7. sifat Neo yang baru

21 2 2
                                    

Di sekolah Wirda, Dinda dan putri sedang di perpustakaan untuk membaca buku dan di sana terlihat ada geng Neo yang masuk ke perpustakaan ha Neo keperpustakaan mau ngapain dia disini mau baca gak mungkin apa dia mencari Wirda ha gak mungkin atau Dinda ah tau ah lihat aja dia mau ngapain.

" Pak saya mau ngambil buku yang waktu itu saya pinjam " bapak guru hanya menatap Neo karena bukunya itu di pinjam oleh Wirda tadi.

" Bukunya sudah di pinjam nak Wirda " Neo yang mendengar itu menatap tajam pak guru karean dia sudah berjanji tidak boleh ada yang minjem buku itu selain Neo.

" Bapak kan saya sudah bilang jangan di pinjem siapapun pak " Neo mengepalkan tangannya kesal karena bapak guru mengingkar janjinya.

" Maaf nak Wirda tadi minjem sebentar dan anak itu juga lagi di sini untuk embaca buku nak neo." Neo pergi untuk mencari Wirda di perpustakaan karena buku itu buku kesayangannya.

" Eh Dinda Wirda mana? " Dinda menatap Neo dan menjawab dengan tunjukan jari, Neo pergi menghampiri Wirda.

" Eh loh mana buku yang Lo pinjem tadi " Wirda hanya menatap sebel kepada Neo dan bangkit dari tempat duduk dan pergi begitu saja.

" Eh loh jangan main pergi aja " Neo mengejar Wirda karena dia main pergi saja tanpa menjawab pertanyaan Neo

" Neo jangan ganggu wirda" neo berhenti dan berbalik badan menghadap Dinda dan menatap tajam kearah Dinda.

" Wirda lagi sakit jangan buat dia tambah sakit " Neo hanya terdiam dan berfikir kenapa dia merasa sakit mendengar kalau wirda sakit kenapa hatinya tidak mau Wirda sakit.

" Iya tuh Neo jangan ganggu wirda, dia sakit tapi gak tau sakit apa wirda gak mau kasih tau penyakitnya itu" putri melanjutkan oerkataan Dinda dan melihat tajam Neo.

" Lo harus janji sama saudara Lo ini " Dinda menunjuk Neo karena dia sudah membuat Wirda terluka.

" Janji apaan sih gue gak ngapa ngapain dia " Neo berjalan dan duduk di salah satu kursi yang kosong.

" Lo harus buat Wirda bahagia dan tersenyum " Neo yang mendengar itu bangkit dari tempat duduk dan nematap Dinda tak mengerti.

" Lo harus selalu ada buat dia kalau dia lagi sedih " Dinda hanya tidak mau Wirda terluka dengan sikap saudaranya itu dan Dinda gak mau kalau Neo selalu mengusik hidup Wirda dengan bentakan dan amarah.

" Lo kira gue satpam buat dia " Dinda tersenyum miring karena saudaranya ini tidak mu nuruti perkataannya, Dinda berjalan dan pergi meninggalkan Neo dan gengnya.

" Eh bos kayaknya benertuh kata kaya ayang aku, Lo harus naikin si Wirda " Dion menepuk punggung Neo dan duduk di sampingnya.

" Gue gak mau Neo jadi babu " cewek yang di sampingnya itu tidak rela karena cowok yang ia suka di suruh Deket Deket sama anak sok santik itu. Eh btw itu cewek salah satu gengnya Neo ya namanya Maya

" Eh Lo bilang aja cemburukan sama Wirda karena deketin Neo " Dion hanya berbicara fakta karena Maya tak mu ada seorangpun menyentuh Neo dan Neo haya menatap maya

" Tau ah gue bingun, gue mau pergi dulu " Neo bangkit dan pergi dari perpustakaan untuk pergi kekantin.

Di kantin banyak sekali orang yang berebut makanan yahh Neo hanya sebal karean orang oarng di sama berdesakan untuk mencari tempat duduk.

" Ayuk katanya mu kekantin bos " Dion yang dari tadi menunggu Neo untuk berjalan duluan malah berhenti di tengah jalan dan melihat kearah ramenya kantin

" Bos heloo " Neo yang melamun itu menatap Dion tak suka dan melanjutkan jalannya ke kantin dan melihat Wirda dan sahabatnya itu membuat Neo tak suka kepada Wirda

FIGHT TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang