Tadi malam terasa sangat lama. Mataku sulit sekali terpejam. Mungkin karena akan melancarkan rencana hari ini. Melihat jam di layar phoneselku. Satu menit terasa seperti satu jam. Beruntung akhirnya aku dapat memejamkan mata dan tertidur. Walaupun sekejap, setidaknya aku tidak bergadang hingga pagi. Bisa gagal lagi rencanaku mengantar paket gegara mata panda setelah semalaman bergadang.
Di pagi hari, aku bangun lebih awal dari alarmku. Biasanya sih alarm yang selalu membangunkanku. Tak perlu basa-basi. Langsung saja menuju kamar mandi lalu bersiap.
"Tumben kamu bangun pagi. Ada acara di kampus ya ?" Ibu terheran-heran melihatku tak seperti biasanya.
"Gak ada kok bu, cuma lagi semangat aja." Jawabku santai.
"Wah, bagus kalau begitu." Ucap ibuku dengan senyuman.
"Iya bu, aku berangkat dulu ya." Setelah siap dengan semua. Aku segera berpamitan.
Baru akan menyalakan motor saja sudah terasa dag dig dug. Kuharap rencanaku berhasil. Aku sudah menyiapkan semua. Penampilan, paket, bensin, waktu. Kurasa sudah siap semua. Jalanan di pagi hari sedikit macet. Karena sekarang adalah jam-jamnya pergi ke sekolah dan ngantor. Tapi tenang, waktu sudah kupersiapkan sedemikian rupa sehingga aku tak perlu kejar-kejaran dengan waktu.
Sampai juga di depan kos Kamboja. Kini aku sudah lebih percaya diri dengan penampilanku. Sama seperti pagi sebelumnya. Suasana kos Kamboja pagi ini diramaikan dengan aktivitas pagi penghuni kos. Aku memantapkan diri untuk bertemu dengannya. Kulepas helm, membuka tas, mengambil sisir, menyisir rambut, melihat spion, pemanasan senyuman, oke siap. kembali menutup tas, merapikan baju, dan mengambil paket. Tangan kanan memegangi paket, tangan kiri memakaikan kaca mata hitam di mata. Berpose layaknya model di majalah fashion pria. Tapi sebenarnya tidak ada yang peduli sih. Bahkan aku terlihat seperti orang aneh.
Ini saatnya. Eh tunggu sebentar. Perasaan gelap amat. Lepas kaca mata deh. Tapi ilang ketampanan dong. Ya sudah pakai saja. Kapercayaan diriku bertambah. Membayangkan aku terlihat seperti model yang berjalan ditonton oleh penghuni kos. Kusenyumi satu per satu penghuni kos yang melihatku. Menaiki anak tangga dengan perasaan yang berdebar. Sampai juga pada lantai dua kos Kamboja. Melewati kamar demi kamar. Kini aku berada tepat di dapan pintu kamar bernomor 14. Mengangkat tangan kanan lalu sedikit mengepalkan siap mengetuk pintu. Baru saja tanganku akan mengetuk pintu tiba tiba aku teringat ada rencana yang terlewat. Membalikkan tangan membuka kepalan lalu mengarahkan tangan ke depan mulut membentuk jari-jari seakan ingin menutup mulut. "Hah" kukeluarkan napas melalui mulut. Tercium sedikit bau. Untung saja aku menyiapkan rancana ini matang-matang. Kuseluk kantong celana belakangku untuk mengambil permen mint. Memasukkan dalam mulut. Menghisapnya hingga sedikit mengecil. "Hah" Tercium bau mint yang menyegarkan. Siap, mari lanjutkan rencana. Mengangkat tangan kanan lalu sedikit mengepalkan siap mengetuk pintu. Baru saja tanganku akan mengetuk pintu tiba-tiba pintu terbuka lebih dulu.
"Heei..." Bidadari kamar 14 terkejut melihatku yang masih menyodorkan tanganku seperti akan mengetuk pintu.
"Paket untukmu." Aku segera menurunkan tangan lalu memberikan paket yang kubawa dengan kedua tanganku sambil tersenyum lebar diakhir kata.
"Ouh hahaha, kamu buat kejut aja. Kamu pengantar paket yang waktu itu kan ya ? Kenapa pakai kaca hitam ? Kamu sakit mata ?" Ia tertawa kecil lalu mengambil paket yang kuberikan.
"Hehe... Tidak-tidak, saya cuma mau nyoba aja baru beli kemarin" Segera kulepas kacamataku, niat membuat terpesona malah dikira sakit mata. Gagal deh.
"Oh kirain, tapi keren kok. Pakai aja. Ini lima ratus ribu kan, sebentar ya aku ambil uang dulu." Ia melihat biaya yang tertera sambil tersenyum kemudian berlalu meninggalkan senyuman lagi sebelum masuk untuk mengambil uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paket Untukmu
RomanceKisah pria kurir paket yang ingin memiliki pacar. Namun apalah daya dari sekian banyak wanita yang diidamkannya, tak satupun yang berujung padanya. Nasib memiliki sifat pemalu dalam diri. Suatu Ketika paket hari itu menghantarkan Rade pada sahabat k...