9. Hari istimewa bagi wirda 1

18 2 1
                                    

" Aku bakalan berusaha terus buat nyembuhin itu " Wirda melepaskan pelukannya dan menatap Neo dengan senyuman dan pergi untuk kembali ke kelas karena dia tidak bisa melihat Neo kecewa.

" Wirda kenapa? Kok diem aja " Dinda yang dari tadi melihat Wirda datang sampai sekarang terdiam tak berkutik.

" Gk pp gue Coman gk enak badan aja " Dinda memegang jidat Wirda dan benar jidatnya agak panas dan bibirnya kering entah kenapa Dinda merasa Wirda menutupi penyakitnya itu dari dirinya. " Wirda loh sebenernya sakit apa sih gue penasaran " Wirda menatap Dinda senduh dia gk mau Dinda sampai tau sama penyakitnya.

" Gk pp aku Coman pusing " Wirda menundukkan kepalanya karena dia tidak mau Dinda sampai hawatir dengan penyakit Wirda, tiba tiba ada seseorang di depan pintu kelas.

" Eh ada Neo tuh, kayaknya nyariin loh Wirda " Wirda menatap Neo dan menghampirinya mereka berbincang bincang sebentar dan Neo kembali ke kelasnya, Wirda kembali duduk dan tersenyum dengan senang.

" Ehem ketemu pacar mah beda " Dinda menoel tangan Wirda dan Wirda hanya tersenyum senang, Dinda yang melihat itu ikut tersenyum karena kalau Wirda senang dia pun ikut senang.

" Kalian ngapain di sini? Gk pulang " putri yang dari tadi mencari sahabatnya itu malah masih ada di kelas, putri menghampiri mereka berdua dan berkata " ehem ada ap ini kok gue gk tau? Kenapa kok kalian senyum senyum " putri duduk di depan mereka dan menatap tajam kearah Dinda dan Wirda.

" Gak kita pulang yuk katanya mau nginep di rumah gue " Wirda bangkit dan pergi keluar kelas di ikuti sahabatnya.

Sampai di rumah masing masing mereka bersiap siap kerumah Wirda untuk menginap di sana karena ada libur sekolah jadi mereka akan tinggal di rumah Wirda yang luas dengan tanaman yang indah.

" Assalamualaikum, bang....Wirda " Dinda mengetuk pintu dan tidak ada yang menjawab mau tidak mau Dinda membuka pintunya dan melihat Abang Rizki sedang duduk di ruang tv, Dinda menghampiri Abang Rizki dan duduk di sebelahnya. " Bang Wirda man kok gk lelihatan? Kenapa gk ada yang bukain pintu manis tadi panggil² " Abang Rizki merubah posisi tempat duduknya sejajar dengan Dinda.

" Abang gk tau manis datang, emang ada acara apa kok datang kesini " Dinda tersenyum manis dan memeluk Abang Rizki, Rizki yang di perlakukan seperti itu senang karena Dinda sudah seperti adeknya juga. " Manis Kenapa? Lagi seneng ya " Dinda melepaskan pelukannya dan menatap Abang Rizki dan tersenyum senang

" Eh kalian ngapain di situ langsung keatas aja " Wirda berteriak dari atas yang melihat Abang Rizki dan Dinda duduk di ruang tv Dinda melihat Wirda di atas pergi keatas untuk menemui wirda.

" Eh ada Abang Rizki, putri keatas dulu ya Abang Rizki " Abang Rizki hanya tersenyum mendengar ucapan putri karena mereka belum terlalu dekat kayak Dinda, putri tidak sering kerumah Wirda yang sering Dinda jadi Abang Rizki tidak akrab sama putri.

" Wirda barang gue taruh di mana " Dinda berteriak melihat Wirda tidak mendengarkan dirinya yang dari tadi mengomel mau taruh barang²nya di mana. " Wirda woy loh ya bikin gue setres aja " Wirda yang mendengar Dinda menggoyangkan tangan Wirda.

" Maaf ya gue gk denger " ya Allah dari tadi dinda ngomel tak di dengar oleh Wirda sabar ya Dinda, Dinda sebel sama Wirda dan menaruh asal bajunya ke dalam lemari.

" Eh ngapain di taruh di situ, itu barang gue " Wirda melihat Dinda menaruh bajunya di tempat yang salah, Dinda tak mendengarkan perkataan Wirda dan lanjut menaruh bajunya.

" Kalian ngapain sih berantem terus gue pusing nih " putri yang baru keluar dari kamar mandi melihat tingkah laku sahabatnya itu hanya bisa menggeleng sana.

" Eh entar fotoin gue di bawahnya, bagus banget soalnya buat foto " Dinda mengajak putri untuk memintanya fotoin dirinya di sana, putri hanya menganggukkan jawaban Dinda.

FIGHT TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang