung bekerja. Sesampainya di kantor aku melihat motor om Yande. Om Yande sudah mulai bekerja setelah 2 hari bercuti mengurus anaknya yang sakit itu. Namun aku hanya bertemunya sesekali saja di kantor. Mungkin om Yande sedang mengambil paket lagi untuk dihantarkannya.
Tak terlalu menghiraukan keadaan kantor, aku langsung berjalan masuk menuju ruang ganti untuk berganti seragam kerja. Sebelum berganti, tak lupa aku mencuci tangan dan muka terlebih dahulu agar lebih segar saat bekerja di siang hari yang panasnya menyengat ini.
"Siang Mang" Aku menyapa Komang lebih dulu setelah berganti.
"Eh hai, kamu buat kejut aja." Komang terkejut melihatku tiba-tiba di depannya. Komang memang tak melihatku karena ia sibuk mengatur paket-paket.
"Mana paket yang harus kirim ?" Tanyaku sambil melihat-lihat paket sekitar ruangan.
"Udah diambil sama Om Yande barusan. Kamu ambil sisanya yang itu." Tunjuk komang.
Langsung saja kuambil dan mengantarnya siang itu juga. Berharap salah satu paket ini adalah paket si wanita itu. Tiap kali aku menghantar paket aku selalu berharap seperti itu. Satu demi satu paket terhantar. Hanya menyisakan dua kotak paket. Kuambil paket itu dan membaca alamatnya. Apa, ternyata salah satu paket itu beralamat kos Kamboja dekat kampus dan itu adalah paket yang selama ini kutunggu-tunggu. Namun paket satunya berlawanan arah dengan alamat kos Kamboja. Beruntung itu tidak terlalu jauh dari posisiku sekarang. Aku memutuskan untuk mengirimkan paket satunya terlebih dahulu kemudian ke kos Kamboja. Asik, tak sabar melihatnya lagi. Kutancap kecepatan motorku melebihi biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paket Untukmu
عاطفيةKisah pria kurir paket yang ingin memiliki pacar. Namun apalah daya dari sekian banyak wanita yang diidamkannya, tak satupun yang berujung padanya. Nasib memiliki sifat pemalu dalam diri. Suatu Ketika paket hari itu menghantarkan Rade pada sahabat k...