15. HIDUP BERSAMA

22 2 0
                                    

Sampai di rumah nenek, Jihan dan dinda memasuki rumah itu dan membereskan semuanya karena di rumah itu sudah tidak ada yang tempati. setelah selesai membereskan rumah Wirda pergi untuk mencari udara segar tapi dia tak sendirian di belakang Neo diam² mengikuti langkah pergi Wirda dia penasaran mau kemana Wirda Neo takut dia kesasar nanti.

" Udaranya sejuk sekali, sepertinya aku harus foto di sini tapi siapa yang mau fotoin aku? " Neo mendekati Jihan  dan mengambil hp Wirda untuk memotret Jihan, Jihan terlihat begitu senang saat Neo mau memotret Wirda. " Bentar ya lagi mikir gaya yang bagus "

" Eh loh tinggal gaya meni susah amat da " Jihan menghembuskan nafas sebal, Wirda bergaya dan bergaya sampai tangan Neo pegal karena beberapa kali Wirda ingin di foto. " Gue capek sumpah jangan bikin gue capek dong loh "

" Kenapa emang? Kamu lagi sakit ya atau gk boleh kecapean.....? " Neo pergi dan masuk kerumah untuk beristirahat setelah kesana kemari fotoin jihan.

" Eh Neo kenapa kok dia kelihatan capek lemes gitu badannya? " Dinda yang mendengar itu keselek patuk dan melihat kearah Jihan tajam. " Kenapa apa salah aku? Kok kamu ngelihatin aku kayak gitu, ada apa emangnya...? "

" Jihan kalau misalnya Neo capek jangan di deketin dia bisa nyakitin kamu loh " Jihan yang mendengar itu tak percaya sejak kapan Neo bersikap seperti itu dia tak pernah melihat neo bersikap kayak gitu. " Itu waktu kekasihnya menghilang Neo jadi dia berubah seketika "

" Ohh gitu. aku gk tau maaf yah " Jihan tak mau membuat Neo sedih karena dia Jihan masih cinta sama Neo tapi dia harus menjaga namanya itu untuk menyembunyikannya. " Yaudah aku mau kekamar dulu ya mau istirahat "

Di pagi hari Jihan pergi keluar untuk menghirup udara segar di pagi hari Jihan di sana melihat banyak sekali orang yg mau pergi kesawa untuk berkebun, Jihan sangat senang melihatnya tapi dia merasa ada orang yang melihatnya di sisi lain siapa ya Jihan merasa tak nyaman siapa yang melihatnya itu.

" Eh loh gue mau ngomong sama Lo tapi gue ragu, loh harus jawab jujur sama gue" Jihan merasa takut dia mau ngomong apa apa tentang dirinya.

Neo menarik nafas." Loh wirdakan? Gue tau loh itu Wirda tapi gue bingung kenapa muka loh bukan kayak Wirda"

" Loh kenapa punya pikiran kalau gue Wirda. Loh gak tau masalah yang gue alami sekarang Neo loh gak tau itu "

Neo mengerutkan keningnya" maksud loh apa gue gak tau dan pada intinya aja sih gue gak mau bertele-tele kayak gini "

Wirda terdiam dia harus jawab apa sama Neo Wirda ragu untuk menjawab" udah lah gue mau masuk dulu, gak penting gue jawab bukan urusan gue  "

Neo mengepalkan tangannya kesel sama jawaban Jihan " GUE BUTUH JAWABAN LOH JIHAN.... KALAU LOH BENERAN WIRDA TUNJUKIN ATAU LOH TINGGAL JAWAB AJA "

Wirda berhenti air mata jatuh hatinya sangat sakit melihat Neo seperti itu tapi Wirda harus tenang untuk berpura pura jadi Jihan.

" GUE BUKAN WIRDA LOH TAU ITU DAN GUE GAK KENAL SAMA WIRDA  "

Dinda melihat kejadian itu sangat sedih, Neo dan Wirda sangat terpuruk sekali mereka tak mau bilang satu sama lain.

" Gue yang salah nyuruh Wirda gak bilang kalau dia Wirda " Dinda menundukan kepalanya merasa bersalah kepada wirda

Wirda menangis di taman dia sangat terpuruk saat Neo bener- bener tak percaya, Wirda senang kalau Neo masih mencintai Wirda yang dulu

" Maafin gue yah Wirda. Gara gara gue loh marahan sama Neo dan gara gara gue loh gak bisa bersatu sama Neo " datang mendekati Wirda, dan berdiri di sebelah Wirda

" Tidak gue juga yang mau untuk tidak memberi tahu tentang gue ke Neo kok Dinda " ucap Wirda, menyuruh Dinda duduk di sebelahnya

" Tapi loh bakalan sakit hati karena sikap Neo itu, dia sudah membentak loh tadi gue liat di belakang pohon " jawab Dinda

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIGHT TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang