2 mendapatkan masalah

37 2 0
                                    

Saat di kelas Wirda menundukan mukanya kemeja karena dia sangat lapar sekarang dia tidak bisa berkata apapun sekarang hanya ingin makan dan makan.

" Eh kenapa tuh si Wirda kok dia kayaknya lemes banget sih? " Erik bertanya kepada Dinda yang sedang duduk di sebelah Wirda.

" Dia belum makan tadi jadi kayak gini deh " sambil menunduk saat mengucapkan seperti itu, Erik tidak suka kalau sahabatnya sedih atau keluar air mata sedikitpun itu lah Erik yang gk mau sahabatnya terluka.

" Lah bukannya tadi kalian kekantin ya kok belum makan? " Erik heran bukannya mereka tadi kekantin dan Erik tidak bisa ikut karena di panggi oleh kepala sekolah.

" Itu... Tadi ada masalah di kantin jadi kita gk jadi makan " Dinda tidak ingin melihat Erik karena dia takut Erik marah kalau ada salah satu sahabatnya yang terluka.

" Yaudah gak pp kok gue gk marah sama Lo " Erik mengelus puncak kepala Dinda yang dari tadi menunduk dan tidak memandang Erik.

" Gue mau kekantin dulu elu mau pesen apa Din, da, put " mereka bertiga melihat Erik dengan muka gembira.

" Gue mau bakso Erik " Wirda menaikan kepalanya dan tersenyum gembira.

" Oke deh Din put Lo pada mau apa? " Dinda tidak menjawab pertanyaan Erik dan Erik sangat bingun dengan sahabat satunya ini.

" Gue mau mi ayam aja Erik " putri berbicara dan tersenyum kepada Erik.

" Dinda Lo kenapa?  Mau pesen apa Dinda gue gak mu Lo sakit makan ya " Erik berbicara dengan lembut kalau bersangkut dengan Dinda.

" Dinda... Gak mau makan Dinda.... Maunya minum aja karena Dinda haus " Erik tersenyum kepada Dinda dan mengacak rambut cewek ini yang selalu membuat dia hawatir.

" Oke deh tunggu di sini ya Lo pada " Erik pergi dari kelasnya untuk menuju kantin yang ramai itu.

" Eh kok sikap Erik beda ya ke Lo Din? Kalian pacaran ya kok kayak beda sih sama gue dan putri " Wirda bertanya kepada Dinda dan Dinda menatap Wirda ngengan senyuman.

" Mereka itu ya emang kayak pacaran waktu itu Erik nembak Dinda tapi Dinda nolak karena sahabatnya Neo " putri asal ceplos berbicara seperti itu dan di tatap tajam oleh Dinda

" Oh gitu toh pantes aja beda banget sikapnya, tapi Erik masih suka sama Lo Din "
Wirda bertanya lagi karena masih penasaran dengan sahabatnya ini.

" Gue...gue... Terpaksa jadian sama Dion karena waktu itu dia maksa untuk jadi pacar gue, tapi gue masih sayang sama Erik " Dinda meneteskan air mata dan mengusapnya lagi takut Erik lihat nanti.

" Iya Wirda itu alasannya Erik jagain Dinda dan perasaannya ke Dinda jadi mereka sahabatan biar Dion gak salah paham " di anggukannya oleh wirda yang mengerti dengan perkataan putri, dan beberapa menit Erik datang membawa pesanan mereka tadi.

" Nih gue udah bawain pesanan kalian ambil satu satu jangan berebut kayak semut. " Erik tertawa dengan perkataannya tadi.

" Makasih erik " mereka bertiga serempak

" Sama sama sahabat gue Tersayang " Erik sangat menyayangi sahabatnya itu terutama kepada Dinda  yang selalu mengisi hatinya itu dengan warna warni.

" Eh wirda pulang sekolah kerumah gue bentar ya mau gk? " Dinda bertanya kepada wirda karena ada yang ingin Dinda katakan.

" oke lah gue ikut aja " Wirda mengacungkan jempolnya dan tersenyum senang

" Gue gak di ajak nih " putri melihat mereka berdua dan memasang muka sedih dan di senyumi oleh Dinda sahabatnya yang satu ini emang sering tersentuh hatinya yaa yang di bilang sih baperan.

FIGHT TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang