Chapter 12 || Misteri

5 2 0
                                    

"Meski jiwanya sedang tidak baik, tapi hidup harus terus berjalan, tak peduli seberapa besar misteri yang ada didepan mata"

-Author

______________________________

Selamat Membaca...

______________________________

Suara Alarm membangunkan Nisya dari tidurnya. Ia membuka matanya dengan paksa, karena dirinya baru tidur selama 1 jam.

Meski jiwanya sedang tidak baik, tapi hidup harus terus berjalan, tak peduli seberapa besar misteri yang ada didepan mata.

Nisya membawa dirinya untuk mandi dan mengambil wudhu. Setalah itu Nisya melaksanakan sholat tahajjud,  mengadu pada Pencipta_Nya atas apa yang baru saja menimpanya, berharap dengan begitu Tuhan memberikannya jalan keluar.

...

Nisya berjalan menunduk melewati koridor kelas yang mulai ramai. Hingga pada hitungan menit dirinya menabrak punggung seseorang sehingga membuat orang itu terhuyung kedepan. Begitupun dengan Nisya,  dirinya ikut terjatuh tapi masih bisa ditahan sedikit oleh tangannya.

Nisya tak berniat menatap seseorang yang baru saja dirinya tabrak. Entahlah, moodnya saat ini sedang hancur. Jika dirinya mengeluarkan suara, bisa jadi akan menyakiti orang lain. Nisya tidak mau hal itu terjadi,  lebih baik dirinya diam saja.

Banyak yang memekik histeris melihat seseorang itu jatuh karena Nisya. Tapi Nisya tidak peduli.

Nisya langsung pergi dan meminta maaf tanpa menunggu jawaban dari orang itu.

Tentu saja hal itu membuat mereka geram bukan main, menganggap bahwa Nisya sangat sombong. Bahkan ada pula yang menyumpah serapah Nisya.

Tapi beda halnya dengan seseorang itu yang malah tersenyum melihat sosok Nisya yang tak peduli, bahkan melihatnyapun enggan. Ia terseyum.

Nisya memasuki kelasnya tanpa memperdulikan tatapan orang lain. Mungkin mereka sempat melihat dirinya menabrak seseorang dan pergi tanpa membantunya berdiri, tapi bukankan dirinya sudah minta maaf?  Pikirnya.

Nisya mendaratkan bokongnya dikursinya, sekilas ia melirik kursi Ranti yang masih kosong karena penghuninya belum menampakkan diri.

Tiba tiba rasa ngantuk mengambil alih jiwa Nisya padahal 10 menit lagi upacara bendera akan dilaksanakan.

Nisya merongoh permen kopi diseragamnya yang ia bawa untuk jaga jaga jika sewaktu-waktu dirinya mengantuk.

Saat tak sengaja tangannya ia letakkan dilaci meja, Nisya meraba sesuatu.

"Kotak?" gumam Nisya.

Kotak itu dibalut dengan sangat Indah dan simple. Nisya membuka kotak itu karena sedari tadi ia sangat penasaran apa isinya.

Seketika bau bangkai mengeruak menembus Indra penciuman ketika tutup kotak itu dibuka. Didalam kotak itu ada bangkai tikus dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya, dan juga ada secarik kertas.

Jika bukan Nisya, mungkin saja orang lain yang membuka kotak itu akan berteriak histeris.

Selamat hari senin, semoga hari ini menyenangkan.

Salam sayang

Apa maksudnya ini?  Kenapa ada orang yang mengirimkannya bangkai tikus?  Apa orang itu sudah gila?

Seketika Ingin rasanya Nisya marah pada orang itu karena saat ini moodnya benar-benar sedang yang tidak baik, tapi Nisya segera mengatur nafasnya untuk menetralkan emosinya.

Karena aroma bangai yang tajam, semua teman kelasnya mencari sumber bangkai itu yang berada diatas meja Nisya, lalu mereka terburu-buru untuk melihat kotak itu.

Dan benar saja banyak yang menjerit histeris karena melihat bangkai tikus itu, terlebih mereka perempuan yang geli dan takut dengah hal hal menjijikan.

Tak ingin kelasnya menjadi sorotan banyak orang karena teriakan itu, akhirnya Nisya berinisiatif membuang kotak itu pada tempat sampah.

"Siapa dia?" batin Nisya menanyakan siapa pelakunya.

Satu misteri belum terpecahkan sudah muncul misteri yang lainnya.

Tiba tiba Nisya mengingat sesuatu, buru-buru dirinya mengambil handphone dan megetikkan sederet nomor karena masih ada waktu 5 menit untuk upacara dimulai.

Tersambung..

Nisya menelpon Reni untuk menanyakan asal muasal toko bunganya kebakaran. Dengan senang hati Reni menceritakannya.

Flashback on

Setelah yakin Nisya sudah tak menampakkan dirinya, Reni berjalan kaki pergi ke supermarket yang tak jauh dari toko bunga untuk membeli obat ibunya yang saat ini penyakitnya sedang kambuh.

Reni mendorong pintu supermarket itu keluar setelah mendapatkan apa yang ia cari. Namun,  fokusnya teralihkan karena banyak sekali orang yang berlalu-lalang membawa ember berisi air dan tergambar jelas diwajahnya raut kecemasan.

Reni memberhentikan seorang lelaki paruh baya yang juga membawa ember.

"Maaf pak, apa yang terjadi?" tanyanya.

"Lho?  Neng gak tau ya?  Ada kebakarang disana neng" tunjuk lelaki itu.

Tiba-tiba saja perasaanya tidak enak, pertanda apakah ini?  Semoga saja bukan hal yang tak baik.

"Dimana pak?"

"Ditoko bunga neng. Loh, bukannya si neng ya yang jadi pelayan toko itu?" tanya lelaki itu setelah mengenali wajah Reni.

"Astaghfirullah"

Reni berlari sekuat mungkin untuk memastikan ucapan lelaki itu. Dan benar saja, toko bunga yang baru saja beberapa menit ia tinggalkan sekarang sedang bergelut dengan api yang besar.

Pasti ada seseorang dibalik kebakaran ini, Reni yakin itu. Lalu dirinya menelpon Nisya untuk memberitahukan hal ini.

Flashback off

"Aneh"gumam Nisya.

Tak lama upacara segera dimulai, beruntung karena perbincangan Nisya dengan Reni sudah selesai.

Saat upacara berlangsung, tiba-tiba Nisya berkeringat dingin, belum lagi kepalanya yang berputar, perut sakit seperti diperas.

Nisya memegang kepalanya karena tidak kuat menahan rasa sakit yang menerpa dirinya.

Brukk

Dan akhirnya Nisya jatuh pingsan.

Alvin melihat Nisya terjatuh karena kebetulan dirinya dan Nisya ada dibarisan paling belakang. 

"Eh goblok" reflek Alvin pelan hingga membuat Lion menatapnya.

Melihat reaksi Alvin, sontak saja Lion mengikuti arah pandang Alvin.

Lion membelalakkan matanya, dengan cepat dirinya membopong tubuh Nisya menuju UKS, tak memperdulikan suara anak PMR yang menawarkannya tandu.

"Lah itu yang barusan lari dan membopong cewe itu temen kita vin?" tanya Alvin yang diangguki kembarannya.

"Aneh" batin Alvin.

______________________________

Fyuhhh

Pesan author sih percaya boleh, tapi jangan terlalu..

Bukankan diri sendiri sering berkhianat apalagi orang lain? 

Aduh,  malah curhat..

Maaf yaaaa

Jangan lupa vote, komen, dan share yaa.

See You untuk kamu..

Hehe

NISYA ALFIATUL ALFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang